Mohon tunggu...
Farhan Azhwin
Farhan Azhwin Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

A prospective Indonesian scientist | "Learning from your mistake makes you smart while learning from other people's mistake makes you genius, keep being beneficial for others who actually need it"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Begini Cara Kanker Menyebar Melalui Aliran Darah

28 Agustus 2016   08:52 Diperbarui: 28 Agustus 2016   09:08 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penyebaran sel kanker (sciencealert.com)

Penyakit kanker merupakan penyakit yang disebabkan pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak normal dan terus membelah diri dengan cepat dan tidak terkendali. Penyakit ini merupakan pembunuh terbesar pertama di dunia. Kini jumlah penyakit kanker bertambah hingga 6,25 juta orang. Selanjutnya diperkirakan 9 juta orang meninggal karena kanker dalam waktu 10 tahun mendatang dan bagi negara-negara yang berkembang, kemungkinan terkena kanker akan lebih besar lagi karena mayoritas penderita kanker berada di negara berkembang.

Para ilmuwan telah menemukan bagaimana penyebaran sel kanker ini ke aliran darah yang diawali dari sel tumor. Penemuan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan sekunder kanker bergerak melalui dinding pembuluh darah kecil dengan menargetkan sebuah molekul yang dikenal sebagai death receptor. Hal ini kemudian memicu proses self-destruct di dalam pembuluh darah sehingga memungkinkan sel kanker untuk menyebar.

Menurut tim dari Goethe University Frankfurt dan Max Planck Institut di Jerman, menonaktifkan reseptor ini dapat secara efektif memblokir penyebaran sel-sel kanker asalkan tidak ada cara alternatif kanker untuk mengakses aliran darah. "mekanisme ini dapat menjadi titik awal untuk mencegah pembentukan metastasis ini" jelas pemimpin peneliti, Stefan Offermanns. 

Penangkapan pertumbuhan sekunder adalah sangat penting, karena sebagian besar kematian akibat kanker disebabkan oleh tumor asli, namun karena penyebaran sel kanker untuk menerobos dinding pembuluh darah, sel-sel kanker menargetkan sel endotial tubuh, yang mana merupakan garis interior darah dan pembuluh limfatik. Mereka melakukan ini melalui proses yang dikenal sebagai necroptosis atau sel mati yang terprogram.

sel tumor meninggalkan pembuluh dan membentuk metastasis (sumber: MPI for Heart and Lung Research)
sel tumor meninggalkan pembuluh dan membentuk metastasis (sumber: MPI for Heart and Lung Research)
Gambar tersebut menjelaskan bahwa sel mati yang terprogram tersebut dipicu oleh adanya molekul reseptor DR6 tadi (yang berwarna biru) kemudian sel kanker mengincar sel endotel tubuh melalui proses necroptosis ini (adanya interkoneksi antara reseptor sel endotel dengan mediator) sehingga membuka celah dinding pembuluh darah dan sel kanker akan dengan leluasa bergerak melewat gap tersebut atau mengambil keuntungan dari melemahkan sel di daerah sekitarnya (sumber bisa dilihat disini). Tim juga mengamati perilaku yang sama pada sel yang tumbuh di tikus.  Tikus yang telah dimodifikasi secara genetik yang mana reseptor DR6 dinonaktifkan akan berdampak pada berkurangnya proses necroptosis dan metastasis. 

Langkah selanjutnya adalah mencari efek samping yang disebabkan oleh penghentian sel reseptor ini (DR6) dan mencari tahu apakah manfaat yang sama dapat dilihat pada manusia, jika ada maka cara ini merupakan cara yang efektif dan berpotensi dalam memperlambat penyebaran kanker, selain itu masih ada hipotesis lain tentang bagaimana metastasis ini menyiasati tubuh untuk menyebabkan pertumbuhan sekunder.

Berdasarkan studi yang dijelaskan diatas, tidak semua kanker memilki perilaku dengan cara yang sama, yang mana membuat kita mencari tahu bagaimana mereka beroperasi dengan cukup sulit, namun semakin kita mengetahui betapa kompleks dan bervariasi penyakit ini, semakin besar pula kesempatan  untuk menghadapi dan mencegah penyakit tersebut. 

Sumber : disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun