Mohon tunggu...
Farhan Hadi
Farhan Hadi Mohon Tunggu... Penulis - Jika ingin hidup kita Dimudahkan, maka mudahkanlah Hidup orang lain

Anak-anak memang tidak pernah bagus dibidang mendengarkan orang yang tua, Namun mereka tidak pernah gagal untuk meniru mereka.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Identitas Gender AUD

29 Desember 2021   11:34 Diperbarui: 29 Desember 2021   12:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebetulan akhir-akhir ini saya balik menonton film-film usang yg telah pernah saya tonton sebelumnya. Nah jadi kemaren, saya balik nonton film, judulnya Inside Out. Kayaknya kalian tau dengan filmnya. Dan film ini, relatif menarik perhatianku, & menurutku ini bakal seru banget buat dibahas.

Soalnya, ini kan film kartun gitu. Jadi pada pikiranku awalnya, paling ya cuma untuk menghibur doang. Justru sehabis saya tonton, justru terdapat pelajaran yg sanggup diambil & pelajaran itu bakal saya share pada tulisanku kali ini. Tapi, gak papa banget kalo engkau belum menononton film ini, lantaran tentu saja saya nir akan bercerita poly mengenai isi filmnya, akan tetapi saya mau menyebarkan terkait isi pelajarannya aja. Jadi, engkau baca goresan pena ini hingga terselesaikan ya, supaya engkau menerima pelajarannya secara utuh. Film ini menceritakan tentang gadis yang berusia sebelas tahun bernama Riley Andersen dimana pada pikiran beliau itu terdapat beberapa emosi tidak sinkrontanpa tersolisikan. Emosi itu digambarkan pada 5 karakter.

Yang pertama terdapat Joy menjadi wujud kebahagiaan, Sadness menjadi wujud kesedihan, terdapat Fear wujud menurut rasa takut, terdapat Anger menjadi wujud marah, & yg terakhir, terdapat Disgust menjadi wujud menurut rasa jijik. Nah, jibila kita perhatikan nih, 5 karakter yg terdapat pada Film Inside Out itu sebenarnya itu merupakan emosi dasar yg dimiliki setiap orang. Studi menemukan bahwa karakter seorang itu dipengaruhi sang satu emosi tertentu, lantaran emosi ini akan membangun cara kita memandang dunia, program kita mengekspresikan diri, & cara kita buat merespon orang lain.

Pada awal cerita dalam Inside Out ini, karakter Joy merupakan karakter yg paling lebih banyak didominasi pada diri si Riley. itu menandakan riley punya petunjuk yang kuat individual seorang anak senang. Hal itulah yg menciptakan karakter Joy bahwa Riley selalu mencicipi kebahagiaan. Akibat karakter joy yang selalu ditunjukan film justru kepribadian sadness di cap sebagai penghambat.

Sadness jadi merasa bahwa pribadinya itu nir bermanfaat pada kepribadian Riley & hanya terdapat buat memperburuk emosinya aja. Terlebih, Joy jua selalu berusaha mencegah Sadness setiap kali beliau ingin mengontrol pikiran si Riley. Lantaran, Joy nir mau Riley merasa sedi gara-gara pikirannya dikontrol sang si Sadness ini. pokoknya tuh, Sadness ini selalu dilihat negatif deh. Tapi pelan-pelan, Sadness jua sanggup mengontrol pikiran Riley & kita sebagai memahami bahwa nir segalnya kesedihan itu merupakan suatu hal yg buruk. Ada pada scene dimana Joy sadar bahwa Sadness ternyata jua krusial pada kehidupan Riley. Secara gak eksklusif Sadness lah yg menciptakan Riley menerima dukungan orangtuanya saat beliau kalah pada pertandingan hoki.

Sadness jua yg menciptakan orangtua & sahabat-temannya menghiburnya & beliau balik menerima kebahagiaan. Lantaran faktanya, kesedihan itu tidak selamanya negatif kok. Justru, kesedihan yg kita tunjukkan akan menarik orang lain buat menghibur & menemani kita sampai kita balik mencicipi kebahagiaan. Seperti yg dialami sang Riley pada scene tersebut. Akhirnya, Joy jua sadar nih, jibila kelima emosi ini mempunyai kiprah mereka masing-masing. Gak terdapat emosi yg lebih krusial, seluruh sama & mempunyai porsi mereka sendiri. Lantaran Joy telah sadar, akhirnya Joy telah nir pernah lagi melarang Sadness buat mengontrol pikiran Riley & membiarkan Riley mencicipi kesedihannya. Lantas, pelajaran apa sih yg sanggup kita ambil menurut Film Inside Out ini? Pertama, film ini sebenarnya mengajarkan kita jibila kebahagiaan itu bukan cuma mengenai kegembiraan saja, misalnya perhatikan saja kepada joy yang loss control kepada pikiran riley yang begitu meresahkan baginya. Lantaran, justru disituah Riley sanggup mencicipi kebahagiaan yg kebih pada lagi. Meskipun Joy ini merupakan bagian menurut kebahagiaan jua, akan tetapi bukan berarti kita nir boleh mencicipi emosi lain buat selalu merasa senang . Kebahagiaan jua sanggup kok diwarnai sang emosi lain termasuk kesedihan. Jadi, jangan takut buat mencicipi kesedihan atau emosi lainnya. Selama itu nir merugikan engkau , its really fine buat dirasakan.

Kedua, jangan pernah memaksakan diri engkau buat terus senang . Di film ini, terlihat jibila terdapat semacam dorongan buat memaksakan Riley selalu mencicipi kebahagiaan yg mana sebenarnya itu nir membantu Riley buat konsentrasi terhadap hidupnya jua. Justru, cara itu menciptakan emosi Rily nir karuan bahkan hingga Riley kabur menurut rumahnya. Ya, menjadi insan lumrah aja jibila tujuan hayati engkau merupakan mencicipi kebahagiaan, akan tetapi jangan pernah memaksakan diri engkau buat selalu merasa senang. Hal ini jua dirasakan sang orang-orang yg mengalami depresi. Dimana, mereka mencicipi kehilangan Joy pada pikiran mereka. Ketiga, kesedihan itu sangat krusial buat kesehatan mental & kesejahteraan kita.

Seperti yg telah saya ceritakan tersebut, kesedihan yg Riley nikmati justru menciptakan beliau menerima dukungan menurut orangtua & sahabat-temannya. Lantaran hal itu, Riley merasa lebih dekat menggunakan mereka & berpotensi membarui memori yg penuh menggunakan kesedihan ini sebagai memori yg bermakna lantaran merasa orang pada sekitarnya peduli.

Di kehidupan konkret jua sama, seluruh emosi mempunyai kiprah krusial pada hayati kita. Jadi, nikmati & alami saja. Kalau sanggup jangan ditolak, lantaran seluruh emosi itu yg justru menciptakan kita sebagai seseorang insan yg berfungsi. Lagipula, siapa memahami jibila seluruh emosi itu engkau nikmati & alami secara sahih & sehat, engkau sanggup sebagai lebih senang misalnya Riley. Kalau pada kehidupan sehari-hari misalkan engkau murung nih, lantaran poly sekali menerima beban tugas perkuliahan, engkau sebenarnya mempunyai beberapa opsi buat menolak murung itu tersebut.

Seperti opsi buat nir murung & memasang muka senang . Tapi, yg terjadi merupakan engkau menentukan opsi buat menekan rasa murung itu kuat-kuat, akhirnya beberapa tahun berikutnya, mungkin memori itu justru sebagai memori yg murung & penuh menggunakan amarah lantaran belum dialami dan dituntaskan. Tapi lain halnya jibila yg dipilih merupakan opsi dimana engkau merogoh opsi buat mencicipi emosi murung ini. setelahnya, barangkali engkau menentukan buat menceritakannya ke sahabat engkau & sahabat engkau menaruh dukungan dan membuatmu tersenyum.

Akhirnya, beberapa tahun sehabis insiden itu merupakan memori yg bittersweet, dimana engkau murung akan tetapi disaat bersamaan engkau jua bahagia soalnya terdapat sahabat engkau yg mendukung & menghibur engkau . Keempat, engkau mempunyai kendali buat mengingat memori menggunakan mencicipi & mengekspresikan emosi waktu itu. sang karenanya, krusial bagi kita buat sanggup mengenal & mengekspresikan seluruh emosi yg kita nikmati. Dengan catatan, engkau perlu sanggup mengontrol emosi kita. Caranya, merupakan kita perlu buat tak jarang-tak jarang membaca atau menonton video tentang pembelajaran menaikkan kecerdasan emosional. Dengan melakukan hal ini, nantinya kita sebagai lebih terbiasa & tentu saja lebih cerdas pada mengelola emosi dasar yg eksklusif kita miliki. Nah itu tersebut beberapa hal yg saya & engkau sanggup ambil menjadi pembelajaran menggunakan menonton film ini. Semoga goresan pena ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun