Bagaimana dengan kasus Lapindo, Bakrie Life, Maladewa, dan lainnya?
Jakarta – Calon Presiden Prabowo Subianto secara terbuka menyatakan bahwa jika ia terpilih pada 9 Juli nanti, maka Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie akan diangkat menjadi Menteri Utama. Ini jabatan setingkat perdana menteri yang dalam sistem parlementer tak lain merupakan kepala pemerintahan.
Mau lihat videonya? Berikut link cuplikan videonya.
Aburizal Bakrie dikenal sebagai sosok yang kontroversial. Dia dikepung sejumlah persoalan, antara lain:
- Lumpur Lapindo
Lumpur Lapindo menenggelamkan 641 hektare lahan di enam desa di Sidoarjo, Jawa Timur. Mei tahun lalu, Aburizal berjanji menyelesaikan pembayaran sisa ganti rugi sebesar Rp680 miliar sebelum 2014. Diundurkan menjadi November, sampai 2013 berakhir komitmen ini belum juga diselesaikan.
- Bakrie Life
Nasabah Bakrie Life terus berunjuk rasa menuntut pembayaran hak mereka. Tunggakan Bakrie Life kepada nasabahnya yang masih belum diselesaikan masih tersisa Rp280 miliar.
- Bakrie Group dililit hutang segunung
Menurut data Bloomberg, delapan perusahaan terbuka Bakrie per akhir September 2013, dililit hutang total sebesar US$8,1 miliar atau setara Rp . Dari total itu, sekitar US$2,7 miliar jatuh tempo sebelum September 2014 mendatang.
- Tuduhan penggelapan pajak
Mantan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan bersaksi di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 28 September 2010 menerima suap US$3 juta dari Grup Bakrie untuk mengurusi perkara pajak tiga perusahaan kelompok usaha itu. Masing-masing untuk mengurus surat banding ketetapan pajak PT Bumi Resources Tbk, surat ketetapan pajak untuk PT Kaltim Prima Coal dan pemutihan pajak PT Arutmin. Gayus merinci, untuk urusan KPC dia dibayar US$500 ribu; Bumi US$500 ribu; dan Arutmin US$2 juta.
- Plesiran ke Maladewa bersama artis muda
Belum lama ini beredar video Aburizal plesiran bersama artis molek Marcella Zalianty dan adiknya, Olivia. Mereka terlihat menginap di sebuah villa mewah di tepi laut. Aburizal Bakrie membantah kepergiannya ke Maladewa ini untuk “urusan yang bukan-bukan” tapi untuk studi banding industri pariwisata di negeri itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H