Mohon tunggu...
Farhan Fatoni
Farhan Fatoni Mohon Tunggu... Aktor - Menulis adalah suatu keharusan

Memulai dari belajar menulis hingga bisa berpikir rasionalis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbisnis Vaksin, Antigen, PCR, dan Lain-lain

25 November 2021   23:15 Diperbarui: 25 November 2021   23:23 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bisnis adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang termask dalam proses pembuatan,pembelian,penjualan, atau pertukaran barang maupun jasa dan untuk menghasilkan uang, dalam istilah lain bisnis bisa juga disebut dengan jual beli, pada masa pandemi seperti sekarang banyak orang yang melakukan bisnis maupun jual beli dari berbagai macam hal, mulai dari menjualkan barang hingga jasa , pada masa pandemi sekarang banyak orang yang beralih profesi menjadi seorang penjual ataupun pebisnis , dikarenakan susahnya maupun ada batasan dalam beraktifitas diluar yang dimana banyak dampak dari pandemi sehingga orang-orang banyak yang di PHK atau putusan hubungan kerja,yang dimana asal dari sumber penghasilan orang dari pekerjaan yang dimana setelah di PHK banyak orang bingung untuk mencari pekerjaan sehingga alternatif dari itu banyak dari mereka membuka usaha jual beli ataupun bisnis , banyak bisnis dan berbagai macam bisnis yang dilakukan masyarakat untuk mencari rezeki.

Hingga tak banyak dari mereka yang berhasil dalam memulai bisnis karena banyak keterbatasan orang untuk membeli dikarenakan susahnya mencai rezeki dimasa pandemi , akan tetapi bagaimana jika hal yang dijadikan bisnis tersebut adalah hal yang sangat dibutuhkan dimasa pandemi seperti halnya vaksin, swab, genose, PCR maupun yang lainnya apakah kita pernah berpikir bahwa adanya campur tangan bisnis dalam hal tersebut ? Ya, kita akan mengulas leih lanjut tentang bisnis yang marak menjadi perbincangan sekarang yakni bisnis vaksin,swab , genose, PCR dll

Banyak orang berspekulasi maupun mengemukakan pendapat mereka tentang vaksin itu adalah bisnis dari para kaum elit juga termasuk dalam swab, genose, dan PCR. Bukan hanya dilakukan oleh kaum elit akan tetapi juga banyak dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, seperti halnya juga kita ketahui jika sudah banyak varian vaksin yang berbeda beda dari pabrik farmasi yang berbeda beda, dan susahnya lagi dari setiap vaksin dari pabrik yang berbeda mereka menggebu gebu untuk menunjukkan bahwa varian vaksin milik mereka lebih ampuh ataupun yang lainnya, yang bisa dikatakan hal ini menjadi perang bisnis antar kaum elit pemilik perusahaan farmasi , mereka menggebu gebukan mengumumkan varian baru virus yang kemudian mereka menjual vaksinnya untuk negara negara diseluruh dunia, tak hanya satu varian vaksin akan tetapi perang antara vaksin satu dan lainnya pun semakin memanas yang dalam artian perang bisnis sudah terjadi disini, hal ini menjadikan kita berpikir bahwa varian baru dari virus apakah itu memang berasal dari virus itu yang berevolusi atau berasal dari pabrik farmasi tempat pembuatan vaksin tersebut, bisnis ini menjadi isu panas yang sangat penting dilirik karena ada orang-orang yang menggunakan pandemi ini sendiri sebagai sebuah ladang bisnis.

Kemudian tes yang dilakukan untuk mengetahui terjangkit virus atau tidak yang dimana setiap tes yang dilakukan menggunakan uang, yang dimana harga yang dikeluarkan pun tak sedikit dengan jarak tempo hari yang sangat cepat , memang perlu dilakukan tes kepada masyarakat untuk mengantisipasi atau menanggulangi masyarakat yang terjangkit akan tetapi melihat kondisi masyarakat ditengah pandemi yang dimana masyarakat bayak yang di PHK atau banyak masyarakat kehilangan pekerjaan atau sumber penghasilan , akan tetapi masyarakat diwajibkan untuk tes tak murah harga dari sekali tes bisa hingga ratusan ribu yang dimana bisa diapakai untuk makan beberapa hari, pada masa awal pandemi maraknya tes dan jika dihitung dari alat dan biaya yang lainnya mungkin masih bisa sisa setengahnya pada masa awal ini harga tes bisa mencapai ratusan ribu mahalnya yang dimana keuntungan diraup pun tak sedikit kemudian pemerintah menurunkan harga tes akan tetapi itupun masih menjadi suatu keberatan karena masih dirasa mahal, kemudian diciptakan genose yang murah akan tetapi dihapus dikarenakan dirasa kurang akurat, mau tak mau masyarakat harus menggunakan antigen dan para penumpang pesawat diwajibkan menggunakan PCR yang dimana harganya bisa setegah dari harga tiket pesawat, melihat dari kondisi ini kewajiban dari pemerintah seakan-akan membuat atau menggunakan pandemi ini sebagai ladang bisnis bagi mereka, hal ini sangat ada kaitan dengan pancasila , kaitan yang pertama adalah kaitan dengan sila kedua yang dimana tidak mendasari rasa iba terhadap masyarakat yang terdampak pandemi dengan mewajibkan dan menetapkan harga yang tinggi , kemudian keterkaitan dengan sila ke empat tentang kepempimpinan yang disalah gunakan untuk berbisnis, hal ini menjadikan saya sempat berpikir sejenak tentang perihal vaksin dll dimasa pandemi tak hanya itu banyak bisnis lain yang mendasari pandemi sebagai alasan utamanya atau dasar utamanya yang dimana di sisi lain masyarakat juga perlu kemudahan , banyak dari mereka mendasari bahwa pandemi harus dihentikan dengan ini itu dll, mewajibkan ini itu dll tanpa melihat kondisi ekonomi masyarakat pada umumnya sehingga banyak kebijakan kebijakan yang seakan akan rakyat terasa dibebani maupun dirugikan, semoga pandemi ini disegerakan berakhir amin amin

tulisan ini hanya sebatas opini bukan sebagai sumber utama, mohon dikaji lebih mendalam dibaca berbagai macam sumber lainnya, apabila jika dari saya ada salah mungkin anda bisa ikut turut berkomentar memberii sanggahan maupun menyalahkan agar saya bisa menjadi lebih baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun