Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang indonesia tidak bisa terlepas dari makanan bercita rasa pedas khususnya sambal. Di indonesia tradisi makan sambal sudah diwariskan turun temurun ini terlihat dari berbagai catatan sejarah yang ada. Dalam Jejak Rasa Nusantara menyebut bahwa pada abad ke -10 mungkin masih menggunakan cabe jawa (piper retrofractum). Catatan sejarah lainnya menyebut bahwa orang-orang portugis yang memperkenalkan cabai ke nusantara.
Di negara eropa cabai kurang digandrungi karena rasanya yang menyengat bahkan membuat sakit kepala hingga sakit perut.
Hal ini didasari oleh buku A History Of Food karya Manguelonne Toussain-Samat. Di beberapa negara amerika utara dan sekitar benua atlantik pun jarang menggunakan cabai sebagai penambah citarasa pedas dalam masakan mereka seringkali hanya menggunakan lada atau paprika untuk menambah rasa pedas dalam masakan mereka.
Di indonesia sendiri cabal adalah satu kesatuan dengan kuliner nusantara. Banyak kuliner nusantara yang menggunakan cabai sebagai bumbu ataupun hiasan. Beberapa cabai pun sudah dibudidayakan secara masif di indonesia seperti cabai rawit, cabai jawa, cabai hijau sampai cengek. Olahan cabai yaitu sambal menjamur di nusantara, dewasa ini suatu keharusan sebuah rumah maupun restauran untuk menyajikan sambal sebagai pelengkap.
Varian sambal pun sudah mulai diproduksi massal oleh UMKM di indonesia baik sambal tradisional maupun modern.
Varian sambal tradisional yang terkenal yaitu sambal bajak, sambal terasi, sambal matah, sambal dabu-dabu dan lain-lain. Kali ini kita akan membahas mendalam tentang sambal Dabu-Dabu sambal khas sulawesi selatan.
Executife Chef Hotel Four Points Sheraton Makassar Suwanta mengatakan bahwa dabu-dabu khas Manado terbuat dari campuran cabai merah, cabai rawit, bawang merah, tomat sayur, air perasan jeruk purut, dan garam.
orang Manado atau warga Kawanua sering menyebutnya "dabu-dabu lilang" yang memiliki arti sambal yang dipotong-potong.
Sambal dabu dabu bercitarasa asam, pedas, gurih dengan sedikit rasa segar dari tomat. Sambal Dabu-Dabu biasanya dinikmati bersama nasi putih hangat dengan lauk ikan goreng, cocok untuk dinikmati bersama sanak keluarga maupun sahabat. Biasanya orang Manado atau warga Kawanua, menikmati dabu-dabu lilang dengan ikan cakalang goreng.
Jika mungkin sebagian dari kita familiar dengan sambal matah khas Bali harusnya kita juga tidak kaget dengan citarasa dari sambal Dabu-Dabu.
Perbedaan mencolok antara kedua sambal ini adalah rasa mentah yang ditawarkan sambal dabu dabu lebih kuat daripada sambal matah. Meskipun pada saman dahulu sambal Dabu-Dabu hanya sebagai pelengkap masakan laut tetapi sekarang sambal Dabu-Dabu sudah digunakan secara umum untuk berbagai masakan