Kemarin tepatnya pada tanggal 9 April 2014, Pileg telah selesai dilaksanakan. Pileg yang merupakan bagian dari Pesta Demokrasi terbesar di Indonesia ini, dilaksanakan di seluruh provinsi di Indoenesia mulai dari Sabang sampai Merauke.
Quick Count (hitung cepat) pun langsung dilakukan dan sudah menghasilkan gambaran dari berapa persentase suara yang didapatkan oleh para seluruh partai yang mengikuti Pemilu 2014. Hasil dari hitung cepat itu pun dijadikan oleh partai-partai untuk saling berkoalisi agar bisa maju ke babak selanjutnya yaitu Pilpres 2014.
Salah satu akun twitter anonim yang bergerak di bidang politik, yaitu Akun Ratu Adil menganalisa bagaimana peta koalisi partai-partai pasca Pileg melalui akun twitternya @ratu_adil tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Quick Count yang diupdate tadi malam sampai sekitar pukul 20.00 WIB, menghasilkan persentase yaitu, PDIP 19,43%, Golkar 15,02%, Gerindra 11,83%, Demokrat 9,79%, PKB 9,43%, PAN 7,59%, PPP 7,10%, PKS 6,45%, Nasdem 6,30%, Hanura 5,18%, PBB 1,34% dan PKPI 0,97%.
Untuk maju ke Pilpres, setiap partai harus mendapatkan kuota 25%. Artinya, dengan hasil yang ada di atas, setiap partai harus berkoalisi agar bisa maju ke Pilpres. Pertanyaannya, bagaimanakah peta koalisi pasca Pileg 2014? Seperti yang dianalisa oleh akun Ratu Adil berdasarkan Quick Count, akan muncul tiga blok, yaitu Blok Merah (PDI-P), Blok Kuning (Golkar), dan Blok Orange (Gerindra).
Tim PDIP membocorkan bahwa akan berkoalisi dengan PKB, PAN, dan Nasdem dengan mengusung Jokowi sebagai Capres dan Cawapresnya masih dalam pembahasan.
Tim Golkar membocorkan akan berkoalisi dengan PKS, Hanura, PBB, dan PKPI dengan mengusung Ical/ARB sebagai Capres dan Cawapresnya masih dalam pembahasan.
Tim Gerindra membocorkan akan berkoalisi dengan PPP dengan mengusung Prabowo sebagai Capres dan Cawapresnya juga masih dalam pembahasan.
Proyeksi dari koalisi di atas juga masih dalam pembahasan dan belum fix, selain itu Parta Demokrat juga belum menentukan arah akan berkoalisi dengan siapa. Apabila Demokrat akan berkoalisi dengan Gerindra, kuota suara belum cukup untuk maju ke Pilpres karena hanya 20%an.
Surya Dharma Ali yang sudah memberikan komitmen ke Prabowo untuk koalisikan Gerindra dengan PPP sedang digoyang di internal PPP melalui mosi tidak percaya dari 26 DPW. Apabila dia jatuh, koalisi Gerindra dengan PPP akan gagal.
Terkait dengan hal tersebut, Demokrat harus menunggu kepastian nasib koalisi Gerindra dengan PPP dan setelah itu baru bisa menentukan hasil konvensi Capres Demokrat dan juga menentukan arah koalisi. Apabila koalisi Gerindra dengan PPP tidak tercapai, Demokrat akan melaksanakan Plan B yaitu merapat ke Golkar. Itulah sebabnya dalam menentukan Cawapres, Golkar masih menunggu kepastian dari Demokrat apakah akan merapat ke Gerindra atau ke Golkar.
Kesimpulannya adalah Golkar menanti kepastian dari arah Demokrat yang menanti nasib Blok Gerindra yang bergantung pada situasi internal PPP. Melihat dari hal tersebut, sejauh ini hanya Blok PDIP bersama PKB, PAN, dan Nasdem yang sudah hampir pasti dengan posisinya.
Apabila Surya Dharma Ali jatuh, maka PPP akan gagal berkoalisi dengan Gerindra, dan Demokrat akan pindah haluan ke Blok Golkar. Apabila itu yang terjadi, maka di Pilpres 2014 hanya akan ada dua blok, yaitu Blok Merah dan Blok Kuning. Prabowo pun terancam tidak bisa maju ke Pilpres.
Seperti itulah analisis dari akun Ratu Adil. Cukup menarik memang, tetapi hal tersebut belum tentu akan benar-benar terjadi karena hanya merupakan sebuah analisis dan semua kemungkinan masih ada karena sampai saya menulis artikel ini, persentase suara masih terus berubah karena penghitungan belum selesai.
Mudah-mudahan, Capres yang maju dalam Pilpres 2014 merupakan calon-calon pemimpin yang berkualitas dan bisa memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Hidup Rakyat Indonesia !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H