Mohon tunggu...
farhan efendi
farhan efendi Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Menjalani hidup seperti air mengalir dan menerima semua takdir Allah dengan iklas karena yakin Allah maha pengatur yang sempurna

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Koyaknya Merah Putih (Sebuah Refleksi Tentang Nasionalisme)

7 Agustus 2015   19:20 Diperbarui: 7 Agustus 2015   21:55 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Suasana menjelang tanggal 17 agustus sungguh berbeda saat ini dengan masa kecil saya tahun 90-an di suatu desa bernama kradenan yang terletak di timur kabupaten grobogan jawa tengah,masih jelas terekam dalam memori saya suasana menyambut dirgahayu saat itu, dimulai dari pemasangan bendera merah putih di depan rumah semua warga begitu memasuki bulan agustus,juga di sepanjang jalan dikampung dipenuhi bendera merah putih kecil yang diikat dengan benang dan diikat secara zig zag disepanjang jalanan kampung,TVRI yang merupakan satu satunya televisi menyiarkan film film bertema nasionalisme/patriotisme seperti janur kuning,serangan fajar (saya sudah lupa judul judul yang lain) dan seperti anak anak di kota atau desa desa lain,setelah selesai menonton film paginya kami anak anak kecil main perang2an meniru tokoh tokoh yang kita tonton......saya dulu sering pura pura berperan jadi komarudin yang melakukan serangan sebelum tgl 1 maret karena lupa tgl....dengan kepala diikat merah putih dari improvisasi dasi pramuka dan pistolan/tembakan dari pelepah pisang kami serasa benar benar ada dijaman penjajahan,sekolah sekolah pun tidak ketimggalan menyambut bulan agustus dengan mengadakan berbagai lomba,mulai lomba cerdas cermat,berbagai olah raga sampai lomba memasak tumpeng antar kelas dengan bimbingan wali kelas masing masing 

Tapi saat ini sungguh jauh suasananya agustus saat ini seperti bulan bulan biasa,nilai kesakralan bulan agustus telah hilang,tv tv sekarang lebih senang menyajikan acara termehek mehek yang membuat anak anak jaman sekarang menjadi sosok yang dewasa belum waktunya,tidak ada lagi anak anak bangga dengan ikat bendera merah putih dikepala,tidak ada lagi pekikan merdeka ketika perang perangan............

Sudah saatnya para praktisi pendidikan memikirkan solusi untukembangkitkan jiwa nasionalisme pada siswa siswa sekolah,karena merekalah nanti yg akan menjadi generasi penerus.....nasionalisme adalah kata yang tiada bermakna lagi......telah hilang rasa haru bahkan meneteskan air mata ketika sang saka dikibarkan........... Upacara bendera saat ini tak lebih dari sekedar kewajiban tanpa ke khidmatan.....pada akhirnya nasionalisme hamyalah seonggok kata tanpa makna dan merah putih tak lebih dari sekedar kain yang di jahit

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun