Di tengah gempuran budaya modern, karawitan masih mampu bertahan dan diminati oleh warga Padukuhan Randukuning 1, Selang, Wonosari, Gunungkidul. Pelestarian dan inovasi agar menjaga kelangsungan hidup kesenian tradisional di Randukuning 1 telah berjalan sejak tahun 2019 dengan latihan rutin tiap satu minggu sekali setiap kelompok di Sanggar Budaya Randukuning 1.
Karawitan Randukuning 1 bermula dari Kelurahan Selang yang menuju pada Desa Rintisan Budaya. Kelompok karawitan pertama terbentuk dari kalangan bapak-bapak yang bernama Marsudi Laras. Bapak Samiyo sebagai guru karawitan Randukuning 1 mengungkapkan kelompok Marsudi Laras terbentuk dari rasa pantang menyerah karena sebagai generasi penerus sehingga ditekankan untuk belajar bersama. Setelah terbentuk kelompok Marsudi Laras disusul terbentuknya kelompok ibu ibu PKK dan karang taruna.
Bapak Samiyo berharap Karawitan pada Randukuning 1 masih berlanjut terus, lebih tertata dan diiringi kemajuan. Bapak Samiyo juga berharap jangan sampai tidak ada generasi penerus yang meneruskan dunia karawitan. “ora kepaten wenih” yang artinya tidak kehabisan benih ungkap bapak Samiyo. Bapak Samiyo menunggu dari orang tua masyarakat Randukuning 1 untuk mengajak anaknya untuk mengikuti latihan rutin sehingga masih ada generasi selanjutnya.
Melalui karawitan menjadikan media komunikasi dan ekspresi diri masyarakat Randukuning 1. Dari kelompok Karawitan Randukuning 1 mendukung visi Desa Rintisan Budaya dan menjadi identitas budaya bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H