[caption caption="Mayor Infantri Andi Firmansyah"][/caption]Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Ini merupakan Salah satu perkembangan teknologi budidaya pertanian yang layak disebarluaskan. Hal ini disebabkan oleh semakin langkanya sumberdaya lahan, terutama akibat perkembangan sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan. Teknologi budidaya pertanian sistem hidroponik memberikan alternatif bagi masyarkat yang memiliki lahan sempit atau yang hanya memiliki pekarangan rumah untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai.
Seperti yang sempat saya lihat di perumahan dinas KODAM XVI Pattimura, tepatnya di depan Rumdis Jabatan KAINFOLAHTA , jl Kesatriaan No 2, Ambon,
Tampak berjejer botol-botol bekas air mineral yang dibuat sedemikian rupa, hingga bisa menjadi wadah menanam berbagai macam sayuran,
[caption caption="memanfaatkan botol bekas"]
[caption caption="tidak butuh tempat yang luas"]
Saat itu terlihat Mayor inf Andri Firmansyah yang juga lulusan Sarjana Pertanian Univ.Muhammdiyah palembang, terlihat sedang merapikan tanaman-tanaman yang ada.
“ ini merupakan gebrakan baru di sini, dan ini perlu dikembangkan “ katanya,
Lanjutnya “ ini merupakan ide dari KAINFOLAHTA KODAM XVI PATTIMURA, KOL.INF Rayen Obersil, jadi saya yang juga lulusan sarjana pertanian langsung membuat hal ini “
Terlihat beberapa jenis sayuran yang siap di panen, seperti Sawi dan Selada, dan ternyata ini telah kali ke 6 , panen sayur hidroponik di sini,
“ butuh 25 hari untuk panen Sawi dan kurang lebih sebulan untuk panen selada” lanjutnya,