Happy (Late) Birthday, Peter Parker!

Peter Parker, atau yang masyarakat luas lebih sering kenal dengan Spider-Man, lahir pada 10 Agustus. Tepat pada hari kemarin, ia merayakan hari lahirnya. Spider-Man sendiri adalah sebuah moniker dari tokoh komik yang diciptakan oleh Stan Lee dan Steve Ditko. Ia pertama kali debut dalam serial komik Amazing Fantasy #15 yang dirilis pada Agustus 1962. 

Terkenal sejak dulu hingga sekarang, Spider-Man tampil diberbagai media, seperti komik, film, video game dari Marvel Comics. Dalam dunia fiksinya, Spider-Man adalah seorang pahlawan super yang memiliki kekuatan menyerupai laba-laba. Nama aslinya adalah Peter Parker yang telah kehilangan orang tuanya sejak kecil dan diasuh oleh Bibi dan Pamannya. Dengan memiliki kekuatan super dan keterbatasan ekonomi, Parker harus menyeimbangkan kehidupannya sebagai orang biasa dan pahlawan.

Tahun 60an, yang sering disebut sebagai the Silver Age of Comics, memiliki kebiasaan bahwa pahlawan super remaja adalah seorang "sidekick" atau asisten dari pahlawan superhero yang lebih tua, seperti Robin terhadap Batman atau Bucky terhadap Captain America. 

Spider-Man mendobrak tradisi tersebut dengan ditempatkan oleh para penulisnya sebagai murid sekolah dengan latar belakang yang lebih berhubungan dengan para pembacanya. 

Karena Ia tidak memiliki mentor, Ia harus mempelajari tanggung jawab sendiri. Seperti dengan mantra dari Spider-Man yang sangat terkenal yaitu "With great power there must also come great responsibility" yang pertama kali muncul di halaman terakhir pada komik debutnya, namun pada akhirnya dirubah menjadi suatu kalimat yang diucapkan oleh pamannya, Ben Parker.

Saya pertama kali mengenal Spider-Man melalui trilogi film Spider-Man yang disutradarai oleh Sam Raimi yang dirilis pada 2002. Pada saat itu, saya sangat teringat bahwa Spider-Man 2 adalah film pertama yang saya tonton di bioskop bersama keluarga saya. Sebagai tokoh komik pertama kali saya ketahui dan gemari, saya semakin memiliki keterpautan emosional dengannya. Karena Peter Parker, saya memiliki kegemaran tersendiri terhadap sains (walau akhirnya saya jadi seorang mahasiswa sejarah). 

Saya kemudian menemukan Spider-Man dalam beberapa game yang saya mainkan baik di Playstation 2 maupun di Game Boy Advance yang dulu saya miliki. Bahkan saya seringkali ikut ke kantor Ayah saya yang memiliki akses internet untuk sekadar mencari-cari foto Spider-Man melalui Google. Spider-Man juga yang menjadi alasan saya untuk mempelajari bahasa Inggris agar dapat membaca komik-komiknya dengan nyaman.

Yang selalu saya kagumi dari Spider-Man adalah rasa bertanggung jawabnya dan cara bagaimana Ia menghadapi masalah. Seperti adegan yang ada di film Spider-Man kedua, walaupun Peter Parker saat itu tidak memiliki kekuatannya, Ia mencari cara untuk menyelamatkan seseorang dari gedung yang sedang terbakar. 

Dalam beberapa cerita komik, Ia juga sering kali menjadi seorang tokoh yang menjadi inspirasi berbagai orang. Ada momen saat Ia mengunjungi anak yang sedang menunggu saat terakhirnya karena sakit parah, dan Spider-Man menemaninya bahkan menunjukkan identitas rahasianya untuk memastikan bahwa anak tersebut dapat pergi dengan tenang mengetahui siapa idolanya.

Pada tingkat personal, Spider-Man tumbuh bersama saya. Saya yang seperti ini mungkin atau tidak mungkin terpengaruh dari inspirasi yang diberikan oleh tokoh fiksi tersebut. Mungkin, Spider-Man bukanlah seorang super jenius seperti Mr. Fantastic atau Iron Man.