Mohon tunggu...
Achmad Hafizh
Achmad Hafizh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa

Lahir di Jakarta. Tertarik dengan Ilmu-ilmu Sosial

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Seri "Squid Game" dan Film "Parasite" melalui Pendekatan Ekonomi Politik

22 November 2021   21:20 Diperbarui: 22 November 2021   21:23 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

  • Sinopsis Film "Squid Game" 

Squid Game merupakan salah satu serial Netflix yang berasal dari Korea yang sedang naik daun dengan berjuta-juta penonton serta penggemarnya. Secara garis besar, squid game menceritakan mengenai 456 orang yang sedang mengalami kesulitan dalam perekonomiannya, dimana dalam game tersebut mereka diberi kesempatan melunasi serta akan memiliki kehidupan yang lebih baik apabila memenangkan keseluruhan game yang ada. Seseorang yang memenangkan game, akan mendapatkan 45,6 miliar won setelah menyelesaikan 6 babak permainan. Namun pada dasarnya mereka tidak tahu apa yang menjadi permainan yang mereka lewati, dengan alasan keadilan serta kesempatan yang sama bagi seluruh peserta. Beragam sifat serta watak asli manusia ketika diperhadapkan dengan uang atau harta, sangat diperlihatkan melalui karakter para pemain. Tamak, licik, mengorbankan yang lemah, tidak peduli satu sama lain, egois serta individualisme, tergambarkan dalam serial ini dan sangat dipertanyakan rasa kemanusiaannya. Serial ini terdiri dari 9 episode, yang pada episode 1 dan 2 saja sudah menggambarkan sangat jelas latar belakang para pemain utama bagaimana bisa mereka sampai memilih untuk ikut permainan tersebut. Permainan dimulai pada episode 3, yaitu permainan yang disebut dengan "Lampu hijau lampu merah". Permainan ini, permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak korea, sehingga para peserta menganggap remeh permainan tersebut, mereka tidak mengetahui bahwa ada hal yang disembunyikan dalam sistem permainan tersebut. Faktanya, dalam permainan tersebut, peserta yang terdeteksi bergerak diluar peraturan, akan ditembak mati yang berarti mereka gugur untuk mengikuti permainan selanjutnya. Semua peserta sangat terkejut, dan berpikir untuk menghentikan permainan ini, karena sebelum dilakukannya permainan pertama, telah disetujui bahwa permainan akan diakhiri apabila sebagian besar para pemain ingin menghentikannya, maka dari itu setelah dilakukannya permainan pertama, diadakan voting apakah permainan akan dilanjutkan atau tidak. Hasil voting tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar pemain ingin menghentikan permainannya karena takut akan hilangnya nyawa mereka. Namun, hal itu tidak berlangsung lama, karena pada akhirnya para peserta sebelumnya kembali untuk mengikuti permainan selanjutnya.

Permainan kedua yang dimainkan ialah Sugar Honeycombs atau mengukir gulali, yang cara bermainnya melepaskan bagian utama dengan gambar terdiri dari segitiga, payung, bintang dan lingkaran menggunakan jarum. Dalam permainan ini, apabila bagian utama tersebut tidak dapat diselesaikan dengan sempurna dalam waktu yang ditentukan, maka pemain akan dinyatakan gugur dan ditembak mati, yang tentunya 6 pemeran menonjol lolos pada tahap ini. Setelah selesai babak kedua, para peserta kembali ke ruang peristirahatan mereka, dimana pada malam inilah terjadi pertempuran antar peserta yang haus akan harta. Mereka saling menyerang satu sama lain, agar peserta yang ada semakin sedikit dan uang yang mereka dapatkan akan semakin bertambah, karena setiap satu peserta mati, uang akan terus bertambah. Ada beberapa peserta yang membentuk kelompok demi melindungi diri, namun akhirnya sebagian peserta terbunuh malam itu.

Permainan dilanjutkan memasuki permainan kedua, yaitu tarik tambang. Mereka diminta untuk membentuk kelompok sendiri. Seong Gi-Hun sebagai pemeran utama, mendapatkan kelompok yang jika dilihat merupakan kelompok yang lemah, namun siapa sangka bahwa mereka akan menang. Berkat kakek tua yang bernama Oh Il-nam, yang mengatur strategi secara tidak langsung, membuat mereka memenangkan permainan ketiga ini. Tarik tambang, dilakukan di atas jembatan tinggi dengan sisi lawan yang berseberangan, sehingga apabila lawan kalah akan jatuh dan mati seketika karena jembatan tersebut sangat tinggi. Kelompok yang memenangkan tarik tambang ini, akan lanjut pada babak selanjutnya yaitu permainan kelereng. Mereka diminta untuk memilih 1 orang pasangan yang nantinya akan bermain bersama. Mereka fikir, orang tersebut akan menjadi team, namun ternyata, pasangan yang dipilihlah yang menjadi lawan mereka. Peserta diberi 10 kelereng, dan boleh memainkan permainan kelereng secara bebas tanpa kekerasan namun boleh berbuat curang. Kebanyakan peserta memilih menebak jumlah kelereng, yang pada akhirnya sebagian dari jumlah peserta sebelumnya lolos untuk permainan ke 5.

Permainan ke 5 ini memakan banyak nyawa peserta yang tersisa, yaitu permainan Glass Stepping Stone atau lebih jelasnya ialah melangkah melewati jalur kaca berbentuk kotak, dan mereka harus menebak kaca yang akan dipijak. Apabila kaca yang dipijak berupa kaca tipis, maka peserta tersebut akan jatuh dan mati seperti permainan sebelumnya. Dari permainan ini, hanya 3 orang yang tersisa yaitu Seong Gi-Hun, Kang Sae-byeok dan Cho Sang-woo, namun Kang Sae-byeok mengalami luka dalam pada perutnya saat permainan kaca sebelumnya, sehingga Cho Sang-Woo memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membunuhnya. Tersisa Seong Gi-Hun dan Cho Sang-Woo, dimana mereka akan memainkan permainan terakhir yaitu Squid Game atau permainan cumi-cumi. Permainan ini dibagi menjadi dua, penjaga dan penyerang. Seong Gi-Hun memilih menjadi penyerang, yang harus melewati kepala symbol cumi-cumi yang diisi oleh Cho Sang-Woo. Mereka berdua memiliki pisau ditangan masing-masing sehingga saling menyerang satu sama lain dengan pisau yang akhirnya Seong Gi-Hun dapat mengalahkan Cho Sang-Woo, tetapi ia berubah pikiran dan meminta untuk menghentikan permainan. Saat permainan ingin dihentikan, Cho Sang-Woo memilih untuk menghabisi nyawanya sendiri. Pada menit terakhir episode ini, dijelaskan bahwa Host of the game ialah Oh Il-nam yang merupakan kakek tua peserta sebelumnya, saat dia sekarat diungkapkan dia adalah seorang yang sangat kaya raya.

  • Analisis Film "Squid Game" melalui pendekatan Ekonomi Politik

Film Squid Game menjadi salah satu film yang diperbincangkan saat ini apalagi setelah memecahkan rekor sebagai TV Series paling laris di platform Netflix. Film ini menggambarkan tingginya ketimpangan ekonomi yang terjadi. Film ini menggambarkan bahwa permasalahan-permasalahan ekonomi yang muncul bukan hanya terjadi pada kaum menengah ke bawah, namun juga pada kelas menengah ke atas. Salah satu contoh kasusnya adalah Cho Sang-woo, yang merupakan seorang pialang saham yang kaya raya namun yang akhirnya harus terjebak dalam jeratan hutang yang sangat besar.

Latar belakang permasalahan ekonomi yang dimiliki oleh para peserta mengakibatkan setiap orang berusaha untuk mengalahkan peserta lain demi mendapatkan uang. Situasi yang terjadi dapat digambarkan dengan frasa "Homo homini lupus" yang dikemukakan oleh Thomas Hobbes. Kalimat ini berarti bahwa setiap manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Penyebab terjadinya permasalahan tersebut adalah merosotnya kondisi finansial.

Hal tersebut diperburuk oleh sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi ini melepaskan campur tangan pemerintah dari perputaran roda ekonomi. Pemerintah tidak memiliki andil atas jalannya suatu kegiatan ekonomi yang menyebabkan terjadinya eksploitasi ketenagakerjaan. Dalam konsep ekonomi politik Marxisme, kaum kapitalis cenderung untuk mengeksploitasi para pekerjanya. Para kaum kapitalis memiliki kekuasaan penuh atas para pekerjanya. Akibatnya adalah kaum pemilik modal akan semakin diuntungkan namun para buruh dan pekerja akan semakin miskin hingga terlilit hutang.

Gambaran eksploitasi tenaga kerja dalam film Squid Game selaras dengan apa yang sedang terjadi di Korea Selatan saat ini. Munculnya pandemi Covid-19 membuat perusahaan berusaha untuk menekan pengeluaran mereka, akibatnya adalah eksploitasi pada tenaga kerja atau yang sering disebut "Hell Joseon" oleh masyarakat Korea Selatan . menurut OECD indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index) di Korea Selatan sebesar 40%, yang merupakan salah satu tertinggi diantara negara maju lainnya. Selain itu dalam arus globalisasi di masa modern seperti ini tentunya persaingan dunia kerja semakin berat, karena masyarakat tidak hanya bersaing dengan orang-orang lokal, namun juga bersain dengan orang-orang dari luar negri. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang memperparah kesenjangan ekonomi di Korea Selatan, karena masyarakat yang tidak memenuhi klasifikasi untuk bekerja pada akhirnya menjadi pengangguran atau menjadi pekerja lepas yang sangat rentan untuk di eksploitasi oleh kaum kapitalis.

Besarnya ketimpangan yang terjadi mengindikasikan kurangnya pemerataan pemerintah Korea Selatan dalam memfasilitasi rakyatnya kepada akses pekerjaan dan pemberian jaminan ekonomi agar rakyatnya dapat dijamin kesejahteraannya serta terlepas dari eksploitasi dalam dunia pekerjaan. Kelalaian pemerintah Korea Selatan dalam membuat kebijakan tersebut membuat para pekerjanya rentan untuk dieksploitasi oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Seperti yang kita lihat dalam film Squid Game bahwa kaum elit kapitalis menjadikan para masyarakat menengah kebawah sebagai tontonan dengan iming-iming hadiah uang yang mampu merubah kondisi perekonomian mereka, namun mereka harus mempertaruhkan nyawanya sebagai suatu tontonan bagi kaum elit kapitalis.

Keluarga kim yang terdiri dari sang ayah yang bernama Kim kitae serta memiliki istri yang bernama Park Chung suk kemudian mereka memiliki 2 anak yang bernama Kim Ki Woo serta putrinya yang bernama Kim Ki Jung dan mereka ini tinggal pada sebuah bejjin ha yaitu apartemen bawah tanah yang kecil serta kurang layak. pekerjaan mereka ialah melipat kotak pizza dengan penghasilan yang sangat kecil dan kesulitan buat memenuhi kebutuhan mereka. kemudian suatu hari, sahabat ki woo yang bernama Minhyuk mengunjungi Kim serta memberikan sebuah batu keberuntungan, Minhyuk sendiri berencana bersekolah ke luar negeri sehingga menyarankan ki woo mengambil alih pekerjaannya menjadi pengajar belajar khusus bahasa Inggris buat Park Dahye yaitu anak perempuan dari keluarga kaya Park Dong Ik serta memiliki istri yang bernama Choi Yun Gyo dan mempunyai anak ke 2 yang bernama Dasung, kemudian Ki Woo bersedia menerima tawaran tadi.

Singkat cerita Ki Woo diterima bekerja pada keluarga Park lalu perlahan-lahan keluarga Kim berusaha supaya satu-persatu anggota keluarga mereka bisa bekerja pada keluarga Park yaitu dengan saling merekomendasikan satu sama lain serta berbohong menjadi penyedia jasa professional. lalu saat Yun gyo berniat mencarikan pengajar seni buat dasung, ki woo memanfaatkan kesempatan ini dengan menyarankan seseorang yang bernama Jessica yang dulu pernah sekolah kesenian di Amerika serikat yang ternyata justru Ki jung.

Lalu ki Jung pun diterima di keluarga park sebagai pengajar seni dasung lalu ki jung memfitnah supir keluarga Park. dan Dong ik pun mengusir Sopir itu serta menggantikannya dengan Kitae yang ternyata ayah nya Ki Woo. dan buat terakhir kalinya Kitae berkomplot dengan ke 2 anaknya buat memasukkan Chung Suk jadi ART dengan mencoba memfitnah bahwa pembantu mereka saat ini Mun-Gwang mengidap penyakit TBC.

Suatu Hari, keluarga Park berkemah selama sehari semalam. lalu keluarga kim berpesta di rumah keluarga Park yang dimana mereka menikmati fasilitas. lalu di malam hari ketika hujan deras turun, Mun-gwang tiba-tiba meminta izin masuk ke rumah sebab ingin mengambil sesuatu, sedangkan semua keluarga Kim bersembunyi. kemudian Chung suk mengizinkan Mun-gwang masuk, dan tanpa diduga siapapun mun gwang menunjukkan sebuah bunker tempat suaminya Geun-se bersembunyi selama empat tahun buat menghindari rentenir akibat hutang. serta saat Chung suk mengancam akan memanggil polisi sebab melihat hal itu tanpa sengaja kitae, ki Jung serta ki woo terjatuh saat mengintip. mun gwang pun memanfaatkan hal itu dengan merekam mereka serta mengancam untuk mengirim rekaman itu pada keluarga Park. kemudian Mun Gwang dan Geun-se menyandera mereka, namun ketika Mun Gwang serta Geun-se lengah keluarga Kim berusaha merebut telepon mun gwang serta saling berkelahi di ruang keluarga.

karena hujan sangat deras, keluarga Park tiba-tiba membatalkan liburan mereka dan menelepon Chung-suk. keluarga Kim menyekap Mun-gwang dan Geun-se di bunker, serta membersihkan ruang keluarga dan kemudian bersembunyi, sementara Chung-suk bergegas memasak mie instan sebagaimana yang diminta oleh Yeon-gyo. saat Mun-gwang berhasil melarikan diri menuju ruang keluarga, Chung-suk menendangnya kembali sehingga Mun-gwang terpental ke bawah dan kepala Mun-gwang membentur dinding dan mengalami gegar otak.

kitae, ki Jung serta ki woo meninggalkan rumah dan berlari ke arah apartemen mereka. lalu mereka mendapati lingkungan rumah mereka diterjang banjir, apartemen mereka terendam sampai setinggi dada dan langsung berupaya menyelamatkan barang yang masih mampu diselamatkan. sedang ki woo membawa batu keberuntungan ke sebuah gelanggang olahraga kawasan dimana masyarakat yang kebanjiran diungsikan. serta disisi lain Mun gwang tewas akibat geger otak lalu Geun-se menangis dan murka ingin balas dendam.

lalu keesokan harinya Yun gyo mengadakan pesta ulang tahun buat dasung ia pun mengundang ki jung dan ki woo sementara kitae dan Chung suk diminta datang buat bekerja. serta disisi lain Ki woo membawa batu keberuntungan Ke bunker buat membunuh Geun-se. kemudian Geun-se menyekap ki woo dari belakang serta memukul kepalanya menggunakan batu. lalu Geun-se keluar dari bunker, dia mengambil pisau dapur serta menusuk ki jung di depan para tamu pesta yang ketakutan akan hal itu.

Kitae bersegera buat menghentikan pendarahan Ki Jung lalu dong ik berteriak pada kitae buat mengantarkan dasung ke rumah. kemudian Geun-se berkelahi dengan Chung suk yang dimana Chung suk mengakibatkan tewasnya Geun-se dengan tusukan. serta dari seluruh kekacauan itu kitae memendam kemarahan atas sikap dong ik, kemudian kitae mengambil pisau serta menusuk dong ik sampai meninggal dan kitae pun melarikan diri.

Dan setelah itu, beberapa minggu kemudian ki woo terbangun dari koma, Ki Woo serta ibunya dihukum dengan dakwaan penipuan dan menjalani masa percobaan sementara ki jung meninggal dan kitae menghilang. lalu ki woo menulis surat pada ayahnya yang berjanji bahwa suatu hari dia akan mendapatkan uang yang cukup buat membeli rumah itu sekaligus menyatukan balik keluarga yang tersisa.

  • Analisis Film "Parasite" melalui pendekatan Ekonomi Politik

Film "Parasite" berhasil membuka mata para penonton (baik penonton nasional maupun internasional) karena telah menceritakan realita kehidupan sosial ekonomi masyarakat kelas menengah kebawah di Korea Selatan dan bagaimana mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika film "Parasite" dilihat dari aspek ekonomi politik, maka dapat kita ketahui bahwa Korea Selatan sendiri memiliki masalah ketimpangan sosial yang cukup serius yang dihasilkan oleh sistem perekonomian, yang gagal untuk menciptakan kesetaraan, menghilangkan "wealth gap" bagi penduduk kelas menengah kebawah dan penduduk kelas bawah.

Sebelum melanjutkan lebih dalam analisis dari film ini, kita perlu mengetahui sistem ekonomi Korea Selatan dan kondisi kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah dan kelas bawah di Korea Selatan. Korea Selatan menganut sistem ekonomi liberal / pasar, dimana pada sistem ini masyarakat memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan kegiatan ekonomi, kondisi ekonomi korea selatan juga dapat terbilang maju, bahkan Korea Selatan termasuk dalam ekonomi terbesar ke-12 menurut hasil penelitian IMF/ Dana Moneter Internasional yang diambil pada tahun 2018 (pengukuran data ini berdasarkan produk domestic bruto di pasar/ nilai tukar resmi pemerintah). Namun dibalik kesuksesan ini masalah ketimpangan sosial merajalela.

Ketimpangan Sosial di Korea Selatan menjadi masalah yang terbilang serius. Film "Parasite" merepresentasikan kondisi ketimpangan sosial atau economic inequality disana. Keluarga "Kim" merupakan keluarga yang dapat dibilang sebagai keluarga yang memiliki pendapatan rendah/ miskin, mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan berbagai cara (melipat kotak pizza, dsb). Anggota keluarga Kim dapat diklasifikasi sebagai pekerja tidak tetap / irregular workers, berdasarkan statistik yang dikeluarkan oleh Korea Selatan / Statistics Korea jumlah pekerja tidak tetap pada tahun 2019 adalah sekitar 30% lebih dari seluruh total pekerja dan jumlah ini terus meningkat. Pekerja tidak tetap / irregular workers tidak memiliki tunjangan/ kelebihan seperti pekerja tetap. Mereka tidak mendapatkan asuransi yang umumnya didapatkan oleh pekerja tetap, mereka mendapatkan sedikit bantuan/proteksi buruh, mendapatkan setengah dari apa yang pekerja regular dapatkan, selain itu irregular workers cenderung tidak terjamin untuk mendapatkan pekerjaan, tidak seperti "regular workers".

Berjalannya cerita pada film "Parasite", Keluarga "Kim", terlebih anak lelakinya (Ki-woo) telah mendapatkan pekerjaan sebagai tutor bahasa Inggris untuk keluarga "Park", (meskipun mendapatkan pekerjaan ini dengan cara yang abnormal). Keluarga Park sendiri merupakan keluarga yang kaya, berbeda jauh dengan Keluarga Kim. Tak lama setelah bekerja dengan Keluarga Park, Ki-woo memanfaatkan kesempatannya untuk membuat anggota keluarganya bekerja dengan Keluarga Park. Pada akhirnya film ini berakhir tragis kepada semua tokoh yang ada.

Film karya Bong Joon-Ho mengeksplorasi economic inequality yang dirasakan oleh masyarakat kelas bawah yang ada di Korea Selatan. Di Korea Selatan sendiri kesenjangan antara yang kaya dan miskin cukup tinggi. Menurut data yang disediakan oleh Statistics Korea , dua kelompok orang Korea di antara umur 20 hingga 30 tahun, 20 persen dari mereka memiliki kekayaan yang 35 kali lebih banyak dibandingkan dengan 80 persen lainnya. Kesenjangan kekayaan juga meningkat dari 776 juta won ($650.000 atau setara dengan Rp. 9.247.550.000 dalam rupiah) pada tahun 2019, menjadi 846 juta won ($714.000 atau setara dengan Rp.10.168.748.250) pada tahun 2020. Kesenjangan ini juga diakibatkan oleh monopoli oleh chaebols. Chaebols dapat diartikan sebagai keluarga kaya, warga Korea Selatan melihat bahwa kelompok ini sebagai "aktor" yang mendominasikan perekonomian dan memiliki peran dalam politik Korea Selatan, mereka juga dianggap sebagai konglomerat yang korup. Banyak kalangan muda yang berasal dari Korea Selatan menganggap diri mereka sebagai "Sampo Generation", dimana mereka telah meninggalkan dan menyerah pada pernikahan, kepemilikan anak, dst karena tingginya biaya hidup dan pengangguran. Selain itu tingkat kemiskinan bagi lansia juga sangat parah, pada tahun 2018 setengah dari lansia yang hidup di Korea Selatan hidup bersamaan dengan kemiskinan, dan banyak diantara mereka yang tunawisma.

Dari data yang dikumpulkan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), tingkat kemiskinan di Korea Selatan menempati peringkat yang cukup tinggi (pada 17.4%) mendekati AS pada tingkat 17,8%. (Data ini dipersembahkan diantara negara-negara yang secara finansial sudah maju/ major economies). Secara general orang Korea sedikit kurang puas dengan kehidupan mereka dibandingkan rata-rata OECD, saat diminta untuk menilai kepuasan mereka terhadap kehidupannya di Korea Selatan dari skala 0-10, orang Korea memberikan nilai rata-rata 5,9, lebih rendah dibandingkan rata-rata OECD (dimana rata rata OECD sebesar 6.5).

 

  • Kesimpulan

Film squid game menggambarkan adanya ketimpangan ekonomi yang tinggi, Film Ini juga memperlihatkan kepada kita bahwa masalah-masalah ekonomi itu bukan hanya dapat terjadi baik pada kaum menengah kebawah maupun juga kaum menengah keatas. Masalah-masalah yang timbul dalam film ini menonjolkan adanya penyebab kemerosotan finansial yang diperburuk dengan adanya sistem ekonomi kapitalis yang dianut, dimana pemerintah tidak memiliki campur tangan atas perputaran roda ekonomi sehingga muncullah masalah baru yaitu adanya eksploitasi ketenagakerjaan. Dalam konsep ekonomi politik Marxisme, para kaum kapitalis memiliki kekuasaan penuh atas para pekerjanya. Dengan sistem demikian menurut kami hanya menguntungkan salah satu pihak dimana pemilik modal semakin kaya dan buruh semakin miskin. Dalam film squid game juga kita dapat melihat bahwa kaum kapitalis membuat masyarakat menengah menjadi sebuah tontonan dengan memberikan iming-iming hadiah uang bagi mereka yang mampu merubah kondisi perekonomiannya, dan juga dengan cara mempertaruhkan nyawanya.

Jika film squid game ingin menunjukkan kepada kita terkait adanya masalah-masalah ekonomi baik pada kaum menengah kebawah maupun menengah keatas, maka di film parasite ini lebih terfokus untuk menunjukkan masalah-masalah ekonomi yang terjadi pada kaum menengah kebawah khususnya di korea selatan, selain itu film ini juga mengangkat tentang perbedaan sosial ekonomi yang terfokus pada permasalahan sehari-hari, dan juga cara bertahan hidup yang tergambarkan melalui dua keluarga yang tinggal di korea selatan. Dari film ini kita mengetahui bahwa korea selatan memiliki masalah ketimpangan sosial yang terjadi akibat adanya sistem perekonomian liberal/pasar. Dimana dengan adanya sistem liberal ini masyarakat memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk bisa melakukan kegiatan ekonomi.

Dari kedua film ini maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa nyatanya baik sistem ekonomi kapitalis maupun liberal memiliki sisi baik dan buruk nya masing-masing. Dan juga dari kedua film ini kita dapat melihat bahwa ternyata masih banyak dan tingginya kesenjangan sosial yang ada dalam setiap masyarakat, dimana dengan adanya kesenjangan sosial ini dan kesulitan-kesulitan ekonomi yang mereka alami mereka memiliki cara tersendiri dalam mempertahankan kehidupannya bahkan rela untuk mengorbankan nyawanya.

 

Ditulis Oleh:

  • Itsaar Annury                        2110413091

  • Paskah Valentia                     2110413118

  • Achmad Hafizh Ghifari     2110413119

  • Ali Akbar                                   2110413128

  • Mahalia Sinta Auranti        2110413148

Program Studi/Fakultas           : Ilmu Politik/FISIP

Mata Kuliah/Kelas                       : Dasar-dasar Ilmu Politik/O

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun