Mohon tunggu...
Farhan Rifqi Attijani
Farhan Rifqi Attijani Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Hobi Fotograper

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peternak Lebah Madu Rugi Besar Saat Musim Hujan? Ternyata Ini Penyebabnya

5 Januari 2023   09:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   10:14 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Lebah biasa di sebut tawon madu, peternak rugi besar jika hujan terus menerus seperti saat ini, peternak lebah kebingungan mencari tempat yang tidak hujan terus menerus, karena butuh nektar bunga untuk pakan lebah. 

Penyebabnya utama ketika hujan datang, lebah sulitnya untuk menemukan nektar bunga. Dikarenakan ketika mendung lebah kembali ke sarangnya masing - masing, lebah mencari makanan dari terbit matahari sampai matahari tenggelam, menunggu untuk keesokan harinya jika ingin keluar mencari makanan, jika tidak cuaca dingin, karena lebah mencari  makan saat cuaca hangat. 

Ketika musim hujan lebah bertahan hidup, terpaksa memakan madu yang di peroleh sendiri, dan juga memerlukan polen dan air untuk kelangsungan hidup anggota koloninya.Peternak lebah memberi makan dengan memberikan madu asli atau olahan gula, untuk mengimbangi pasokan koloninya dan untuk merangsang pertumbuhan larva atau pupa. Disini letak kerugian besar jika hujan terus menerus tiada henti peternak harus memberi makan gula setiap hari 14 kilogram, setiap 100 kotak lebah

Penghasil madu dari tawon anjlok merosot ketika musim hujan karena harus memberi makan gula atau klosa setiap harinya, meroket hasil panen madu apabila musim tumbuh bunga dan cuaca hangat, teruntuk harga di tentukan 80 ribu per botol sirup Marjan, juga tergantung nektar yang tawon yang ia hisap. Rasa madu tergantung tawon menghisap nektar bunga, seperti saat ini tawon menghisap randu maka madu juga mengeluarkan bau randu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun