Kisah Nyata di Balik Angka Setiap tahun ratusan ribu pekerja Indonesia, baik TKI maupun TKW, meninggalkan negara untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Data resmi yang dikeluarkan oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BPMI ) menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja migran asal Indonesia berada di negara seperti Malaysia, Arab Saudi, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura. Namun, angka-angka tersebut hanya mencerminkan sedikit dari kenyataan yang mereka hadapi. Di balik statistik tersebut, terdapat perjuangan, pengorbanan, dan terkadang penderitaan yang menyertai perjalanan hidup mereka.
Daya Tarik Kerja di Luar Negeri
Upah tinggi menjadi alasan utama mengapa banyak orang memilih menjadi TKI atau TKW. Misalnya, gaji sebagai pekerja rumah tangga di Hong Kong bisa mencapai Rp7 juta hingga Rp10 juta per bulan, jauh lebih besar dibandingkan rata-rata upah minimum di Indonesia. Namun, bukan hanya uang yang menjadi motivasi. Beberapa pekerja mengungkapkan bahwa pengalaman kerja di luar negeri memberikan mereka peluang untuk belajar keterampilan baru dan membantu keluarga mereka keluar dari lingkaran kemiskinan.
Â
 Kisah Haru di Balik Pengorbanan
Siti (34), seorang TKW di Arab Saudi, menceritakan bagaimana ia harus meninggalkan anaknya yang masih bayi demi mencari nafkah. "Setiap malam saya menangis karena rindu, tapi saya ingat tujuan saya yaitu memberikan pendidikan yang layak untuk anak saya," katanya. Kisah Siti adalah satu dari ribuan cerita serupa yang menggambarkan pengorbanan besar yang harus dihadapi para TKI dan TKW demi masa depan keluarga mereka.
Â
Tantangan yang Dihadapi di Negeri Orang
Meski banyak yang berhasil, tidak sedikit yang menghadapi tantangan berat. Mulai dari perlakuan tidak adil, pelecehan, hingga masalah hukum, para TKI dan TKW sering kali berada dalam posisi rentan. Contohnya adalah kasus Ani, seorang TKW di Malaysia yang bekerja 16 jam sehari tanpa hari libur. "Kami hanya ingin dihargai seperti manusia," ungkapnya.Â
Â
Peran Pemerintah dalam Melindungi Pekerja Migran