Di dunia ini banyak sekali berbagai fenomena yang bisa kita temui. Mulai dari fenomena sosial, fenomena alam, dan masih banyak lagi jenisnya hingga kita sampai pada berbagai fenomena yang ada di dunia sepakbola. Sebagai contoh kecil, di era ini banyak pemain veteran yang sudah mulai meredup penampilannya, sedangkan pemain muda dengan nama-nama baru banyak yang mulai muncul ke permukaan untuk melakukan sengketa kepada para pemain veteran tersebut.
Mereka bermunculan satu persatu. Tak kenal waktu. Mereka bersaing demi mendapatkan nama besar, demi satu tempat di tim utama masing-masing dan menyingkirkan senior mereka yang sudah mulai habis termakan usia.
Cristiano Ronaldo contoh besar yang sudah mulai menurun performanya di usia yang hampir menyentuh 40 tahun, namun ia masih belum menyerah  untuk membuktikan bahwa ia masih menjadi salah satu yang terbaik.
Jika CR7 kehilangan tajinya musim ini, lain halnya dengan rival abadinya yaitu Lionel Messi. Seakan terbangun dari tidur panjangnya Messi menunjukkan performa yang gemilang di awal musim ini dan menunjukkan wajah yang berbeda dengan dirinya di musim lalu.
Kedua pemain yang melambangkan persaingan sehat dalam beberapa dekade terakhir ini akhirnya merasakan dampak menjadi tua. Mereka bahkan tak masuk 3 besar dalam penghargaan bergengsi yang biasanya mereka perebutkan yaitu Ballon D'or 2022.
Disaat sang Robot dan Alien mulai menurun performanya, ini adalah waktu yang tepat untuk bersinar bagi pemain-pemain bintang yang usianya hampir sepantar dengan CR7 dan LM10. Sebut saja nama-nama beken macam Robert Lewandowski, Sadio Mane, Kevin De Bruyne dan Karim Benzema yang bisa dicap 'kurang beruntung' karena mereka hadir dan bermain di era yang sama dengan masa keemasan sang Robot dan Alien tersebut.
Namun, Karim Benzema bisa dibilang paling beruntung karena ia bersinar di saat yang tepat. Sejak kepergian CR7 dari Real Madrid menuju raksasa Serie A Juventus, Los Blancos sempat kesulitan menentukan siapa yang bisa menggantikan sosok kapten timnas Portugal tersebut. Kita semua tau bagaimana kedigdayaan CR7 kala berseragam Los Blancos, selama 10 musim berseragam Putih ibu kota CR7 menjadi monster yang menjamin 40 gol lebih di semua ajang dalam setiap musimnya.
Gareth Bale yang diharapkan menjadi pengganti sang mega bintang justru malah keluar masuk ruang medis dan banyak meninggalkan laga-laga penting. Vinicius Jr kala itu dibeli Los Blancos saat masih usia sangat muda sehingga belum mampu memikul beban berat menggantikan sang mega bintang.Â
Kemudian Mariano Diaz sang pemilik no.7 pasca CR7 hengkang juga tak bisa bicara banyak. Begitu pula Eden Hazard yang ditebus mahal justru mengikuti jejak Bale dan hingga kini belum menemukan performa terbaiknya.
Saat rumit dan genting itulah Karim Benzema menjelma menjadi sosok pemimpin lini depan Los Galacticos. King Karim di 3 musim terakhir menjadi sosok yang tak tergantikan di posisi ujung tombak Real Madrid.Â
Benzema yang sebelumnya justru kerap menjadi sasaran Madridista kala tidak mampu mencetak gol seperti yang dilakukan CR7 kini menunjukkan kualitasnya, meski 34 tahun usianya malah membuat striker berkebangsaan Perancis ini menjadi kian matang di depan gawang lawan.