Mohon tunggu...
Farhan Azhwin
Farhan Azhwin Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

A prospective Indonesian scientist | "Learning from your mistake makes you smart while learning from other people's mistake makes you genius, keep being beneficial for others who actually need it"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tubuh yang Tidak Mengeluh

18 Agustus 2016   19:18 Diperbarui: 18 Agustus 2016   19:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (lintasnews.com)

Mengeluh merupakan salah satu penyakit hati yang sering kita alami saat ini, namun pernahkah menghitung seberapa sering kita mengeluh dalam satu hari ini, diawali dengan bangun di pagi hingga tertidur lelap di malam hari. Hati yang terombang-ambing oleh sebuah masalah yang tak tahu kapan bisa terselesaikan membuat munculnya rasa keluh di dalam diri. Membayangkan segala akibat dan konsekuensi dari masalah yang terjadi, namun kita mengetahui dan paham bahwa yang dekat dengan diri kita saat ini tak ada hentinya berproses dalam menjalankan segala aktivitas kita sehari-hari. Ya, itulah tubuh kita sendiri. Betapa pedulinya setiap organ dalam tubuh kita yang menjalankan segala fungsinya dengan baik dan terstruktur namun tak pernah sekalipun mengeluh untuk kita. 

Sekalipun pada saat kita tidak ditimpa musibah pun masih saja tetap mengeluh, jalanan yang macet, anak yang nakal, gaji ditunda, tugas banyak dan berbagai macam persoalan kehidupan lainnya kita pun mengeluh. Mengeluh yang tak ada ujungnya lama kelamaan akan menumpuk dan menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit yang padahal kita sendiri yang membuatannya. Kurangnya rasa syukur dalam diri merupakan salah satu faktor utama kita mengeluh

Misalnya ketika teman dekat kita sudah memiliki pekerjaan tetap, kita yang masih belum mendapatkan status pegawai tetap seringkali mengeluhkan kapan bisa diangkat menjadi tetap, padahal tanpa kita sadari diluar sana masih banyak diantara kita yang belum mendapatkan pekerjaan, bahkan untuk makan pun begitu sulitnya, keluhan yang seperti ini membuat kita akhirnya jatuh sakit dan timbul masalah-masalah lain yang kita tak pernah ketahui. 

Adalah hal yang penting bagi kita untuk melihat bagaimana tubuh menjalankan segala aktivitasnya tanpa disertai dengan keluh kesah. Penulis membayangkan bagaimana bila sebuah paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida mengeluh tidak ingin menjalankan fungsinya untuk menyaring banyaknya racun udara yang telah kita hirup. Kemudian jantung yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi darah, betapa panjangnya jalur (pembuluh) yang harus dilewati darah di dalam tubuh kita yang mencapai kurang lebih ratusan ribu kilometer, pembuluh yang harus dilewati ini merupakan pembuluh yang kompleks dan rumit, bisa dibayangkan apabila jantung ini mengeluh karena kelelahan memompa darah yang jumlahnya berton-ton banyaknya.  

Begitupun apabila kita jatuh sakit, betapa dengan sigapnya respon tubuh kita dalam mengatasi berbagai macam penyebab penyakit. mengeluarkan sejumlah antibodi untuk menyerang patogen-patogen yang dapat merusak organ tubuh kita dan berbagai macam sistem pertahanan lainnya hanya supaya kita bisa bisa kembali pulih seperti semula. Jika saja sistem imunitas kita ini mengeluh membebaskan berbagai kuman dan penyakit hinggap di sel tubuh kita. Maka sudah dipastikan mau beraktivitas pun tak mungkin kita rasakan. 

Untuk itu, ada kalanya ketika saat mengeluh itu menghampiri kita, fikirkanlah kembali tentang sejauh apa tubuh kita dalam membantu setiap perjalanan kehidupan kita, tentang bagaimana tubuh kita sangat benar-benar peduli terhadap kondisi kesehatan kita dan tentunya sudah menjadi kewajiban kita untuk senantiasa mensyukuri apa yang sudah kita dapat meskipun itu tidak banyak. Sudah semestinya kita bersyukur karena diluar sana masih banyak orang yang kondisinya lebih sulit dibandingkan kondisi kita saat ini. Mengeluh hanya akan menjadi benalu dan menghambat setiap proses kehidupan yang akan kita lalui kedepan.  

Salam

Author

18 Agustus 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun