Mohon tunggu...
Fardan Mubtasir
Fardan Mubtasir Mohon Tunggu... Guru - Human, Culture, and Society

Seseorang yang sedang belajar menjadi manusia dan belajar berbagi coretan-coretan sederhana yang bisa berdampak positif terhadap sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Film

Rasa Kata: Sebuah Cermin Bagi para Pengejar Makna

1 Februari 2025   07:00 Diperbarui: 29 Januari 2025   13:50 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Film pendek Rasa Kata adalah sebuah karya sinematik yang memikat dengan kedalamannya yang tayang serta bisa ditonton di channel youtube Di kiri Jalan Media Kreatif. Di balik durasi singkatnya, film ini berhasil mengangkat tema yang relevan dengan realitas kehidupan digital saat ini, di mana perkataan mampu menjadi pedang bermata dua. Bercerita tentang seorang content creator bernama Visca, Rasa Kata menyentuh berbagai aspek emosional dan sosial yang sering kali diabaikan, menjadikannya lebih dari sekadar tontonan, tetapi juga renungan mendalam tentang hubungan manusia dengan kritik dan penghargaan.

Dalam film ini, kita diajak mengenal Visca, seorang content creator yang dikenal lewat ulasan kreatifnya terhadap sebuah novel populer. Namun, ketenarannya tidak hanya membawa pujian, tetapi juga gelombang ujaran kebencian yang bertubi-tubi. Tuduhan bahwa ia hanya memanfaatkan karya orang lain untuk keuntungan pribadi menjadi narasi yang terus-menerus memburu dirinya. Suara-suara sumbang itu perlahan mengguncang Visca, membuatnya merasa terpojok dan putus asa. Kehadiran komentar-komentar negatif tidak hanya mengguncang kariernya, tetapi juga menggoyahkan kepercayaan dirinya hingga ia berada di ambang keputusasaan yang begitu dalam, bahkan mempertimbangkan untuk mengakhiri hidupnya.

Yang membuat film ini begitu menyentuh adalah penggambaran perjalanan batin Visca. Dalam sebuah momen kritis di puncak keputusasaan, ia dihadapkan dengan sosok dirinya di masa depan. Sosok ini hadir bukan untuk menghakimi, melainkan untuk memberikan sudut pandang baru. Melalui percakapan mereka yang penuh emosi, Visca menyadari bahwa keberadaan kritik dan tantangan bukanlah alasan untuk menyerah, melainkan kesempatan untuk tumbuh dan menemukan jati diri. Sosok Visca dari masa depan menjadi simbol kekuatan untuk bangkit, menekankan bahwa solusi dari semua masalahnya ada dalam keberanian untuk bertransformasi. Dengan kesadaran baru ini, Visca menemukan kembali semangatnya untuk berkarya, kali ini dengan cara yang lebih autentik, jujur, dan bermakna.

Latar yang digunakan dalam Rasa Kata terasa sangat intim dan mendalam. Seluruh cerita berpusat di kamar Visca, khususnya di meja kerja yang menjadi tempat ia memproduksi kontennya. Pilihan ini menciptakan atmosfer yang akrab tetapi juga menonjolkan keterasingan yang dialami Visca. Dalam kamar itulah semua kegelisahan, keraguan, dan harapan bercampur menjadi satu, menciptakan ruang pribadi yang penuh makna. Penonton dapat merasakan betapa kamar itu bukan hanya ruang fisik, tetapi juga metafora dari ruang pikir dan jiwa Visca yang penuh pergolakan. Bahkan, detail-detail kecil seperti pencahayaan dan susunan benda di meja Visca memberikan kesan simbolis tentang kerapuhan dan ketangguhan yang saling berkelindan.

Penokohan dalam film ini sangat kuat meski hanya berpusat pada Visca. Karakter Visca digambarkan dengan sangat manusiawi, membuatnya mudah untuk disukai sekaligus dipahami. Ia adalah cerminan dari banyak orang yang hidup di era digital, di mana setiap tindakan bisa menjadi sasaran komentar publik. Karakter ini menyoroti dilema yang dihadapi para content creator modern, di mana eksistensi mereka bergantung pada pendapat khalayak, baik itu positif maupun negatif. Sementara itu, sosok Visca di masa depan hadir sebagai simbol dari harapan dan introspeksi. Kehadirannya tidak hanya menjadi penggerak cerita, tetapi juga memberikan dimensi filosofis yang mendalam. Sosok ini seolah-olah mewakili versi terbaik dari diri kita yang mampu melihat kehidupan dengan kearifan yang lebih tinggi.

Tujuan utama dari film Rasa Kata tampaknya adalah untuk mengingatkan kita akan kekuatan kata-kata. Di era media sosial, di mana segala sesuatu dapat diungkapkan dengan mudah, kita sering lupa bahwa perkataan memiliki dampak yang nyata. Film ini mengajak penonton untuk lebih bijak dalam menggunakan kata-kata, baik sebagai pemberi kritik maupun sebagai penerima. Selain itu, Rasa Kata juga menekankan pentingnya keberanian untuk terus berkarya meski dihadapkan pada tekanan dan kritik. Film ini menjadi semacam manifesto bagi siapa saja yang pernah merasa terguncang oleh komentar negatif, untuk terus melangkah maju tanpa kehilangan jati diri.

Pesan yang disampaikan oleh Rasa Kata begitu jelas dan relevan: jangan biarkan kata-kata orang lain mendefinisikan diri kita. Kritik memang bisa menjadi alat untuk perbaikan, tetapi tidak semua kritik datang dari tempat yang baik. Terkadang, kritik hanyalah cerminan dari ketidakpuasan pribadi orang lain. Melalui Visca, film ini mengajarkan kita untuk memfilter kritik dan fokus pada apa yang benar-benar penting yaitu keberanian untuk tetap setia pada jalan yang kita pilih. Film ini juga menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk bangkit, bahkan dari keterpurukan terdalam sekalipun, dengan memilih untuk berdamai dengan kritik dan menggunakan hal tersebut sebagai bahan bakar untuk tumbuh.

Secara keseluruhan, Rasa Kata adalah film pendek yang berhasil mengemas pesan besar dalam kemasan yang sederhana. Dengan alur cerita yang mengalir, penokohan yang kuat, dan latar yang intim, film ini mampu meninggalkan kesan mendalam bagi para penontonnya. Rasa Kata tidak hanya menjadi cerminan bagi para content creator, tetapi juga bagi siapa saja yang pernah merasa terguncang oleh kata-kata orang lain. Sebuah karya yang tidak hanya layak ditonton, tetapi juga direnungkan. Film ini, dengan semua kesederhanaannya, berhasil memberikan pelajaran berharga tentang kekuatan, harapan, dan keberanian untuk tetap berkarya meskipun diterpa badai kritik. Rasa Kata adalah pengingat bahwa dalam setiap perjalanan, kita memiliki kendali penuh atas narasi hidup kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun