Mohon tunggu...
Fardhie Hantary
Fardhie Hantary Mohon Tunggu... Wiraswasta - Neo Sufism

Akal tanpa ilmu bisa liar, Ilmuan yang tak Furqon menjadi Jahat, Balutlah dirimu dengan Takwa, Landasi hidup hanya dengan Hidayah dari Robbmu. © Fardhie.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hukum Alam

1 April 2014   04:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:14 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sering kali manusia salah dalam mengambil sikap atau penilaian tentang sesuatu yang terjadi pada Alam, entah secara disengaja atau memang ketidak tahuan manusia akan sifat Alam itu sendiri. Berita dan khabar yang selalu terdengar adalah tentang bencana dan kerusakan yang diakibatkan Alam, kesemua itu tidak pernah tuntas untuk dimengerti oleh manusia yang tinggal di Alam ini. Mengapa harus ada kata bencana ketika Alam memperbaharui dirinya? padahal Alam itu juga makhluk yang memiliki keterbatasan untuk menampung dan menerima apapun, maka sudah sewajarnya bila dia harus memperbaiki dan merevolusi dirinya demi kesinambungan hidup dan seluruh makhluk yang tinggal dan menetap di bumi ini. Maka kalau kita sudah berani mengatakan semua yang Alam lakukan itu merupakan bencana, maka kita harus siap pula untuk mengintrospeksi diri kita, mengapa saya katakan demikian" sebab bila Alam ini murka maka tidak ada lain alasan melainkan adanya kesalahan pada manusia, maka itulah dia bertindak untuk, agar manusia ini bisa berubah dan sadar dari kebodohan dan kesalahan yang telah diperbuatnya. Bila saja kesalahan itu terus terjadi sudah pasti Alam juga akan terus bertindak, adil bukan? Sudah merupakan konsekwensi kita dan Alam ini untuk selalu Selaras dan Sejalan dengan Sunnah yang sudah ditetapkan oleh Sang Penata dan Pencipta Alam Jagat Raya (الخالق / Al Kholiq) Bila manusia selalu bertindak dan berbuat yang bisa mencemarkan Alam ini maka sudah pasti akan ada ekses ketidak stabilan padanya. Banyak sekali celah atau alasan mengapa Alam ini marah/murka. Kalau kita perhatikan di seluruh dunia ini hampir semuanya mengeksploitir sumber daya Alam, dengan alasan Sains Teknologi. Anehnya lagi mengapa Sains Teknologi yang dijadikan acuan dalam berbuat demikian? Apakah dengan Sains Teknologi kita hidup? atau apakah Sain Teknologi yang mengendalikan diri kita? Jelas tidak. Tidak ada kesalahan pada Sains Teknologi bila saja masih Selaras dengan Alam semesta. Namun bila sudah bertentangan dengannya maka sudah pasti sebuah kesalahan besar bagi manusia dan akan mengakibatkan terjadinya Goncangan/Gejolak, mungkin ini yang selalu dikatakan oleh manusia dengan Bencana. Siapa bilang setiap perbuatan kita tidak akan berekses pada Alam ini? jelas sangat berkaitan erat. Dan siapa bilang bahwa penataan manusia, baik dalam lingkup kecil dan besar(Negara,Bangsa) juga bisa mengakibatkan ekses pada Alam. Penataan moral Bangsa yang salah dan kedudukan manusia yang tamak akan kekuasaan juga menjadi perhatian Alam semesta. Bahkan kehadiran sosok seorang Pemimpin yang akan menggerakkan roda pemerintahan juga menjadi sorotan bagi Alam ini. Saya yakin dunia semua tahu kalaulah didalam sejarah bila sosok Pemimpin itu jelek, dan selalu berbuat tanpa pedoman yang jelas,(Namrud, Fir'aun, Abu Lahab dan masih banyak lagi) sosok-sosok Pemimpin yang bisa mengakibatkan kerusakan pada Alam dan manusia. Pesanku" Jujurlah pada dirimu bila itu memang salah, dan segeralah bertobat, lakukan perbaikan minimal pada diri kita sebelum melakukan perbaikan pada apa dan siapapun. Cobalah dan selalu mencoba untuk bijak dalam mengambil hikmah dari setiap perbuatan. karena hanya dengan kebijakan dan ketakwaan kita bisa selalu sejalan dengan Alam dan mengantisipasi diri kita untuk tidak terjerumus pada ke Zhaliman yang akan mengantarkan diri kita sampai ke lembah Nista(Neraka).

اللَّهَعَلِيمٌبِذَاتِالصُّدُور

Allah sangat mengetahui apa saja yang ada didalam kesadaran(hati) kita.

Author by Fardhie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun