Celebration of Life
Ketika kehidupan ini terasa berat dan keras dan rasanya 'wajar' untuk mengeluh, maka banyak orang menasehati, Â "C'est la vie" yang diambil dari Bahasa Perancis, yang artinya "Itulah hidup." Maksudnya seberapa keras dan berat nya hidup ini, selama napas masih dikandung badan... yaaa harus dijalani.
Namun jika beban terasa sangat berat dan tidak menyadari bahwa ada TUHAN yang lebih besar daripada masalah yang dijalani, maka banyak orang yang akhirnya melakukan hal-hal yang tidak diperkenan TUHAN, dan ada sebuah pertanyaan terkenal yang menggambarkan hal tersebut, yaitu, "Quo vadis?" yang artinya "Ke mana engkau pergi?"
Pertanyaan itu mengingatkan kita bahwa selama jantung masih berdetak dan nafas masih mengalir, kita sebenarnya tidak dapat lari dan bersembunyi dari kenyataan... namun di titik ini ada beberapa orang memutuskan untuk 'melupakan' masalah dengan memakai obat-obat berbahaya bahkan mengakhiri hidupnya sendiri, yang tanpa disadari pilihan itu justru memberikan masalah baru dalam menjalani kehidupan kekal setelah meninggalkan dunia ini. Bagi yang percaya adanya kehidupan kekal setelah meninggalkan dunia ini, maka ada 2 tujuan yang tersedia yaitu kehidupan kekal di surga atau kehidupan kekal di neraka - koq di neraka hidup kekal? Ya, tidak ada kematian kekal karena di neraka pun roh seseorang tetap hidup tapi dalam siksaan kekal. Quo vadis?
Berat dan keras nya kehidupan membuat banyak anak manusia menjadi lelah dan lemah, tetapi jika kita mengingat bahwa kita ada sebagaimana adanya sekarang karena ada tangan yang Maha Kuasa yang menenun kita di dalam kandungan seorang ibu, artinya kita diciptakan dengan tujuan tertentu sesuai gambar yang sudah dirancang oleh Sang Pencipta. Jadi jika sesuatu terjadi, maka undanglah dan libatkan serta andalkan TUHAN yang maha besar untuk berjalan bersama kita, izinkan TUHAN yang mengambil alih -- 'GOD's is in control'.
'GOD is in control' bukan diartikan pasrah tanpa melakukan apapun, melainkan lakukanlah apa yang dapat kita lakukan dan izinkan TUHAN melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan. Just... ora et labora.
Selanjutnya, mari kita melihat hal yang berhubungan dengan apa yang sudah dibahas di atas.
Pertama kali mengenal istilah "Memento mori" adalah ketika berkenalan dengan seorang rekan sesama insan pariwisata yang memperkenalkan namanya adalah "Mori".
Saya bertanya apakah keturunan Jepang, karena bagi saya, kata 'mori' seperti Bahasa Jepang. Akhirnya Bung Mori yang lahir di Sumatra Barat bercerita tentang asal muasal dan arti nama lengkapnya, "Memento Mori."
Mengutip Wikipedia : "Memento mori", adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya adalah "Ingatlah akan kematianmu", atau "Ingatlah untuk mati." Â Memento mori mengajarkan kita agar kita selalu memberikan yang terbaik dalam hidup ini, dalam kita menjalani aktivitas sehari-hari lakukanlah semuanya itu seolah-olah itu adalah hari terakhir dalam hidupmu, sehingga semua yang kamu lakukan memiliki arti bagi dirimu maupun orang lain.