Mohon tunggu...
Fardi Kallang
Fardi Kallang Mohon Tunggu... Nelayan - Tulisan adalah Bukti Sejarah

Pemula yang selalu mencari jalan untuk setitik asa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Distribusi Produk Perikanan via Darat dan Peluang Pemanfaatan Ikan Dilindungi di Kabupaten Tolitoli

4 September 2019   05:26 Diperbarui: 4 September 2019   05:30 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Toli-toli Merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah dengan panjang garis pantai 453,98 Km. Secara geografis, kabupaten ini terletak di pesisir Pantai Barat Sulawesi, tepat dipintu masuk bagian utara Selat Makassar yang berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan Selat Makassar dengan luas laut mencapai 300.859,22 Ha. Kabupaten Tolitoli memiliki 43 Pulau, Bahkan tiga diantaranya merupakan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia (Kawasan Ambalat), yakni Pulau Lingayan, Pulau Dolangan dan Pulau Salando.

Potensi Perikanan Kabupaten Tolitoli mencapai 60.000 ton/tahun dengan komoditas unggulan berada pada sektor tangkap terdiri dari Cakalang, Tuna , Tongkol, Layang, Kerapu dll. Sementara pada perikanan payau komoditas yang diandalkan adalah Udang dan Bandeng (Sumber DKP Tolitoli). Salah satu komuditas perikanan unggulan dari Kabupaten Tolitoli ialah ikan Cakalang (Yuliani dkk., 2013).

Perairan Tolitoli yang berada pada daerah pertemuan Laut Sulawesi dan Selat Makassar memiliki karakteristik perairan oseanik yang diduga mendapat pengaruh besar dari fenomena Arus Lintas Indonesia (ARLINDO). Pengaruh Arlindo diperkirakan turut membantu dalam distribusi biota laut di kawasan Indo-Pasifik dan sekaligus memicu keanekaragaman biota yang tinggi akibat peningkatan kesuburan dan kualitas perairan yang berkesinambungan (Wirasatriya, 2011).

Dalam kurung waktu empat tahun terakhir (2015-2018) beragam spesies langka dan dilindungi sering ditemukan diperairan tolitoli baik dalam keadaan masih hidup atau mati diantaranya adalah Dugong, Hiu, Hiu paus, Mola-mola, Lumba-lumba, Napoleon (The Ocean Of Coral. 2019). Hal tersebut menjadi salah satu indikator bahwa diperairan Tolitoli terdapat beragam spesies langka dan dilindungi.

Kabupaten Tolitoli merupakan salah satu lokasi Dugong and Seagrass Conservation Project (DSCP) yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian kelautan dan perikanan dengan perguruan tinggi dan Lembaga swadaya Masyarakat sebagai wujud nyata dalam rangka menjaga kelestarian mamalia air dari ancaman kepunahan.

Sebagai upaya untuk mencegah masuk, keluar dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina serta untuk menjamin keamanan dan mutu produk perikanan antar area di dalam wilayah negara repubelik indonesia serta keluar dan masuk di wilayah negara repubelik indonesia Pemerintah melalui kementerian kelautan dan perikanan mengeluarkan keputusan menteri nomor 76 tahun 2018 tentang tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama dan penyakit ikan. Dalam regulasi tersebut yang menjadi tempat pemasukan dan pengeluaran terbatas pada wilayah pabean udara (bandara) dan perairan (pelabuhan) sehingga dapat dipastikan bahwa produk perikanan yang lalulintaskan melalui tempat tersebut telah diawasi dan disertifikasi melalui kegiatan karantina ikan dan mutu hasil perikanan.

Dengan semakin baiknya infrastuktur jalan trans sulawesi sehingga mobilisasi antar daerah atau provinsi  di pulau sulawesi dapat diakses  dengan menggunakan angkutan darat, dengan kondisi tersebut segala jenis pengankutan barang dapat dilakukan termasuk komoditas yang berasal dari produk kelauatan dan perikanan.

Kajian bertujuan untuk mengetahui jenis komoditas perikanan dominan yang didistribusikan keluar dari provinsi sulawesi tengah via darat yang berasal dari kabupaten tolitoli serta untuk mendapatkan informasi ada tidaknya peluang pemanfaatan ikan dilindungi sehingga dapat menjadi referensi dalam pengelolaan perikanan di Kabupaten tolitoli.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei selama 1 tahun (januari s.d Desember) di tahun 2018 terhadap 10 (sepuluh) tempat pengumpul ikan dikabupaten Tolitoli yang secara rutin melakukan pengiriman ikan menggunakan angkutan darat dengan cara berkunjung ketempat pengumpul 1 (satu) kali seminggu untuk yang bertempat di  dalam kota dan 1 (satu) kali sebulan untuk pengumpul di luar kota Tolitoli. Analisa data dilakukan secara Deskriptif dan Tabulasi pada program Microsoft Excel 2010.

Gambar 2. Persentase volume ikan berdasarkan daerah tujuan. dokpri
Gambar 2. Persentase volume ikan berdasarkan daerah tujuan. dokpri
Gambar 3. volume distribusi ikan via darat tahun 2018. dokpri
Gambar 3. volume distribusi ikan via darat tahun 2018. dokpri
Distribusi Produk Perikanan Tolitoli

Sepanjang tahun 2018 volume distribusi ikan yang menggunakan angkutan darat sebanyak 155.012 kg yang berasal dari 10 tempat penampungan ikan di kabupaten tolitoli. Cakalang merupakan komoditas dengan volume distribusi tertinggi yakni sebanyak (82.150 kg), Gurita (35.114 kg), Kerapu (15.858 kg), Kakap merah (11.640 kg) Ikan kering (teri dan tembang) sebanyak (5.750 kg) dan ikan demersal lain (4.500 kg) terdiri dari Kakatua, Ekor kuning dan Tenggiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun