Mohon tunggu...
ucik fardilla
ucik fardilla Mohon Tunggu... -

Paling suka nulis2...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Social Epidemic (Part II - versi FB)

15 Juni 2013   22:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa hubungannya mengurangi subsidi dengan pembangunan genteng rumah orang miskin?

Apa hubungannya menaikkan sebuah harga dengan jalan raya?

Atas alasan salah sasaran?

Harga meningkat, sektor konsumen semakin menipis ke arah menengah atas, orang tak mampu tambah menguras kantong ketika menaiki bis umum kumuh berbau bocoran bensin. Lalu maksudnya apa?

Anggaran infrastruktur sudah jelas ada.

Apa gunanya proyek MP3EI yang diapresiasi Tonny Blair?

Apakah menyesuaikan dengan kondisi benua yang dihuni apreatornya, stuck in the crisis?

Yakinkah proyek yang katanya disusun sejak lama dilakukan dengan menggunakan pengurangan subsidi?

Artinya pengurangan subsidi telah direncanakan sejak lama?

Ah ya, tentu saja, bahkan si menteri yang ditemui pun berjanji menghilangkan pph untuk menarik investor luar negeri. Jadi subsidi untuk rakyat miskin berkurang, bantuan untuk investor kaya raya bertambah? Luar biasa!

Menarik tumpukan gas pun dilakukan.

Tidak ada stok di sana-sini pun bermunculan.

Bersamaan institusi menghilang lalu muncul dalam bungkus baru. Kira-kira bungkusnya merek apa, ya?

Karena kini rakyat semakin berkerut dahi dengan kenaikan sebesar 4ribu.

Sebungkus nasi campur untuk pegawai, satu bakul nasi garam untuk si tak mampu.

Seperti kata ibuku, pintar sekali membuat naskah-naskah drama.

Seperti kata abahku, pemerintah itu lucu, sangat lucu.

Buat alasan yang lebih pintar, Pak.

Maaf, rakyat tidak lagi bodoh.

THESE ARE SOCIAL EPIDEMICS, WHO WILL RESPONSIBLE?

Blitar, 15 June 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun