[caption id="attachment_265412" align="aligncenter" width="500" caption="Tari Guel Gayo"][/caption]
Kegiatan festival kebudayaan ini penting untuk merawat semangat perdamaian baik di kalangan mahasiswa Aceh sendiri maupun di kalangan masyarakat luas yang telah mendukung proses perdamaian di Aceh.
Demikian dikatakan Kasyful Humam selaku ketua panitia pada festival kebudayaan yang bertajuk “SEUDATI: Seni Budaya Aceh untuk Indonesia” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Nanggroe Darussalam (HIMANAD), bertempat di Bulaksumur Hall, University Club, Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (1/6).
“Perdamaian Aceh melibatkan kerja keras dari beragam unsur masyarakat baik lokal, nasional maupun internasional. Melalui kegiatan ini, ungkapan syukur dihanturkan dan ajakan untuk senantiasa memelihara harapan yang lebih baik bagi masa depan Aceh,” terang Kasyful.
Dengan hanya membayar Rp. 15.000, penonton yang hadir bisa menikmati seluruh suguhan penampilan kesenian kebudayaan aceh, salah satunya Tari Guel dari Sanggar Lungun Ikatan Pemuda Mahasiswa Lut Tawar Yogyakarta (IPEMAH LUTYO) dan juga secangkir kopi gayo yang khas kenikmatannya pada acara festival kebudayaan Aceh.
Dalam festival tersebut, selain Tari Guel, hadirnya Agus PMTOH (Penutur hikayat) dan juga Fikar W. Eda (Penyair), semakin menambah kemeriahan suasana malam itu. Di sana juga ditampikan Rapai Geleng oleh Seniman Perantauan Aceh (SEPAT), Tari Saman Gayo oleh Kram Krum Himanad, Likok Pulo oleh Sanggar Sekolah Tinggi Teknik Adisucipto, Tarek Pukat oleh Sanggar Cut Nyak Dhien dan Ratoh Rampoe oleh Sanggar Seni Kebudayaan Aceh UGM.
Selain dihadiri oleh ratusan penonton, pada festival kebudayaan tesebut juga turut hadir Prof. Dr. Irwan Abdullah (Guru Besar Antropologi UGM) dan juga Tasdir, Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta. (FR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H