Mohon tunggu...
Farhan Kurnia Mayendri
Farhan Kurnia Mayendri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sang Perantau dari Negeri yang Indah dan Damai

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Realita Kehidupan dalam Catur (Sebagai Pion)

19 Juni 2012   04:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13400817721459175769

Catur bagi sebagian orang hanya dianggap sebagai permainan semata, tidak lebih. Sebenarnya jika kita dapat mendalaminya lebih dalam lagi, maka semua hal dalam catur ada didalam, disekitar dan dihadapan diri kita.

Dimulai dari yang paling kecil, " Pion " atau yang sering kita sebut bidak ataupun anak buah, sebenarnya adalah sebuah posisi umat manusia yang berada sebagai warga negara dalam sebuah negara, kita sebagai pion tidak sepenuhnya dapat melangkahi kebijakan yang diambil oleh pemerintah maupun sebaliknya, pemerintah juga tidak terlalu memikirkan keadaan rakyatnya, dalam percaturan ketika bidak sudah melangkah ke E4 atau D4 bagi putih atau pembukaan lainnya, perwira yang berada dibelakangnya hanya sebagai pem-backing pion tersebut. Pion juga merupakan senjata yang berbahaya ketika telah berda di puncaknya, apabila dalam posisi catur putih, pion yang sudah berada di jalur 6 dan 7 bakal membuat sang lawan kocar kacir untuk mengahancurkannya. Pengorbanan pun banyak dilakukan lawan untuk menghalangi pion tersebut sebelum promosi.

Dalam sisi riilnya, pion yang seperti itu adalah anak dan pemuda bangsa yang terpelajar, ketika dia sudah matang dan berada di jalur yang tepat di negeri asalnya, negara lain pasti tidak ingin melihat anak itu mengembangkan negaranya sendiri supaya tidak kalah saing, contohnya para juara olimpiade sains dan lainnya, ketika merebut medali di kancah internasional, ia tidak lantas melanjutkan studi di negeri sendiri melainkan menerima tawaran dari luar negeri yang pada akhirnya pemuda itu akan di naturalisasi untuk mengembangkan negara yang memberinya beasiswa, sedangkan tanah kelahirannya ditinggalkan, “Indonesia sangat berpengalaman dalam hal tersebut”.

Pion juga sering dijadikan kelinci percobaan oleh para perwiranya, ketika para pion sudah berhasil menguasai medan, barulah sang perwira maju dan kemudian sang perwira juga akan mengorbankan pion itu lagi demi sebuah kemenangan taktis.

Dalam sisi kehidupan di Indonesia, sering kita melihat, menyaksikan dan merasakan kebijakan pemerintah yang hanya menegedepankan keuntungan saja secara makro, tetapi yang mikro ditinggalkan begitu saja ketika sudah menguasai medan yang lama kelamaan bakal mengalami pasang surut karena sudah tidak diperhatikan lagi. Itulah sebagian sisi kehidupan yang dilihat dari buah catur yang paling kecil, yaitu pion.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun