Pendidikan tinggi tidak seharusnya ditentukan oleh gender, karena setiap individu berhak untuk memperoleh pendidikan yang setara, tanpa memandang jenis kelamin. Namun, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa perempuan tidak perlu belajar terlalu tinggi karena pada akhirnya akan berakhir di dapur. Pemikiran ini sering kali menurunkan semangat perempuan yang bercita-cita untuk mendapatkan pendidikan tinggi, karena dianggap hal tersebut sia-sia.
Pandangan sempit seperti itu membuat banyak perempuan ragu untuk bermimpi besar dan meraih pendidikan yang lebih tinggi. Lingkungan yang masih berpandangan bahwa perempuan tidak pantas melampaui laki-laki dalam hal pendidikan sering kali menjadi tantangan yang berat. Di Indonesia, salah satu tokoh yang memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi perempuan adalah R.A. Kartini. Beliau menegaskan pentingnya pendidikan bagi perempuan dan menolak anggapan bahwa gender dapat membatasi hak untuk belajar. Kartini mengajarkan bahwa perempuan harus menomorsatukan pendidikan apabila ada kesempatan untuk belajar, karena pendidikan tidak hanya penting bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masa depan masyarakat secara keseluruhan.
Perempuan yang berpendidikan memiliki banyak keuntungan yang tidak bisa diremehkan. Meskipun pada awalnya sering dianggap tidak penting oleh sebagian orang, pendidikan memberikan kesempatan bagi perempuan untuk meningkatkan kualitas diri dan membuka akses ke berbagai peluang yang jarang didapatkan orang lain. Dengan pendidikan, perempuan mampu memahami ilmu yang bermanfaat, dan dengan itu pula, mereka dapat meningkatkan kepercayaan diri. Kemampuan untuk mengungkapkan pendapat dan memberikan inspirasi juga lebih mudah diperoleh oleh perempuan yang memiliki pendidikan tinggi.
Salah satu keuntungan terbesar bagi perempuan yang berpendidikan adalah kemampuannya untuk mendidik generasi berikutnya. Peran perempuan dalam keluarga sangat penting, terutama dalam membentuk karakter anak-anak mereka. Dengan pendidikan, perempuan bisa menjadi pendidik pertama bagi anak-anak, membantu mereka tumbuh dengan kepribadian yang baik. Pendidikan tinggi pada perempuan tidak hanya memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bagi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Membangun karakter anak yang baik merupakan investasi jangka panjang untuk generasi yang lebih berkualitas.
Di balik semua manfaat tersebut, masih banyak perempuan yang menghadapi tantangan dari lingkungan sosial dan bahkan keluarga mereka sendiri. Banyak yang berpandangan bahwa pendidikan tinggi untuk perempuan adalah hal yang sia-sia. Pandangan seperti ini sering kali menimbulkan keraguan dalam diri perempuan, terutama ketika perjuangan untuk mencapai pendidikan tidak selalu mudah. Ketakutan bahwa usaha yang dilakukan tidak akan membuahkan hasil sering kali menjadi hambatan mental yang sulit dilalui. Namun, motivasi dan dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting untuk membantu perempuan mengatasi keraguan ini. Dukungan tersebut dapat menjadi sumber semangat untuk terus maju dan percaya pada kemampuan diri sendiri.
Perempuan juga memiliki hak untuk memilih jalan hidupnya sendiri tanpa harus dibatasi oleh norma atau stereotip tertentu. Mereka berhak mengejar impian dan melakukan apa yang mereka anggap baik selama tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Salah satu bentuk kontribusi yang dapat dilakukan oleh perempuan berpendidikan adalah dengan mendirikan tempat belajar atau menjadi sukarelawan untuk mengajarkan kebaikan kepada anak-anak. Ini adalah salah satu cara bagi perempuan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Impian untuk mendirikan sekolah gratis bagi anak-anak yang kurang mampu adalah contoh nyata dari betapa besar dampak yang bisa diberikan oleh perempuan yang berpendidikan. Meskipun terdengar seperti impian yang jauh dari kenyataan, usaha untuk mewujudkannya adalah hal yang sangat berarti. Pendidikan adalah kunci untuk membuka banyak peluang, dan dengan pendidikan yang baik, perempuan dapat berperan lebih besar dalam membawa perubahan di lingkungan sekitarnya.
Pada akhirnya, pendidikan tidak boleh dibatasi oleh gender. Perempuan berhak mendapatkan pendidikan setinggi mungkin dan tidak seharusnya terhambat oleh opini negatif dari masyarakat. Dengan pendidikan, perempuan tidak hanya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi generasi mendatang. Gender tidak menentukan seberapa tinggi seseorang boleh bermimpi atau seberapa besar kontribusi yang bisa diberikan. Setiap perempuan memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan melalui pendidikan yang mereka peroleh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H