Mohon tunggu...
Farhan Alfarizy
Farhan Alfarizy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/farhanalfarizy_

Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Hobi Sepak Bola dan Basket

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Invasi Irak ke Kuwait dalam Perspektif Realisme

8 November 2022   17:40 Diperbarui: 17 November 2022   02:35 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Definisi

Realisme klasik adalah teori hubungan internasional yang diciptakan pada era pasca perang dunia untuk menjelaskan bahwa politik internasional adalah konsekuensi dari sifat manusia. Pemikiran tentang hubungan internasional tentu sudah ada jauh sebelum ilmu hubungan internasional menjadi  disiplin ilmu tersendiri, salah satu pemikir hubungan internasional yang muncul jauh sebelum hubungan internasional itu sendiri  adalah Thucydides.
 

Thucydides (60 SM - 395 SM) adalah seorang sejarawan  dan penulis Yunani dari Alimos (wilayah Yunani). Bukunya "History of the Peloponnesian War" berkisah tentang perang  antara Sparta dan Athena pada abad ke-5 SM. Melalui bukunya, Thucydides disebut sebagai bapak "sejarah ilmiah".

Sebagai ahli teori realisme dalam hubungan internasional, Thucydides memberikan empat kategori realisme.

1. Hakikat manusia adalah titik tolak realisme dalam hubungan internasional. Kaum realis melihat orang pada dasarnya egois dan mementingkan diri sendiri, sejauh kepentingan pribadi mengalahkan prinsip-prinsip moral.

2. Kaum realis umumnya percaya bahwa tidak ada pemerintahan dan bahwa hubungan internasional selalu anarkis.

3. Karena hubungan internasional selalu anarkis,  negara berusaha meningkatkan kekuatannya untuk mencapai keamanan dan menggunakan kekuatan seimbang untuk menolak potensi. agresor. Perang itu dilakukan untuk mencegah negara-negara peserta  menjadi lebih kuat secara militer.

4. Kaum realis umumnya skeptis tentang pentingnya moralitas dalam politik internasional. Hal ini membuat mereka berpendapat bahwa moralitas tidak memiliki tempat  dalam hubungan internasional, atau ketika ada ketegangan antara tuntutan moral dan tuntutan tidak bermoral untuk tindakan politik, negara dapat bertindak sesuai dengan moralitas mereka sendiri, yang berbeda dari moralitas yang diterima secara umum.
 

Realisme lebih memilih politik kekuasaan daripada kerja sama internasional. Ini didasarkan pada asumsi realistis bahwa setiap negara memiliki kemampuan kekerasan dan kemampuan material yang memengaruhi perilaku negara, dan  tidak mengherankan bahwa perang adalah cara terpenting untuk mencapai kepentingan nasional.
 

Pembahasan

Invasi Irak ke Kuwait, atau lebih dikenal dengan Perang Teluk Persia, adalah contoh peristiwa nyata yang menggambarkan perspektif realistis dari penurunan ekonomi Irak setelah delapan tahun perang dalam Perang Iran-Irak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun