Fakultas Pertanian UNISRI mengadakan Penyuluhan Pemanfaatan Eceng Gondok Sebagai Pakan Fermentasi untuk Ternak Kambing/Domba

Pada hari Minggu, 29 September 2024 telah dilaksanakan kegiatan Seminar dan Workshop Pemanfaatan Eceng Gondok sebagai Pakan Fermentasi untuk Ternak Kambing/Domba bertempat di Dusun Sawahan RW 19, Telukan, Kec. Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang dihadiri oleh bapak-bapak warga sekitar. Peserta kegiatan ini terdiri dari peternak, mahasiswa, dan dosen Fakultas Pertanian UNISRI. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta sebagai bentuk penyuluhan dan pengabdian Masyarakat untuk memberikan solusi pakan ternak yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Kegiatan seminar workshop dimulai pada pukul 09.00 WIB diawali dengan pembagian modul/brosur seminar yang berisikan tentang materi atau penjelasan mengenai pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan fermentasi. Selanjutnya, acara resmi dibuka pada pukul 09.15 WIB oleh MC Saputro (Mahsiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian UNISRI) yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan susunan acara dan sambutan resmi oleh Bp. Sugiarto selaku Ketua RW 19 Dukuha Sawahan dan Bp. Ir Sartono Joko Santosa, MP yang menekankan pemanfaatan secara maksimal dengan dengan adanya potensi sumber daya alam yang melimpah.

Sambuten oleh Dosen Fakultas Pertanan  Bp. Ir Sartono Joko Santosa, MP (Dokpri)

Setelah sambutan, sesi utama seminar dimulai dengan penyampaian materi oleh pembicara utama, Farhan Adib Suryo yang merupakan Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian UNISRI. Dalam presentasi ini, Farhan Adib Suryo menguraikan berbagai aspek tentang eceng gondok, mulai dari karakteristik biologisnya hingga potensi penggunaannya sebagai pakan fermentasi yang kaya nutrisi. Pembahasan ini meliputi:

• Eceng Gondok: Tantangan dan Potensi

Pembicara menjelaskan tentang permasalahan eceng gondok sebagai tanaman invasif yang sering menjadi masalah di ekosistem perairan, serta bagaimana tanaman ini sebenarnya menyimpan potensi besar sebagai bahan pakan alternatif dengan proses yang tepat.

• Proses Fermentasi Eceng Gondok untuk Pakan Ternak

Tahapan teknis mengenai cara mengolah eceng gondok menjadi pakan fermentasi dipresentasikan secara rinci. Proses ini melibatkan penggunaan bahan tambahan seperti rumput alami, bekatul, tetes tebu, dan EM4 sebagai bioaktivator untuk mempercepat fermentasi. Fermentasi ini dapat meningkatkan nilai nutrisi serta mengurangi risiko senyawa berbahaya yang biasanya terdapat dalam eceng gondok segar.

• Keuntungan Menggunakan Pakan Fermentasi Eceng Gondok

Beberapa keuntungan yang disampaikan oleh pembicara antara lain peningkatan ketersediaan pakan berkualitas, pengurangan biaya pakan, serta peningkatan produktivitas ternak kambing/domba. Selain itu, penggunaan eceng gondok sebagai pakan juga dapat membantu mengurangi dampak lingkungan akibat overpopulasi tanaman ini di perairan.

Penyampaian materi oleh Farhan Adib Suryo (Dokpri)

Setelah sesi penyampaian materi, dilakukan diskusi interaktif dan sesi tanya jawab, terutama mengenai teknis pelaksanaan fermentasi dan bagaimana aplikasi di lapangan dapat dijalankan dalam skala usaha kecil dan menengah. Beberapa peserta juga berbagi pengalaman mereka dalam menghadapi tantangan dalam ketersediaan pakan di daerah masing-masing.

Pada pukul 10.00 WIB acara dilanjutkan dengan sesi praktik langsung pembuatan pakan fermentasi dari eceng gondok, yang dipandu oleh Farhan Adib dan Saputro dengan mendemonstrasikan cara pembuatan pakan fermentasi dari eceng gondok.

Sesi Praktek Pembuatan Pakan Fermentasi Eceng  Gondok  (Dokpri)

Penutupan acara dilaksanakan pada pukul 11.00 WIB, dengan beberapa pernyataan penutup dari pihak penyelenggara yang mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif dari seluruh peserta. Secara keseluruhan, acara Seminar dan Workshop Pemanfaatan Eceng Gondok sebagai Pakan Fermentasi untuk Ternak Kambing/Domba berjalan lancar dan sukses. Peserta mendapatkan pengetahuan dan keterampilan praktis yang dapat langsung diaplikasikan dalam usaha peternakan mereka.