Mohon tunggu...
Farhan Adi Saputra
Farhan Adi Saputra Mohon Tunggu... Administrasi - Ilmu Administrasi Publik

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kebebasan Berpikir dalam Momen Pilkada 2024

27 November 2024   14:40 Diperbarui: 27 November 2024   14:42 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cogito Ergo Sum, Aku berpikir maka aku ada", ungkapan fenomenal dari Rene Descartes. Manusia merupakan makhluk yang istimewa diciptakan memiliki akal pikiran. Maka setiap pilihan dan keputusan yang diambil seharusnya berdasarkan dari kemampuan berpikir kritis nya. Dalam kehidupan manusia modern, akan menjadi sebuah tragedi ketika manusia kehilangan kemampuan berpikir kritis untuk memilih dan mengambil keputusan oleh karena masih dikuasai realitas ekternal seperti pengaruh dari kekuatan mitos-mitos/takhayul, kampanye ideologis dsb. Manusia yang seperti ini tidak memiliki otoritas atas dirinya sehingga sangat mudah digiring dan disetting sesuai selera kaum "elit". Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Erich Fromm bahwa "Dengan pemikirannya, Manusia akan bertindak bebas. Jika tidak berpikir maka dia akan selalu mengikuti dan mengiyakan diri dengan penguasa terhadap hal-hal yang tidak disetujuinya. Semakin bertindak demikian semakin ia tidak berdaya dan semakin ditekan untuk menurut". Lebih lanjut Paulo Freire dalam bukunya menyatakan "Manusia yang utuh adalah manusia sebagai subjek dan bukan sebagai objek", manusia harus punya  kontrol dan pertahanan diri berdasarkan pemikirannya terhadap realitas eksternal. Manusia yang tunduk pada realitas eksternal ialah manusia yang rapuh dan tergejala dehuminasasi. Dengan pemikiran kritisnya, setiap orang adalah Agen Of Change, yaitu aktor pembawa perubahan bagi dirinya, bagi masyarakatnya dan bagi lingkungannya. Dalam menyikapi momen politik pemilihan Pilkada saat ini, sudah seharusnya kita mendasarkan pada keistimewaan kita yaitu kemampuan berpikir kritis dalam memilih dan memutuskan pilihan pemimpin daerah yang ideal. Pengalaman di kepemimpinan sebelum-sebelumnya dijadikan pelajaran untuk tidak terjerumus pada lubang yang sama !!

#Pilkada2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun