Assalamualaikum Wr. Wb.
Hai semua, apa kabar? Jangan bosan untuk baca artikelku yang masih kurang bagus ini ya
Oh iya, dan jangan lupa tetep stay healthy dan hindari kerumunan.
Mungkin buat teman teman semua tidak asing kata terorisme lagi kan? Dan mungkin teman teman semua apabila mendengar kata "terorisme" fikiran kalian menuju seorang yang jahat atau pun negatif.
Kasus sekarang yang sedang marak diberita di negeri kita yaitu pengeboman disalah satu gereja di Makassar dan penyerangan mabes polri di Jakarta Selatan.
Kedua peristiwa tersebut terjadi dalam kurun waktu yang hampir bersamaan. Apabila kita membicarakan masalah terorisme ini, pasti tidak akan ada habisnya. Karena dari dahulu sampai sekarang terus saja terjadi dan terus ditemukan pelakunya. Terorisme ini dilakukan oleh kelompok maupun perorangan yang dengan tujuan sama namun dengan latar belakang yang berbeda beda pastinya.
Menurut penyeledikan, pengebomaan gereja di Makassar dilatar belakangi oleh sebuah dendam dan jihad. karena pada Januari lalu, salah satu mentor dari kedua pelaku tertembak mati oleh Densus 88. Mereka berniat untuk melanjutkan misi sang mentor. Diketahui mereka ini tergabung dalam salah satu kelompok radikalisme yaitu Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yaitu ormas yang resmi dilarang dan dinyatakan ilegal. Meskipun demikian, kelompok semacam ini biasanya tetap beroperasi dan menjalankan kegiatannya secara diam-diam serta sembunyi-sembunyi.
Untuk kejadian yang kedua yaitu penyerangan dan juga baku tembak terhadap mabes Polri di Jakarta Selatan yang masih diselidiki untuk mengetahui lebih lanjut seperti apa kejadiannya dan dilatar belakangi oleh apa. Akan tetapi, dugaan sementara saat ini masih tetep karena jihad dan ada dendam. Karena diketahui bahwa si pelaku melakukan kejadian tersebut karena ingin mendungkung kelompok radikalisme ISIS.
Apabila diamati secara mendalam, kedua aksi ini didasari oleh motif yang sama yaitu dendam yang mengatas namakan jihad. Berdasarkan pengamatan, kelompok radikalisme ini merupakan sebuah faktor yang menyebabkan terorisme dan kelompok kelompok seperti ini sudah ada semenjak dahulu sampai sekarang.
Dengan perubahan zaman yang semakin canggih dan juga modern ini, membuat polisi semakin susah untuk membasmi terorisme terorisme yang ada di negeri kita ini. Contoh kecil saja, ormas yang telah dilarang untuk beroperasi dan dinyatakan ilegal dimata hukum, namun juga masih saja beroperasi dan melakukan kegiatan kegiatan secara sembunyi sembunyi baik secara langsung maupun via sosial media.
Kelompok kelompok radikalisme ini berusaha mencari dan menambah anggota anggota baru. Baik secara langsung maupun melalui perantara. Terkadang juga menyelubungi di dunia perkuliahan yang melalui acara webinar dan semacamnya. Mereka mengajak dengan cara mempengaruhinya untuk berjihad.
Sebenarnya esensi dari jihad itu sendiri adalah usaha dengan sungguh-sungguh untuk membela agama Islam. Pada dua kejadian di atas bukan termasuk pembelaan terhadap agama Islam, justru agama Islam adalah agama yang cinta damai, mengajarkan toleransi, dan kerukunan.
Pada kasus penyerangan Mabes Polri ini, diduga pelaku menyerang polisi karena menilai bahwa polisi dan juga pemerintah itu thaghut. Mereka juga berpikir bahwa apa yang dia lakukan itu dapat memberikan dia jalan ke surga. Kelompok seperti ini sering kali bertentangan dengan agama dan juga pemerintah yang semestinya yang dapat memecah belahkan NKRI.
Pada dasarnya kita sedang menjalankan dua tugas, yaitu sebagai warga negara dan juga sebagai umat beragama. Yang mana seharusnya kedua hal tersebut tidaklah ada ketimpangan antara keduanya. Dengan cara kita menumbuhkan rasa tersebut pastinya jiwa nasionalisme dan religius akan tumbuh pada diri kita. Sehingga mampu menciptakan warga yang negera dan umat beragama yang baik dan benar.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H