Mohon tunggu...
Farhan Mohammad
Farhan Mohammad Mohon Tunggu... -

Pengembala gelisah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Derita Ingatan

29 Juni 2013   12:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:15 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I

Akhir telah tiba, ia hanyalah garis yang menggores kenangan
(tak penting mengingat wajah yang enggan mempertemukan cerita)
cobalah tanyakan pada bumi saja! dia paling tau tentang manusia pelupa.
lalu peluklah, cium aroma tanahnya. dialah mimbar setia yang menyimpan kata-kata lalu

II
hati yang gembira kala bunga kecil menyapa dan menyalami diri
dan kemesraan lengkung bibir membentuk cekungan sederhana yang meluluhlumpuhkan mata
kata-kata canggung dan tatapan-tatapan yang pernah mendekatkan diri masing-masing
hingga tak percaya bagaimana bisa akhir kisah dimulai diawal cerita

III
enyahlah ingatan,
bawalah masa-masa itu berlalu dari ruang-ruang pilu ini
dan biarkan harapan hidup bersambung ke muka
menuju cerita selanjutnya
tanpa ingatan lalu yang menyiksa

IV
diri yang lemah
mengingat cerita, menderitakan ingatan
diantara rindu menggedor-gedor pintu hati, perpisahan telah dulu menjemput diri ini yang lain

Tentang bunga kecil dan renggutnya yang terburu-buru

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun