Menginjak usia ke-79, kemerdekaan Republik Indonesia menjadi momen refleksi yang mendalam bagi kita semua. Di tengah hiruk-pikuk perayaan yang penuh semangat, di Sei Nagalawan, Kabupaten Bedagai, sekelompok mahasiswa penerima beasiswa Pertamina Foundation dari Universitas Sumatera Utara bersama masyarakat sekitar memilih untuk merayakan dengan cara yang berbeda. Mereka memutuskan untuk berkontribusi langsung dalam menjaga keberlanjutan lingkungan melalui penanaman mangrove, sebuah langkah kecil yang memiliki dampak besar bagi bumi kita.
Pantai Sei Nagalawan, dengan potensi ekowisatanya yang tinggi, menjadi lokasi strategis untuk aksi ini. Terbentang di kawasan ini adalah lahan seluas 500 meter persegi yang siap menampung 200 bibit pohon mangrove. Penanaman mangrove ini bukan hanya sebuah kegiatan seremonial; lebih dari itu, ini adalah perwujudan nyata dari komitmen untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, sebuah langkah konkret menuju keberlanjutan yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Aksi ini diawali dengan pengedukasian tentang pentingnya mangrove dan blue carbon kepada masyarakat sekitar. Edukasi ini tidak hanya menjelaskan manfaat ekologis dari mangrove, seperti peningkatan kualitas udara dan pembentukan kawasan konservasi, tetapi juga menekankan peran pohon ini dalam mitigasi perubahan iklim. Blue carbon, karbon yang diserap oleh ekosistem laut dan pesisir seperti mangrove, adalah salah satu kunci untuk menahan laju pemanasan global.
Puncak dari kegiatan ini adalah penanaman mangrove secara serentak oleh seluruh peserta, termasuk mahasiswa penerima Beasiswa Pertamina Foundation, masyarakat sekitar, dan mitra aksi dari pengurus wilayah pantai. Mereka dengan semangat bergotong-royong menanam bibit-bibit mangrove, menancapkan harapan bagi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Diiringi dengan sorak sorai semangat kemerdekaan, kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar aksi lingkungan---ini adalah perayaan hidup dan keberlanjutan.
Tidak hanya berhenti pada penanaman, acara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan yang mempererat kebersamaan, seperti permainan dan lomba Hari Kemerdekaan bersama anak-anak. Kegembiraan mereka menjadi simbol harapan bahwa generasi mendatang akan terus menjaga dan melanjutkan warisan lingkungan yang lestari ini.
Dampak dari aksi ini sangat terasa. Selain menciptakan area konservasi baru di Sei Nagalawan, kualitas udara di sekitar pantai ini diprediksi akan semakin membaik seiring bertumbuhnya mangrove yang baru ditanam. Lebih penting lagi, kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi lingkungan semakin kuat. Mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat dari aksi ini, tetapi juga menjadi bagian integral dari upaya konservasi yang berkelanjutan.
Keberlanjutan dari program ini pun telah dipastikan melalui koordinasi dengan perwakilan masyarakat pesisir. Mereka akan terus memantau dan merawat mangrove yang telah ditanam, memastikan bahwa aksi ini tidak hanya menjadi sebuah kegiatan satu kali, melainkan awal dari komitmen jangka panjang untuk menjaga lingkungan.
Dengan semangat kemerdekaan yang menyala, aksi ini menjadi bukti bahwa setiap individu memiliki peran dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Bersama menanam, bersama menjaga---itulah pesan yang disampaikan oleh mahasiswa penerima Beasiswa Pertamina Foundation dari Universitas Sumatera Utara dan masyarakat Sei Nagalawan. Mereka telah menanam benih bukan hanya di tanah, tetapi juga di hati kita semua, mengingatkan bahwa keberlanjutan lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
Maka dari itu, mari kita bersama-sama menjaga lingkungan demi keberlangsungan umur bumi yang lebih panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H