Tahapan kedua adalah neurosis noogenik (noogenic neuroses), yaitu suatu manifestasi khusus dari frustasi eksistensial yang ditandai dengan simptomatologi neurotik klinis tertentu yang tampak (Koesworo,1992). Frankl menggunakan istilah neurosis noogenik untuk membedakan degan keadaan neurosis somatogenik, yaitu neurosis yang berakar pada kondisi fisiologis tertentu dan neurosis psikogenik yaitu neurosis yang bersumber pada konflik-konflik psikologis.
Neurosis noogenik berkaitan dengan inti spiritual kepribadian dan bukan menurut peran serta agama, melainkan suatu dimensi eksistensi manusia, khususnya menunjuk pada konflik-konflik moral (Schults,1991). Neurosis noogenik dapat termanifestasikan dalam tampilan simptomatik yang serupa dalam gambaran simptomatik neurosis psikogenik, seperti depresi, hiperseksualitas, alkoholisme, obsesionalisme, dan tindakan kejahatan.
Crumbaugh dan Maholick menambahkan, bahwa kekurangan makna hidup mengisyaratkan kegagalan individu dalam menemukan pola-pola tujuan dan nilai yang terintegrasi dalam hidup, sehingga terjadi penimbunan energi yang membuat individu lemah dan kehilangan semangat untuk berjuang mengatasi berbagai hambatan, termasuk hambatan dalam mencapai makna (Koesworo,1992). Keinginan terhadap makna akan tetap ada dalam individu, tetapi dikarenakan individu tidak memiliki pola yang terorganisasi sebagai titik tolak pencapaian makna, maka keinginan tersebut tidak dapat terwujud. Sehingga tekanan yang ditimbulkan oleh frustasi eksistensial menjadi semakin kuat. Peningkatan tekanan tersebut menjadikan individu terus-menerus berada dalam pencarian cara-cara yang diharapkan sehingga dapat menjadi saluran bagi pengurangan tekanan tersebut. Cara termudah yang dapat dan seringkali dipilih individu untuk mengurangi tekanan adalah dengan melarutkan diri dalam arus pengalaman yang bersifat kompensasi dan menyesatkan, seperti alkohol, obat bius, narkoba, perjudian, dan melakukan petualangan seksual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H