Mohon tunggu...
Farhan Danahiswara
Farhan Danahiswara Mohon Tunggu... Freelancer - esa hilang, dua terbilang, patah tubuh, hilang berganti

Mahahsiswa Planologi UNEJ 2018 Semester 3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UAS Perencanaan Pertanian Industrial

20 Juni 2020   17:43 Diperbarui: 20 Juni 2020   17:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Critical Review Jurnal:

STUDI INTEGRASI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI DAN AGROWISATA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI BEKASI, KABUPATEN BOGOR

Penelitian pada jurnal ini dilatarbelakangi oleh penurunan kualitas lingkungan, fisik dan sosial-budaya serta distribusi nilai tambah yang dihasilkan kurang dinikmati oleh pelaku usaha tani di kawasan wisata alam Bogor--Puncak--Cianjur. Solusi yang diajukan ialah peningkatan potensi nilai tambah melalui studi integrai pengembangan agroindustri dan agrowisata DAS Kali Bekasi dengan upaya agar keseimbangan distribusi peningkatan potensi nilai tambah antar kedua sektode tersebut dan upaya penyebaran wisatawan di kawasan DAS Kali Bekasi, Kabupaten Bogor.

            Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasi pengembangan agroindustri dan agrowisata, Penelitian ini menggunakan 3 tahapan, yaitu tahap perencanaan inagorita, tahap analisis potensi nilai tambah inagroita, dan tahap rancangan pengembangan kawasan inagroita.

Pada tahapan Perencanaan Inagorita penulis melakukan beberapa kegiatan, diantaranya yaitu:

  • Seleksi penentuan lokasi potensial DAS kali Bekasi yang dilakukan dengan dua tahapan seleksi AHP dan dibantu dengan alat excpert choice 2000
  • Seleksi penentuan komoditas prospektif dan produk agroindustri menggunakan MPE dan alat bantu program yaitu microsoft excel
  • Analisis kelayakan usaha komoditi menggunakan Net Benefit of Cost Ratio
  • Analisis kelayakan usaha produk agroindustri menggunakan Net Benefit of Cost Ratio dan BEP
  • Penentuan jenis antraksi wisata melalui wawancara dan focus group discussion.

Lalu selanjutnya, pada tahap analisis potensi nilai tambah inagorita, penulis menggunakan kajian berupa analisis kualitatif dan kuantitatif, serta analisis simulasi dan optimasi menggunakan linear programing dengan alat bantul excel solver.

Tahapan yang terakhir ialah rancangan pengembangan kawasan inagorita. Tahapan ini dilakukan oleh penulis dengan melalui analisis kelayakan investasi menggunakan kriteria analisis financcial seperti NPV, PBP, IRR, BEP, dan NetB/C, serta tinjauan  manajemen pengelolaan atau kelembagaan dan   kebijakan pengembangan kawasan.

Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode, diantaranya seperti:

  • Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk melakukan seleksi penentuan lokasi yang dilakukan dengan 2 tahap.
  • Penilaian Kriteria dan alternatif. Metode tersebut diajukan kepada 5 pakar yang diantaranya ialah Peneliti, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, BP DAS Citarum-Ciliwung, dan PT. Mekar Unggul Sari.
  • Metode perbandingan ekspontial (MPE). Digunakan untuk penentuan pilihan komoditas prospektif dan penentuan produk agroindustri unggulan.

Selanjutnya ialah pembahasan mengenai hasil pada jurnal yaitu:

  • Perencanaan Inagorita Seleksi Penentuan lokasi potensial DAS Kali Bekasi Tahap 1. Hasil penilaian kriteria dan alternatif dilakukan oleh 5 pakar menggunakan metode AHP dan alat bantu expert choice 2000 dan mendapatkan hasil yaitu pada urutan pertama adalah DAS Hulu Kali Bekasi dengan nilai 358, lalu urutan kedua ialah DAS Hilir Kali Bekasi dengan nilai 346, dan urutan terakhir ialah DAS Tengah Kali Bekasi denngan jumlah nilai 296.

  • Selanjutnya ialah seleksi penentuan lokasi potensial DAS Hulu  Kali Bekasi Tahap 2. Proses pengerjaann tidak berbeda dengan tahap 1 yaitu tetpa menggunakan metode AHP dan alat bantu expert choice 2000 serta penilaian tetap dilakukan oleh 5 pakar, perbedaanya hanya terdapat pada kategori pemilihan yaitu menjadi lebih mengerucut. Lalu hasil yang didapat adalah DAS Hulu Atas Kali Bekasi menempati urutan 1 dengan nilai 365, lalu DAS Hulu Bawah dengan nilai 330, dan yang terakhir adalah DAS Hulu Tengah dengan nilai 305.

  • Seleksi penentuan komoditi, pada tahap ini pemberian nilai bobot diberikan dari 5 pakar yang menghasilkan data sebagai berikut, padi dengan nilai 10,22 , singkong 10,10 , bambu 9,45 , pisang 9,38 , kopi 9,29.

  • Tabel 3   Hasil Penentuan Komoditi Menurut Kombinasi Pendapat 5 Pakar

    • No.
    • Komoditi
    • DAS Hulu Atas
    • DAS Hulu Tengah
    • DAS Hulu Bawah
    • Nilai
    • Urutan
    • 1
    • Padi
    • 41
    • 37
    • 38
    • 10,22
    • 1
    • 2
    • Ubi Jalar
    • 30
    • 26
    • 22
    • 9,01
    • 6
    • 3
    • Singkong
    • 39
    • 36
    • 37
    • 10,10
    • 2
    • 4
    • Manggis
    • 23
    • 15
    • 19
    • 8,05
    • 12
    • 5
    • Nanas
    • 17
    • 13
    • 20
    • 7,64
    • 14
    • 6
    • Pala
    • 29
    • 14
    • 19
    • 8,28
    • 11
    • 7
    • Kopi
    • 31
    • 29
    • 27
    • 9,29
    • 5
    • 8
    • Bambu
    • 34
    • 31
    • 26
    • 9,45
    • 3
    • 9
    • Sengon
    • 24
    • 17
    • 19
    • 8,21
    • 8
    • 10
    • Jamur Tiram
    • 22
    • 16
    • 18
    • 8.02
    • 10
    • 11
    • Kemiri
    • 22
    • 12
    • 18
    • 7,79
    • 13
    • 12
    • Pisang
    • 32
    • 28
    • 30
    • 9,38
    • 4
    • 13
    • Jagung
    • 31
    • 22
    • 31
    • 9,14
    • 7
    • 14
    • Biofarmaka
    • 25
    • 15
    • 20
    • 8,19
    • 9
    • Bobot
    • 0,379
    • 0,295
    • 0,326
    • 1

    • Seleksi penentuan produk agroindustri unggulan. Pada tahap ini hanya terdapat 3 pakar yang memberikan penilaian terhadap produk agroindustri unggulan dengan hasil yang didapat sebagai berikut, tepung beras dengan nilai 33.465, tepung singkong 33.754, furniture bambu 35.461, keripik pisang 35.830, dan kopi bubuk 35.456.
    • Analisis kelayakan usaha komoditi dan produk agroindustri. Hasil analis dilakukan menggunakan B/C ratio untuk masing masing komoditi, hasil yang didapat, padi B/C ratio sebesar 1.53, singkong 2.38, bambu 1.53, pisang 1.84, dan kopi 1.79. Sedangkan hasil untuk produk agroindustri sebagai berikut tepung beras B/C ratio sebesar 2,29; tepung singkong 1,34; furniture bambu 1,8; keripik pisang 1,37; kopi bubuk 2,6.
    • Jenis atraksi wisata. Tahapan ini dilakukan dengan proses survei lapangan dan wawancara serta FGD dengan pakar dan pelaku agrowisata, hasil yang didapat terbagi menjadi 4 poin, yaitu jenis atraksi wisata 1, jenis atraksi wisata 2, jenis atraksi wisata 3, dan jenis penunjang atraksi wisata.
    • Manajemen pengelolaan/kelembagaan. Pengelolaan penggabungan antara agroindustri dan agrowisata di dalam satu kawasan pengembangan wilayah DAS Hulu belum terlaksana, hasil tersebut didapat atas hasi survei lapangan dan wawancara dengan Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pertanian dan Kehutanan  Kabupaten Bogor, dan pengelola Taman Wisata Mekarsari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun