Mohon tunggu...
Fardan Mubtasir
Fardan Mubtasir Mohon Tunggu... Guru - Human, Culture, and Society

Seseorang yang sedang belajar menjadi manusia dan belajar berbagi coretan-coretan sederhana yang bisa berdampak positif terhadap sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pilkada Serentak 2024: Membuka Mata Politik Generasi Z dan Harapan Indonesia Emas

16 September 2024   09:52 Diperbarui: 17 September 2024   16:46 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Munculnya pesta demokrasi membuat para warga Indonesia mulai memilah-milah siapa yang akan mereka pilih dan berbondong-bondong menyuarakan suaranya. 

Saat ini populasi anak muda sangat mendominasi, terutama Generasi Z atau yang sering disebut Gen Z. Namun, banyak dari Gen Z yang baru terjerumus dalam urusan politik dan banyak pula yang tidak memperdulikan masalah politik sehingga memilih dengan asal tanpa research terlebih dahulu.

Oleh karena itu, satu suara saja sangat berpengaruh untuk 5 tahun kedepan. Maka dari itu, sudah seharusnya para warga Indonesia terutama Gen Z membuka mata terhadap kehidupan politik di Indonesia. 

Seperti yang diharapkan bahwa Indonesia akan memperoleh generasi emas pada tahun 2045. Maka dari itu, saat ini orang-orang berfokus pada internet yang di mana semua kalangan dapat melihat berita terkini, terutama berita mengenai pemilu.

Sudah terlihat bahwa teknologi sangat berpengaruh, di mana ketika orang-orang berbondong-bondong menyuarakan isu-isu politik dan mengunggah antusiasme terhadap pesta demokrasi kali ini, membuat warga Indonesia mulai membuka mata bahwa pemilu kali ini tidak boleh asal-asalan. \

Akan tetapi beberapa dari Gen Z memiliki kecenderungan untuk enggan terlibat atau bahkan apatis. Mereka pun dipaksa untuk segera memiliki KTP bila sudah mencukupi umur, dengan begitu mereka terpaksa untuk memilih.

Namun, adanya akses kemudahan dalam ruang digital dengan melalui tren, politik pun berhasil masuk dan mempengaruhi opini publik terutama Gen Z karena adanya kemudahan tersebut, membuat sebagian dari mereka malah berpikir untuk tidak ikut serta dalam pemilu sebagai bentuk protes atau ketidakpercayaan mereka terhadap sistem politik. Mereka mungkin merasa bahwa suara mereka tidak akan membuat perubahan yang signifikan atau visi misi dari kandidat tidak sesuai dengan harapan mereka.

Selain itu, tak sepenuhnya para Gen Z berpikiran yang sama, banyak dari mereka yang malah mulai aware terhadap politik. Hal tersebut karena proses kampanye dari para kandidat menggunakan cara yang lebih modern dan mengikuti tren untuk menggaet atensi mereka. Sudah semestinya para generasi muda mulai peduli dengan politik, karena secara tidak langsung kehidupan yang sedang kita jalani dipengaruhi oleh politik.

Maka dari itu, peran sebagai generasi muda seharusnya bisa berpikiran cerdas demi 5 tahun ke depan dan mewujudkan generasi emas tahun 2045. Dalam mewujudkan generasi emas, dibutuhkan peran para generasi muda yang bijak terhadap urusan politik. 

Bisa dimulai dari pemilu saat ini, di mana para generasi muda terkhususnya Gen Z menggunakan hak suara dengan bijak karena 5 menit yang dipakai untuk mencoblos akan sangat berpengaruh pada 5 tahun ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun