Mohon tunggu...
Farhan Azhwin
Farhan Azhwin Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

A prospective Indonesian scientist | "Learning from your mistake makes you smart while learning from other people's mistake makes you genius, keep being beneficial for others who actually need it"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengejar IPK atau Ilmu?

26 Agustus 2016   07:20 Diperbarui: 26 Agustus 2016   08:06 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat yudisium tiba, tidak ada yang lebih penting bagi mahasiswa selain nilai. Ada yang bilang bahwa indeks prestasi kumulatif atau biasa disingkat IPK kerap menjadi fokus utama para mahasiswa-mahasiswi yang menempuh perkuliahan. Mereka tentunya berharap tidak ingin mendapatkan ipk dibawah standar tertentu karena takut dianggap rendah oleh orang lain, selain itu juga dengan ipk dibawah standar akan sangat sulit mencari kerja di era sekarang,

 jika ada kompetensi dalam memperebutkan satu posisi antara seseorang (misal si A) yang ber-IPK dibawah standar dengan si B meraih IPK cumlaude  di suatu perusahaan multinasional atau swasta, mayoritas perusahaan pasti memilih kandidat dengan IPK yang gemilang, begitupun jika ingin mendapatkan beasiswa, ipk menjadi syarat awal untuk bisa lolos ke tahapan selanjutnya (walau ga semua pihak beasiswa menerapkan demikian).

Dalam dunia pendidikan di indonesia, nilai seperti menjadi dewa, dipuja-puja tetapi kita sekalipun tidak mengerti apa esensi dari sebuah nilai, bila nilai sudah didapat namun tak mengerti sebuah konten perkuliahan. Jangan penah  menjudge bahwa orang yang ber-IPK rendah memiliki kualitas yang rendah pula,

sudah banyak kita mendengar dan melihat mereka-mereka yang sukses meraih karirnya namun dulunya IPK mereka hanya dibawah standar, dan kita pun tak bisa menafikkan bahwa ipk tinggi pun banyak yang lebih sukses. IPK hanya mengantarkan kita sampai gerbang awal saja, ibarat kalau dalam ilmu kimia, ipk hanya berada di kulit elektron terluar, kemudian selanjutnya tergantung bagaimana wawasan dan pengalaman kita menghadapi persoalan tertentu.

Sebenarnya sah-sah saja bila kita mengejar ipk juga ilmu, toh karena ipk tinggi tentunya orangtua pun akan merasa bangga akan kita, tak sia-sia mereka membiayai pendidikan untuk kita jadi mereka pun berharap lebih ke kita. Kita pun tentunya kedepan ingin mudah dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi kita,  Namun kita pun sangat perlu untuk memikirkan, setelah lulus ini kita akan dapat apa, apakah hanya selembar ijazah saja, atau ingin memperoleh ilmu. apa ilmu yang saya geluti ini cukup untuk bekal karir saya kedepan atau tidak. 

Ada hal-hal yang jauh lebih penting ketimbang hanya mengejar ipk seperti ilmu tentang perilaku sehari-hari kita seharusnya juga ikut berkembang dengan baik. Lebih memahami bagaimana berinteraksi dengan orang agar tidak bersikap sombong dan menyakiti hati mereka dengan kata-kata kita. 

Semua orang memiliki jalan yang berbeda-beda untuk mendapatkan sebuah prestasi, tak perlu resah bila ipk kita rendah, karena kita pun masih bisa mengembangkan potensi kita untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi segala tantangan kedepan. Persiapan mental yang kuat untuk masuk didunia pekerjaan pun seharusnya kita pelajari ketika kuliah. Jadi intinya, ipk bukan segalanya ya. yang penting adalah apa yang sudah kita dapat.  

Terakhir, bila kalian sudah mendapatkan prestasi dengan ipk yang cumlaude. Tentunya harus belajar dengan mengikuti pidato dari Erica Goldson. Lulusan terbaik itu menyinggung satu hal penting.

“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.”

Salam

Author

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun