Bowongso. Buat para pecinta kopi Indonesia mungkin cukup familiar dengan nama desa yang satu ini. Desa yang terkenal dengan kopi arabikanya ini terletak di Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo. Tapi apakah kalian tahu? Bowongso bukan hanya terkenal akan kopinya yang sangat khas, tetapi juga pemandangan alamnya yang sangat menyegarkan mata.
Salah satu kelebihan yang ditawarkan Desa ini adalah tempatnya yang cukup sepi, sunyi, dan tak banyak kendaraan berlalu-lalang sehingga sangat cocok untuk kita yang ingin menenangkan pikiran sejenak dari suasana riuh di kota. Namun ada hal yang perlu diperhatikan. Akses jalan menuju kesana agak cukup terganggu karena banyak jalan berlubang di beberapa titik. Kendaraan roda empat juga agaknya akan kesulitan karena jalannya yang sempit. Namun, bagi pemotor yang ingin santai, sangat nyaman untuk berkendara santai menyusuri Bowongso.
Untuk menuju kesana, kita dapat melewati Desa Kembaran dan terus naik keatas. Ada dua rute yang dapat dilalui, yaitu melalui Desa Lamuk-Bowongso-Luwihan, atau bisa juga dibalik mulai dari Luwihan dulu lalu Bowongso, dan kemudian baru ke Desa Lamuk. Dalam perjalanan saya kali ini, saya melalui rute yang pertama yaitu mulai dari Desa Lamuk.
Mulai menanjak ke Desa Lamuk, di sini udara mulai terasa sangat dingin. Bagi kalian yang pernah ke dataran tinggi atau pegunungan seperti Dieng, kurang lebih udaranya terasa seperti itu. Di saepanjang jalan kita dapat melihat berbagai tanaman pertanian yang menjadi komoditas utama dari wilayah ini seperti kol dan cabe. Lamuk memang terkenal akan pertaniannya. Didukung dengan udaranya yang dingin dan terletak di pegunungan, membuat bermacam sayur dan tanaman lainnya tumbuh subur di sini. Bahkan Presiden Jokowi pada 2021 lalu pernah mengunjungi Lamuk untuk melihat lahan pertanian "food estate" disini.
Di desa ini juga ada sebuah lapangan besar yang sering digunakan untuk pertandingan sepak bola. Pemandangan dilapangan ini sangat indah. Kita dapat melihat seluruh kota Wonosobo dari sini, dan ketika menengok kebelakang, akan disuguhi oleh pemandangan indah dari Gunung Sumbing. Di samping lapangan ada sebuah pohon besar yang menjadi ciri khas dari lapangan ini. Pohon itu tampak berdiri sendiri. Pohon itu sering dijadikan spot foto oleh wisatawan. Di dekat pohon yang kesepian tersebut, sebenarnya ada sebuah tempat khusus untuk foto dengan tangga yang terbuat dari bambu. Sayangnya, beberapa bambu yang menyusun telah rapuh dan berbahayan untuk dinaiki.
Lanjut perjalanan, di sana terdapat sebuah jalur untuk pendakian menuju Gunung Sumbing via Bowongso. Bagi kalian para pendaki yang ingin mendaki puncak Gunung Sumbing, sangat boleh untuk dicoba. Namun untuk kalian yang tidak ingin mendaki gunung, menikmati keindahan alam Bowongso pun sudah cukup untuk merasakan segarnya alami, dan menyegarkan mata dengan pemandangannya.
Saya tidak memilih jalan besar yang biasa dilalui kendaraan, melainkan sebuah jalan setapak yang biasa dilalui petani. Pilihan saya ternyata tepat. Menaiki bukit yang menanjak dengan pemandangan pengunungan yang sungguh indah. Melihat kebawah terbentang kabut-kabut tebal yang menyelimuti jurang yang sebenarnya cukup dalam. Menjulang tinggi sebuah bukit besar dengan hamparan pohon-pohon menghijau di depan mata. Tak kalah, dibelakangnya dengan gagah berdiri Gunung Sumbing yang sebagian badannya tertutupi awan. Dan inilah pemandangan terbaik yang dapat kita temui di Bowongso. Tak banyak orang yang ada, hanya beberapa petani yang sedang menggarap lahannya saja. Mungkin memang tak banyak orang yang tahu karena tempat yang satu ini memang cukup tersembunyi atau dalam bahasa kerennya hidden gem.
Turun kebawah, telah terlihat rumah-rumah warga tanda sudah mulai mendekati area permukiman. Dan sampailah kemudian di lapangan Bowongso. Terpampang nyata tulisan Bowongso di lapangan yang tepat berseberangan dengan sebuah SD tersebut. Di sana saya bertemu dengan seorang pemuda asal Desa Tempursari bernama Alwani yang juga sedang berjalan-jalan di sana.
"Keren banget pemandangan di sini. Suasananya tenang, pemandangannya bagus. Pas banget buat healing". Kata Alwani.
Dia juga mengatakan bahwa sudah beberapa kali kesana, untuk sekedar menyegarkan pikiran dari penatnya kesibukan sehari-hari