Tren ini tentunya dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan pembangunan perekonomian Indonesia, namun yang terpenting, digitalisasi akan membantu masyarakat dan negara bertahan  dalam situasi krisis akibat pandemi COVID-19. Menurut World Economic Forum (2018), perkembangan teknologi digital dapat berkontribusi terhadap kemajuan sosial suatu negara dengan menciptakan masyarakat digital.
Dalam hal ini, teknologi dapat membawa manfaat dengan mendorong standar hidup yang lebih tinggi dan memberikan kenyamanan hidup yang lebih baik bagi masyarakat.Namun, teknologi digital  memiliki dampak negatif terhadap lapangan kerja, peningkatan kesenjangan, distribusi kekayaan, dan misinformasi.Setiawan (2017) menyebutkan dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi digital. Dampak positif dari era digital antara lain: Akses informasi yang Anda butuhkan dengan lebih cepat dan mudah.
Pertumbuhan inovasi di berbagai bidang yang berfokus pada teknologi digital dan penyederhanaan proses bisnis. Munculnya media massa berbasis digital, khususnya media elektronik, sebagai sumber pengetahuan dan informasi masyarakat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Munculnya berbagai sumber belajar yang dapat meningkatkan mutu pendidikan, seperti perpustakaan online, media pembelajaran online, dan diskusi online. Munculnya bisnis elektronik seperti toko online yang memberikan kemudahan dalam memperoleh berbagai barang kebutuhan.
Kemungkinan dampak negatif  digitalisasi  antara lain: Risiko pelanggaran hak kekayaan intelektual (HAKI) karena kemudahan akses data  dan dorongan penipuan oleh plagiator. Ancaman pemikiran pintas. Anak-anak sepertinya dilatih untuk berpikir pendek dan kehilangan fokus. Mengancam menyalahgunakan pengetahuan untuk melakukan tindak pidana seperti pembobolan sistem perbankan (moral rendah).
Tidak memanfaatkan teknologi informasi secara efektif sebagai media atau alat pembelajaran. Misalnya: Mencetak e-book dibandingkan hanya mengunduhnya, mengunjungi gedung perpustakaan dan bukan hanya e-library, dll. Dalam Society 5.0, semua anggota masyarakat akan terbebas dari  kendala yang tidak dapat diatasi dan  akan dapat terlibat dalam beragam Anda akan terus memiliki kebebasan untuk bersenang-senang. Konsep ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan individu, pemecahan masalah, dan penciptaan nilai.
Seluruh anggota masyarakat  hidup, belajar, dan bekerja tanpa mengalami diskriminasi atau penindasan individualitas lainnya berdasarkan gender, ras, kebangsaan, dan lain-lain. Namun dampak positif atau negatifnya akan bergantung pada bagaimana kita masing-masing menyikapi teknologi ini. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi digital selama beberapa dekade terakhir, Jepang mencetuskan ide yang disebut  Society 5.0 .
Konsep Society 5.0 juga menekankan kebebasan seluruh masyarakat dari kesenjangan yang diciptakan oleh konsentrasi kekayaan dan informasi. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi kapanpun dan dimanapun. Masyarakat terbebas dari kendala sumber daya dan lingkungan serta dapat hidup berkelanjutan di wilayah mana pun.
Pentingnya literasi digital Perkembangan digitalisasi dalam dunia usaha dan dalam skala yang lebih luas dan umum harus dibarengi dengan keterampilan digital. Literasi digital  merupakan isu yang sangat penting, terutama di Indonesia, dimana kesenjangan digital masih ada seiring dengan masih belum meratanya pembangunan dan industrialisasi di negara ini. Di masyarakat sendiri (bahkan  masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa), kesenjangan digital masih sering terlihat.
Lee & Hidayat (2019) menjelaskan bahwa konsep kesenjangan digital banyak ditafsirkan oleh para peneliti sebagai "ketidaksetaraan keterampilan dan kemampuan dalam menggunakan teknologi. Dalam hal ini, tingkat kemampuan yang berbeda  menggunakan teknologi seperti Internet dengan cara yang berbeda. Untuk mengoptimalkan penggunaan Internet dan memenuhi kebutuhan spesifik, Internet tidak hanya harus  tersedia dan dapat diakses oleh publik, namun juga digunakan secara efektif.
Jika pengguna tidak dapat menggunakan teknologi secara efektif,  mereka hanya akan memiliki akses, namun hal tersebut tidak berarti kesenjangan digital telah teratasi. Menurut Norris (2001,  Lee & Hidayat, 2019), negara berkembang dapat mendorong pembangunan ekonomi  dan meminimalkan kemiskinan dengan bantuan teknologi.Memberikan akses internet kepada masyarakat  kurang mampu dan meningkatkan kualitas penggunaan teknologi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Untuk membangun budaya digital yang seimbang dalam masyarakat, diperlukan penciptaan peluang digital bagi seluruh anggota masyarakat untuk memanfaatkan TIK secara produktif dalam kehidupan sehari-hari  dan berpartisipasi secara sukses dalam konsumsi dan produksi sumber daya masyarakat.Misalnya saja dalam dunia pendidikan, teknologi digital tidak hanya memfasilitasi pembelajaran online, namun juga berperan penting dalam berbagi sumber daya,  menghubungkan pihak yang membutuhkan sumber daya (demand) dengan pihak yang memilikinya (offer).