Debus Garut adalah salah satu bentuk seni beladiri yang lebih mempertunjukkan kekuatan tubuh manusia yang luar biasa, seperti ketahanan terhadap pukulan benda keras, panas api, kebal terhadap senjata tajam dan lainnya.
Kesenian ini sebelumnya sudah terlebih dulu berkembang di Banten, sebelum dibawa ke berbagai daerah oleh para ulama penyebar Agama Islam. Termasuk ke daerah Pameungpeuk Kabupaten Garut.
Seni Debus Garut tercipta sekitar abad ke-18 di daerah Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut. Diawali dengan kedatangan seorang ulama dari Banten yang oleh masyarakat disana menyebutnya Mama Ajeungan untuk menyebarkan Agama Islam  menjadi cikal bakal terciptanya Seni Debus Garut ini.
Awalnya, kesenian ini diciptakan sebagai media dakwah penyebaran agama Islam. Mengingat masyarakat disana waktu itu masih menganut Agama Kepercayaan lain. Setelah bermunajat  bersama santri-santinya kepada Allah SWT, beliau membuat seperangkat alat tetabuhan dari batang pohon pinang yang dilubangi tengahnya dan bagian atasnya ditutup dengan kulit kambing. yang ketika dipukul, alat tersebut mengeluarkan bunyi yang  unik juga bervariasi. Tetabuhan tersebut dimainkan untuk mengiringi sholawat, barjanji, dan puji-pujian yang mengagungkan nama Allah SWT.
debus sedikit demi sedikit diperkenalkan Ajaran Islam melalui Sholawatan dan Barjanji yang diambil dari Hikmah Kitab Suci Al-Qur'an, yang isinya mengajak masyarakat memahami dan juga melaksanakan Ajaran Islam.
Kesenian ini terus berkembang dan dikenal oleh banyak orang. Namun tetap tidak pernah terlepas dari tujuan utamanya dalam memperkenalkan Ajaran Islam. Hal ini nampak pada saat menggelar pertunjukanSaat ini, Debus Garut semakin banyak dipertunjukkan di tempat-tempat keramaian. Selain itu pertunjukan seni debus ini juga  biasa digelar pada acara adat,  khitanan, pernikahan, perayaan hari-hari besar keagamaan, dan perayaan lainnya.
Sebagai salah satu media Dakwah dalam menyebarkan Agama Islam, biasanya, pertunjukan seni debus selalu diawali dengan bubuka berupa lantunan sholawat, puji-pujian dan dzikir kepada Allah, diiringi dengan tetabuhan selama beberapa saat.Â
Mudah-mudahan informasi singkat mengenai Debus Garut ini memberikan informasi betapa banyaknya Kesenian Tradisional disekitar kita yang perlu dilestarikan.
Penulis : Fardian Antariksa