4. Infeksi Jamur pada Saluran Pencernaan
Jamur juga dapat menyerang saluran pencernaan. Infeksi jamur pada saluran pencernaan seringkali disebabkan oleh Candida albicans, yang merupakan jenis jamur yang biasanya ditemukan di mulut, tenggorokan, dan usus. Pada orang yang sehat, jumlah Candida dalam tubuh terkendali, tetapi ketika sistem kekebalan tubuh melemah atau keseimbangan bakteri dalam usus terganggu, jamur ini bisa berkembang biak secara berlebihan dan menyebabkan infeksi.
Gejala infeksi jamur pada saluran pencernaan meliputi diare, kembung, sakit perut, dan kadang-kadang mual. Infeksi ini dapat lebih serius pada orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau HIV/AIDS.
5. Infeksi Jamur Sistemik: Bahaya yang Lebih Serius
Selain infeksi jamur pada kulit dan saluran pernapasan, jamur juga dapat menginfeksi organ dalam tubuh, suatu kondisi yang dikenal dengan istilah infeksi jamur sistemik. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai jenis jamur, termasuk Candida, Aspergillus, dan Cryptococcus. Infeksi jamur sistemik cenderung terjadi pada orang dengan kekebalan tubuh yang sangat lemah, seperti penderita kanker, orang yang menjalani transplantasi organ, atau pasien yang menggunakan obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh.
Infeksi jamur sistemik dapat menyerang berbagai organ, termasuk jantung, ginjal, dan otak. Gejalanya bisa sangat bervariasi, mulai dari demam, menggigil, hingga kebingungan atau gangguan mental jika infeksi menyerang otak. Infeksi jamur sistemik memerlukan penanganan medis yang intensif dan pengobatan dengan obat antijamur yang kuat, biasanya diberikan melalui infus atau pil.
6. Faktor Risiko yang Meningkatkan Kemungkinan Infeksi Jamur
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi jamur, antara lain:
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Penderita HIV/AIDS, diabetes, atau mereka yang mengonsumsi obat imunosupresif berisiko lebih tinggi terkena infeksi jamur.
- Lingkungan lembap dan hangat: Jamur tumbuh subur di tempat yang lembap dan hangat, sehingga individu yang sering berada di area dengan kelembapan tinggi, seperti kolam renang atau sauna, lebih rentan terkena infeksi jamur kulit.
- Penggunaan antibiotik atau kortikosteroid: Penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat mengubah keseimbangan bakteri dalam tubuh dan memberi peluang bagi jamur untuk berkembang biak. Begitu juga dengan penggunaan kortikosteroid yang bisa menekan kekebalan tubuh.
- Kontak dengan individu yang terinfeksi: Beberapa infeksi jamur, seperti kurap dan kaki atlet, dapat menyebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.
7. Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Jamur
Pencegahan infeksi jamur dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan tubuh, menghindari lingkungan lembap yang mendukung pertumbuhan jamur, serta menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat. Menggunakan pakaian yang bersih dan kering serta menghindari berbagi barang pribadi seperti handuk atau alas kaki juga sangat membantu dalam mencegah infeksi jamur.
Selain itu, calendula telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kulit, termasuk infeksi jamur. Calendula memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi, dan penyembuhan yang dapat membantu meredakan peradangan dan mengurangi infeksi pada kulit yang terkena jamur. Krim atau salep calendula dapat diaplikasikan langsung pada area yang terinfeksi untuk mempercepat penyembuhan. Untuk infeksi jamur yang lebih serius, obat antijamur dari dokter mungkin tetap diperlukan, namun calendula dapat digunakan sebagai pendukung untuk perawatan kulit.