Mohon tunggu...
Farhad Albany
Farhad Albany Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas pamulang

olahraga/baik/tantangan dalam sebuah iklim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim, Tindakan Atau Retorika?

15 November 2024   09:16 Diperbarui: 15 November 2024   09:28 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menghadapi tantangan perubahan iklim, kita dihadapkan pada dua pendekatan utama: tindakan nyata dan retorika. Dalam konteks ini, saya berpendapat bahwa tindakan konkret jauh lebih penting daripada sekadar retorika.

Pertama, perubahan iklim adalah masalah yang mendesak dan kompleks yang memerlukan solusi nyata. Retorika sering kali hanya menjadi kata-kata tanpa tindakan yang signifikan. Meskipun pernyataan dan janji dari pemimpin dunia dapat meningkatkan kesadaran, tanpa implementasi kebijakan yang efektif, dampak positifnya akan minim. Misalnya, konferensi internasional sering kali menghasilkan komitmen ambisius, tetapi banyak negara masih gagal memenuhi target pengurangan emisi mereka.

Kedua, tindakan nyata dapat menciptakan dampak langsung dan positif. Inisiatif seperti pengembangan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pelestarian hutan tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan melibatkan komunitas lokal dalam proyek-proyek ini, kita juga dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya melawan perubahan iklim.

Namun, penting untuk diingat bahwa tindakan tidak selalu berarti mengabaikan retorika. Komunikasi yang efektif tentang pentingnya perubahan iklim dapat memotivasi individu dan komunitas untuk berpartisipasi dalam solusi. Oleh karena itu, kombinasi antara tindakan nyata dan komunikasi yang kuat sangat diperlukan.

Para ahli secara luas sepakat bahwa perubahan iklim merupakan kondisi darurat yang memerlukan tindakan segera. Sebanyak 11.000 ilmuwan menekankan bahwa tanpa pengurangan emisi karbon yang signifikan, dampak perubahan iklim akan semakin parah, mengancam keberadaan manusia di beberapa area. Penelitian menunjukkan bahwa meski ada kemajuan dalam energi terbarukan, penggunaan bahan bakar fosil masih dominan. Selain itu, pendekatan mitigasi harus diimbangi dengan adaptasi lokal untuk menghadapi dampak yang sudah terjadi. Peringatan dini dan teknologi pemantauan cuaca juga dianggap penting untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi bencana akibat perubahan iklim.

Kesimpulannya, meskipun retorika memiliki perannya dalam membangun kesadaran, tindakan konkret adalah kunci untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Kita perlu mendorong kebijakan yang berkelanjutan dan berorientasi pada hasil agar dapat mencapai tujuan jangka panjang dalam melindungi planet kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun