Mohon tunggu...
Farhan Kurnia Mayendri
Farhan Kurnia Mayendri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sang Perantau dari Negeri yang Indah dan Damai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Al Wahhab" Penyakit Para Aktifis Mahasiswa

22 Maret 2012   13:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:37 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1332424645649220613

Dalam era reformasi yang meneguhkan kebebasan mengeluarkan pendapat, telah banyak disalah gunakan hak itu dalam menyuarakan aspirasi ke pihak terkait. Kemenangan masyarakat Indonesia melalui mahasiswa dalam penurunan rezim presiden Soeharto seakan akan menganggap bahwa mahasiswa itu lebih hebat dari aparatur negara Indonesia lainnya, padahal ketika itu zamannya sangat berbeda sekali saat dada ini sudah tidak bisa menahan lagi sesak akan rezim saat itu, hal itu berproses ketika telah melalui serangakaian diplomasi dan diskusi yang diakhiri aksi. Berbeda dengan sebagian aktifis mahasiswa saat ini yang belum melewati tahapan seperti para pendahulunya, tidak seperti sekarang yang terlalu mudah untuk melakukan aksi dan demonstrasi tanpa melalui diplomasi dan diskusi terlebih dahulu.

“ Al- Wahhab” itulah jawaban dari nama penyakit itu semua. Al wahhab dalam demokrasi artinya terlalu cepat dalam menyimpulkan sesuatu yang validitasnya belum terlalu tepat, jika direlasikan hubungannya saat ini yaitu para aktifis yang belum melalui tahapan seperti pendahulunya sebelum memulai aksi. Diplomasi dan diskusi adalah tahapan awal yang penting dalam menyalurkan aspirasi tentang suatu kebijakan atau tindakan yang diambil pihak tertinggi terkait.

Melalui tahapan diplomasi, mediasi, dan diskusi itu tadilah penyakit al wahhab ini bisa diatasi, sehingga ketika hendak menimpulkan sesuatu, kita telah mendapatkan inti yang benar benar valid dan tepat setelah melalui serangkaian tahapan penting tadi. Sehingga kesombongan para sebagian aktifis yang merasa paling hebat bisa diatasi dan kelak sistem demokrasi kita benar benar matang dengan berdemokrasi yang bertanggung jawab tanpa anarki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun