Mohon tunggu...
Julio Farell Eben Haezer
Julio Farell Eben Haezer Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya mahasiswa

Saya mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perlindungan Hukum terhadap Hak Asasi Manusia di Indonesia

9 Oktober 2024   22:21 Diperbarui: 9 Oktober 2024   23:12 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan prinsip dasar yang menjamin martabat dan kebebasan setiap individu. Di Indonesia, perlindungan terhadap HAM telah menjadi bagian integral dari sistem hukum dan kebijakan pemerintah. Namun, meskipun telah ada berbagai regulasi, tantangan dalam implementasi dan penegakan hukum masih sangat nyata. 

Landasan Hukum yang Kuat

Indonesia memiliki sejumlah undang-undang dan instrumen internasional yang mendukung perlindungan HAM. Konstitusi 1945, khususnya Pasal 28A hingga 28J, secara eksplisit mengatur tentang hak asasi setiap individu. Selain itu, ratifikasi berbagai konvensi internasional, seperti Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, menunjukkan komitmen negara terhadap perlindungan HAM.

Namun, meski landasan hukum sudah ada, masih banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi. Ini menunjukkan bahwa keberadaan regulasi tidak selalu diikuti dengan tindakan nyata di lapangan. 

Tantangan dalam Penegakan Hukum

Salah satu tantangan utama dalam perlindungan HAM di Indonesia adalah lemahnya penegakan hukum. Banyak kasus pelanggaran HAM, baik yang dilakukan oleh negara maupun individu, seringkali tidak ditindaklanjuti. Kasus-kasus seperti pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi, kekerasan terhadap kelompok minoritas, serta penyiksaan di dalam penjara, menunjukkan adanya kegagalan dalam sistem peradilan untuk memberikan keadilan.

Birokrasi yang rumit dan ketidakpastian hukum juga menjadi hambatan. Banyak korban pelanggaran HAM merasa tidak memiliki saluran yang efektif untuk mengadukan kasus mereka, sehingga mengakibatkan rendahnya tingkat laporan dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penegak hukum. 

Peran Masyarakat Sipil

Di tengah tantangan tersebut, peran masyarakat sipil sangat penting. Organisasi non-pemerintah, aktivis, dan akademisi telah berupaya untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan HAM. Mereka berfungsi sebagai jembatan antara korban dan sistem hukum, serta mendukung advokasi untuk reformasi hukum yang lebih baik.

Gerakan masyarakat sipil tidak hanya membantu dalam penanganan kasus-kasus pelanggaran HAM, tetapi juga berkontribusi dalam pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang hak-hak mereka. Dengan meningkatnya kesadaran, diharapkan masyarakat dapat lebih berani melaporkan pelanggaran dan meminta pertanggungjawaban dari pihak yang berwenang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun