Mohon tunggu...
Fardhie Hantary
Fardhie Hantary Mohon Tunggu... Wiraswasta - Neo Sufism

Akal tanpa ilmu bisa liar, Ilmuan yang tak Furqon menjadi Jahat, Balutlah dirimu dengan Takwa, Landasi hidup hanya dengan Hidayah dari Robbmu. © Fardhie.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perkataan

21 Maret 2014   13:35 Diperbarui: 4 November 2015   00:02 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh manusia dibumi ini pasti pernah bahkan sering berinteraksi satu dengan yang lainnya, maka sudah pasti lazinmnya interaksi tersebut menggunakan mulut, sebab mulut merupakan salah satu sarana/komponen pada tubuh kita yang paling sering digunakan, sadar maupun tidak manusia pasti memiliki ketergantungan terhadap mulutnya. Namun pernahkah kita menyadari” betapa sangat menentukan dan menjadi indikasi sebuah Kata yang akan kita ucapkan untuk dijadikan bahan pembicaraan atau topikalisasi.

Setiap orang pasti bisa berbicara dan berkata-kata, namun belum tentu ada gunanya dan bermanfaat. Banyak orang hanya mampu berbicara dan berkata-kata, semua orang merasa berhak untuk melakukannya, namun sedikit dari mereka yang memiliki Topikalisasi dalam setiap Pembicaraannya. Apalagi untuk memperhatikan dan menyesuaikan setiap kata yang dia ucapkan.

(Q.S Al Baqarah ayat 263). Nyaris tidak ada yang perduli dan mempertimbangkannya, yang penting berbicara dan berkata-kata.

Inilah kondisi dunia saat ini, sudah menjadi kebiasaan orang untuk berkata dan berbicara, bahkan ada yang mengambil Job menjadi Komentator dan Pengamat, tidak cukup sampai disitu bahkan ada yang khusus mempelajarinya sebab ada sekolah untuk menjadi Komentator dan Pengamat (Hemm). Mengapa kedua Subject tersebut saya jadikan contoh? Sebab keduanya kerap menggunakan mulut dan kata-kata untuk dijadikan Pembicaraan.

Pertanyaan muncul, apakah kedua Subject tersebut menyadari dan memahami apa yang dia katakan” atau apakah mereka telah meriset/membuktikan dari setiap Perkataan yang dia ucapkan” Apakah mereka pernah melihat dan memikirkan dampak dari Perkataannya” atau mungkin mereka memang tidak mengetahui dan menyadari kalau setiap kata yang terucap pasti memiliki dampak yang sangat luar biasa” Oleh sebab itu pula saya menulis artikel ini, agar bisa dijadikan bahan pertimbangan, minimal direnungkan.

Kata adalah bukti, Kata merupakan alat Indikasi(Q.S An Naba' ayat 35), Kata bisa menjadi acuan dalam menentukan dan memutuskan, Kata juga mengandung Kekuatan, banyak bukti sudah disebabkan Perkataan ataupun Kata-kata yang terucap bisa membuat yang benar menjadi salah dan sebaliknya, dengan Perkataan orang bisa teryakini dan percaya.

Orang yang bijak lagi cermat pasti mengetahui betapa pentingnya sebuah Kata, setiap Kata yang terucap pasti menjadi Statement didalam kehidupan kita, selayaknyalah berhati-hati untuk berkata-kata, pertimbangkan terlebih dahulu sebelum berbicara, buktikan dan pastikan setiap Perkataan yang akan dijadikan Pembicaraan jangan sampai menjadi sia-sia dan omong kosong belaka, apalagi menyebabkan dan menimbulkan ekses yang tidak baik bagi orang lain.

Statement Akhir: "Semua orang bisa untuk berkata-kata bak puisi indah yang dilantunkan" tetapi hanya sedikit dari mereka yang mampu bijaksana menyikapi setiap perkataannya" dan bertanggung jawab atas perkataan yang telah dia ucapkan".(Q.S Al An'aam ayat 112).

 Author by Fardhie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun