Mohon tunggu...
Fareh Hariyanto
Fareh Hariyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Klasik

Sedang menempa kanuragan di Jurusan Ahwalusasyhiah IAI Ibrahimy Genteng Bumi Blambangan Banyuwangi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Duka Lara Armada Truk Tua

3 November 2019   22:57 Diperbarui: 4 November 2019   20:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrian masuk truk pengangkut tebu milik Industri Gula Glenmore di Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Banyuwangi. (Fareh Hariyanto/Kompasiana.com)

Tentunya dengan catatan, pemangku kebijakan dalam hal ini Kementrian Perhubungan bisa menjamin jika tidak ada pungutan liar yang terjadi. Sehingga jika ada truk yang melanggar maka muatan akan diturunkan untuk nanti diangkut dengan armada truk lainnya.

Pengurangan Beban Jalan
Hemat penulis ada tiga upaya lain yang bisa dilakukan pemangku kebijakan untuk bisa meminimalisir kejadian serupa terulang kembali. Pertama, bisa mempercepat pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) yang hingga saat ini sudah sampai di Afdeling Pager Gunung di Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Banyuwangi.

Percepatan tersebut diharapkan bisa mengurangi beban jalan yang ditanggung jalur Gumitir karena hingga kini menjadi akses satu-satunya di wilayah Selatan Banyuwangi. Kedua, pihak perkebunan milik negara bisa bernegoisasi untuk penggunaan lahan yang ada. Mengingat Perkebunan Tebu Semboro yang terletak di Glenmore berada di bawah kewenangan PTPN XI sehingga hasil panennya dikirim ke Jember. 

Padahal di Glenmore memiliki IGG yang berada di bawah PTPN XII, alangkah baiknya jika keduanya bisa saling bersinergi guna meminimalisir kendaraan truk pengangkut tebu yang melintas di jalur Gumitir. Ketiga, perlunya peremajaan  armada truk yang digunakan guna meningkatkan keamanan dalam pengiriman tebu tersebut. 

Selain itu upaya dari pemilik armada juga bisa lebih bijaksana dalam mengangkut barang yang dibawa. Jangan hanya karena mengajar pundi-pundi rupiah saja sehingga menafikan segala aspek kesalamatan dalam berkendara. Terakhir, memang diperlukan sikap tegas untuk menindak segala pelanggaran guna terciptanya kelancaran di jalan raya utamanya jalur Gumitir tapal batas yang tak terbalas.

Tangkapan layar Opini Radar Banyuwangi. (Foto. Fareh Hariyanto)
Tangkapan layar Opini Radar Banyuwangi. (Foto. Fareh Hariyanto)

*Tulisan ini sempat dimuat di Radar Banyuwangi dengan judul yang sama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun