KEHIDUPAN SOSIAL YANG BERMORALITAS DI DALAM KELUARGA
Sebelum saya memaparkan tentang kehidupan sosial didalam keluarga. Saya akan menjelaskan apa itu sosial. Sosial adalah suatu kegiatan yang berhubungan antara individu dengan individu lainnya sehingga di dalamnya ada sebuah interaksi yang membuat pelakunya berkomunikasi. Baiklah saya akan bahas dan paparkan. Seperti yang kita ketahui bersama keluarga adalah elemen penting dalam sebuah pendidikan moral. Guru pertama bagi kita dalam keluarga adalah kedua orang tua.
Kedua orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Karena saat kita bayi orang tua itu memberikan sebuah pelajaran moral seperti halnya: tidak boleh duduk di depan pintu saat hampir mau magrib. Yang saya tangkap dari sini adalah orang tua ingin mengajarkan bahwasanya duduk di depan pintu waktu hampir magrib itu tidak sehat karena pergantian suhu dari siang ke sore itu tidak bagus. Kehidupan sosial dalam keluarga juga ditunjukkan oleh orang tua kita waktu kita masih kecil ayah kita mengajak kita solat bersama dalam musolla kecil yang ada di dalam rumah bersama ibu dan kakak atau seluruh anggota keluarga.
Ada sebuah ungkapan seperti ini buah tidak jatuh jauh dari pohonnya seperti halnya seorang anak tidak jauh karakternya dari ayah dan ibunya. Kehidupan keluarga disini harus mengerti satu sama lain. Baik dari anak, orang tua, kakak, adik, kita harus bisa toleransi dan memahami apa yang sedang dialami oleh anggota keluarga kita. Seperti halnya perbedaan pendapat itu sudah biasa dalam kehidupan berkeluarga akan tetapi, sebagai seorang anak kita harus bisa memposisikan diri dan begitupun sebaliknya orang tua juga harus bisa memposiskan diri juga. Misalkan masaalah pendidikan bagi anak saat SD, SMP, SMA orang tua yang memilihkan pendidikan anak tapi jenjang perguruan tinggi anak bebas memilih perguruan tinggi yang diinginkan. Orang tua harus bisa menuruti pilihan anaknya dan mendukung dan anak harus bisa memberikan pemahaman kepada orang tua tanpa sedikitpun menyakiti hati mereka.
Sosial dalam keluarga juga mempengaruhi karakter kita diluar saat kita berhadapan dengan masyarakat. Gotong royong dalam keluarga ini kita bisa terapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Semisal ada sebuah bersih-bersih bersama di balai desa kita wajib ikut andil didalamnya. Keluarga mengajarkan kita akan pentingnya kebesamaan. Berat sama-sama di pikul ringan sama-sama di jinjing. Adab di atas ilmu, orang tua mengajarkan ketika kita berhadapan dengan orang yang lebih tua dari kita, kita harus hormati, dan ketika kita berhadapan dengan yang lebih muda dari pada kita, kita harus ayomi. Orang tua itu mengajarkan dengan tingkah lakunya misalkan, mereka berbicara dengan orang lain dan kebetulan disitu ada kita orang tua itu berbicara yang sangat halus dan sangat menjaga moral dan adabnya.
Keluarga sangat fital dalam pendidikan moralitas. Dan kalau dalam keluarga yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika saat makan bersama walaupun seadanya, solat bersama, dan ketika memperbaiki rumah anggota keluarga yang saling bahu-membahu untuk membetulkannya. Keluarga adalah tempat kita berkeluh kesah saat kita lagi tak tau arah, menjalani kehidupan yang penuh masalah dan keluargalah yangn tempat bermusyawarah.
Mungkin cukup sekian tentang kelompok sosial di dalam berkeluarga. Mungkin jika ada kesalahan dari penulisan artikel ini tentang kelompok sosial dalam keluarga mohon maaf sebesar-besarnya. Para pembaca terima kasih setiap senyum kalian saat membaca di ujung materi, itu semangat bagi saya untuk berkarya lagi, ini bukan masalah aksentuasi materi tapi ini masalah keluarga agar lebih harmoni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H