Mohon tunggu...
farelhansel
farelhansel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan Universitas Airlangga yang suka mendalami bidang kesehatan dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mindset "Bobrok" tentang Pola Makan yang sehat

13 Desember 2024   14:20 Diperbarui: 13 Desember 2024   14:16 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di era modern, kesibukan dan gaya hidup yang serba cepat sering kali mendorong orang untuk mengabaikan pentingnya pola makan sehat. Banyak orang lebih memilih makanan instan atau cepat saji karena dianggap praktis dan hemat waktu. Pola makan seperti ini sering kali didominasi oleh makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh, yang rendah nutrisi penting. Akibatnya, kebiasaan makan sembarangan pun menjadi hal yang lumrah. Ironisnya, kebiasaan ini bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental, karena tubuh yang kekurangan nutrisi sulit berfungsi secara optimal.

Selain faktor kesibukan, kurangnya edukasi tentang pentingnya pola makan sehat turut memperparah situasi ini. Edukasi mengenai gizi sering kali terbatas, sementara promosi makanan tidak sehat lebih mudah diakses melalui iklan dan media sosial. Hal ini membuat masyarakat menganggap pola makan yang tidak terkontrol sebagai sesuatu yang wajar. Padahal, pola makan yang buruk dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius, seperti obesitas, diabetes, dan gangguan pencernaan. Oleh karena itu, diperlukan langkah kolektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya nutrisi yang seimbang.

 

Mindset yang Membahayakan

Ada sebuah ironi besar dalam masyarakat kita saat ini. Ketika seseorang berusaha menjaga pola makan, ia sering kali menerima komentar seperti, "Kenapa repot-repot menjaga makan? Santai saja, nikmati hidup." Mentalitas ini menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat akan hubungan antara makanan yang dikonsumsi dan kesehatan tubuh. Sebaliknya, kebiasaan makan sembarangan dianggap sebagai hal yang normal, bahkan menjadi bagian dari budaya sehari-hari.

Makanan instan, gorengan, atau minuman manis menjadi pilihan yang kerap dianggap wajar tanpa memikirkan dampaknya. Namun, pola pikir ini sangat berbahaya. Kebiasaan makan sembarangan sering kali membawa konsekuensi negatif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Bukannya menikmati hidup, pola makan buruk justru menurunkan kualitas hidup akibat munculnya berbagai gangguan kesehatan.

 

Dampak Buruk dari Pola Pikir Keliru

Jika kebiasaan makan sembarangan terus dibiarkan, dampaknya akan sangat merugikan. Secara fisik, banyak orang mengalami peningkatan berat badan hingga obesitas. Namun, dampak yang lebih serius sering kali tersembunyi dalam bentuk penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan gagal ginjal. Data menunjukkan bahwa kasus penyakit ini di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

Selain itu, dampak negatif ini juga memengaruhi sistem kesehatan nasional. Banyaknya penderita penyakit kronis akibat pola makan buruk meningkatkan beban biaya perawatan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan negara. Lebih jauh lagi, kebiasaan makan yang salah ini juga diwariskan kepada generasi muda, memperparah masalah kesehatan masyarakat di masa depan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun