Mohon tunggu...
Faresha Amanda
Faresha Amanda Mohon Tunggu... -

32016

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kepedulian Generasi Muda Terhadap Hak dan Kewajiban Bernegara

8 Mei 2014   05:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:44 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399475810427582836


Seberapa sadar dan pedulikah kita sebagai generasi muda, akan hak dan kewajiban yang mengiringi kita dalam kehidupan bernegara?

Bernegara? Bukannya masih jauh? Umur kita bahkan belum 20 tahun, buat apa mikir sejauh itu?

Yap, bisa jadi masih bertahun-tahun lagi sampai tiba giliran generasi kita untuk terjun langsung dan membuat perubahan bagi bangsa ini. Untuk terlibat dalam pembangunan negeri. Tapi seperti yang kita tau, bahkan hal-hal terbesar yang terjadi di dunia pun, bermula dari hal-hal yang paling kecil.

Dan salah satu dari ‘little things that count’ di sini adalah, seberapa paham dan peduli kita akan hak dan kewajiban kita dalam kehidupan bernegara?

Dari mana sih sebenarnya kita mengukur tingkat kepedulian kita terhadap hak dan kewajiban bernegara? Dari mana juga sebenarnya asal-muasal kepedulian itu sendiri? Apa yang menyebabkan kita mau peduli sama nasib negeri ini?

Apa sih arti peduli itu sendiri?

Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Menurutku sendiri, peduli adalah di mana kita memperhatikan dan mengindahkan, bahkan hal-hal terkecil sekalipun yang berada di sekeliling kita, alih-alih menganggap mereka tidak ada.

Jika kita hubungkan, peduli terhadap hak dan kewajiban bernegara artinya, kita memperhatikan dan melibatkan diri dalam pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban kita sebagai seorang warga negara. Kita tidak bersikap acuh tak acuh, kita memahami, dan kita turut serta dalam melaksanakannya. Dan menurutku, sikap peduli terhadap hak dan kewajiban kita sebagai warga negara ini perlu untuk digalakkan, karena kita kan, calon-calon pemimpin negeri ini di masa depan? Kalau kita sendiri nggak paham akan hak dan kewajiban kita, apa yang harus kita perbuat ketika tiba masanya bagi kita untuk memimpin?

Kepedulian bukanlah sikap yang datang dengan sendirinya. Ada banyak hal yang dapat mendorong seseorang untuk menjadi peduli. Di antara hal-hal yang menjadi motivasi seseorang untuk merasa peduli misalnya: diri sendiri, keluarga, tingkat pendidikan dan lingkungan sekitar.

Kepedulian berawal dari kesadaran diri kita sendiri. Sifat peduli tersebut kemudian dikembangkan dalam keluarga, karena dari keluargalah seseorang pertama kali mempelajari segalanya. Jika di keluarganya, seseorang sudah dibiasakan untuk peduli pada hal-hal terkecil seperti halnya membuang sampah pada tempatnya, di masa depan, besar kemungkinan ia juga akan peduli pada tanggung jawab pada skala yang lebih besar, contohnya dalam kehidupannya sebagai seorang warga negara.

Faktor lainnya yaitu pendidikan. Tingkat kepedulian seseorang, terutama pada hak dan kewajibannya dalam hidup bernegara ini, sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tersebut. Seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi biasanya akan memiliki pengetahuan yang lebih pula tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Akan berbeda kondisinya jika orang tersebut tidak dapat menuntaskan pendidikannya. Bisa jadi wawasannya kurang terbuka mengenai hak yang patut ia terima dan kewajiban yang harus ia lakukan sebagai seorang warga negara.

Yang terakhir, lingkungan sekitar orang tersebut juga menjadi pendorong ia memunculkan kepeduliannya. Seseorang yang dibesarkan dilingkungan yang akur, rukun dan harmonis secara langsung maupun tidak langsung akan terbiasa untuk peduli. Sebaliknya, jika seseorang tinggal di lingkungan yang individualis, kecil kemungkinan bagi orang tersebut untuk memunculkannya sikap pedulinya, namun tidak menutup kemungkinan lingkungan yang saling acuh tak acuh tersebut menjadi sesuatu yang mendorongnya untuk membuat suatu gebrakan—di mana kondisi tersebut membuatnya gerah dan ia ingin menghadirkan setitik kepedulian di sana.

Lalu, tindakan seperti apa yang menunjukkan kepedulian kita terhadap hak dan kewajiban dalam hidup bernegara? Tentu saja dengan tidak melakukan pelanggaran terhadap hak dan pengingkaran terhadap kewajiban. Kita memiliki hak untuk berpendapat dan menyuarakan isi pikiran kita. Bagi yang usianya udah mencukupi, berarti tahun ini sudah bisa ikut andil dalam pemilu dan jadi salah satu penentu nasib bangsa ini, kan? Dengan tidak menggunakan hak pilih, kita telah melakukan pelanggaran terhadap hak yang kita miliki sebagai seorang warga negara. Artinya, kita belum betul-betul peduli kepada posisi kita sebagai warga negara, belum betul-betul peduli terhadap keberadaan hak dan kewajiban kita dalam hidup bernegara.

Cara lain untuk menunjukkan kepedulian kita yaitu menaati apa yang sudah menjadi kewajiban kita sebagai warga negara. Jadi warga negara yang taat pajak, taat hukum dan patuh sama peraturan yang ada. Mungkin emang nggak semudah itu, aku juga bukan manusia sempurna yang 100% taat dengan peraturan yang ada dan berlaku. Tapi di saat kita sudah punya keinginan untuk mencoba, kemauan kuat untuk merubah haluan ke arah yang lebih baik, pasti akan selalu ada jalannya.

Oh iya, salah satu hal lain yang mungkin dapat kita jadikan motivasi untuk meningkatkan kepedulian kita sebagai generasi muda yang paham akan hak dan kewajibannya adalah, dampak buruk yang akan mengiringi setiap pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban yang kita lakukan. Perpecahan bisa terjadi di mana-mana, karena masyarakatnya hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri, tanpa mau tahu akan adanya kepentingan orang lain. Degradasi moral juga merupakan salah satu dampak negatif ketidakpedulian kita, di mana generasi muda akan tumbuh menjadi masyarakat yang berperilaku seenaknya saja.

Karena itu, mulai sekarang, rasanya nggak salah untuk mulai belajar jadi generasi muda yang peduli akan nasib negaranya. Generasi muda yang peduli terhadap hak dan kewajibannya kepada negara ini. Jadi ketika suatu hari, tiba giliran generasi muda untuk memimpin, kita bisa menjadi salah satu pemimpin yang benar-benar peduli akan nasib bangsa dan negaranya, kita bisa menjadi salah satu pemimpin yang benar-benar bisa membawa Indonesia kepada kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera, karena kita paham dan peduli akan hak dan kewajiban kita sebagai seorang warga negaraJ.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun