Mohon tunggu...
Fardan Mubtasir
Fardan Mubtasir Mohon Tunggu... Guru - Human, Culture, and Society

Seseorang yang sedang belajar menjadi manusia dan belajar berbagi coretan-coretan sederhana yang bisa berdampak positif terhadap sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melihat Dinamika Pesta Demokrasi di Indonesia dan Peran Generasi Z dalam Menghadapi Lika-liku Pemilu 2024

30 April 2024   10:35 Diperbarui: 30 April 2024   21:06 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 1. Ilustrasi Pemungutan Suara Pemilu 2024, sumber: freepik.com

Pemilihan umum pada tanggal 14 Februari 2024 merupakan penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia yang ke-13 dan Pemilu pertama diselenggarakan pada tahun 1955. Peristiwa bersejarah tersebut menghadapi berbagai tantangan dalam melewati tiga era besar di Indonesia, yaitu masa Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Berbagai tantangan telah dihadapi dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut, dan Indonesia telah ditetapkan sebagai negara demokrasi. Artinya, rakyat memegang kekuasaan tertinggi serta memiliki mandat kepada para wakil rakyat yang dipilihnya untuk menjalankan pemerintahan. Lalu, perjalanan demokrasi di Indonesia tidak berhenti di sana. Seiring dengan perkembangan teknologi, Pemilu di Indonesia telah memasuki era digital.

Pemanfaatan media sosial dan teknologi informasi telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam proses pemilihan umum, mulai dari kampanye politik hingga pelaporan hasil suara. Pemanfaatan media sosial dioptimalkan oleh masing-masing calon untuk mengatur strateginya dalam menggaet generasi muda. Selain itu, resminya tiga pasang Calon Presiden dan Wakil Presiden yang maju di Pemilu 2024 membuat dinamika pesta demokrasi semakin menarik. Media sosial sebagai salah satu wadah diskusi masyarakat pun menunjukan aktivitas kampanye politik yang tinggi dan dikemas sedemikian rupa dalam cuitan-cuitan seputar prioritas isu partai, nilai-nilai partai, hingga promosi capres-cawapres. Demokrasi asik yang dibawakan oleh Paslon 01 Anies-Muhaimin, Paslon 02 Prabowo-Gibran, dan Paslon 03 Ganjar-Mahfud membawa kesan yang menarik bagi generasi milenial maupun Generasi Z.

gambar 2. Para panitia pemungutan suara sumber: Unsplash.com
gambar 2. Para panitia pemungutan suara sumber: Unsplash.com

Beberapa kegiatan kampanye dari masing-masing paslon lewat media sosial memiliki tujuan yang sama, yaitu strategi untuk menggaet pemilih muda khususnya Generasi Z atau Gen Z, dan mempromosikan program kerja mereka serta ingin mendapatkan suara Gen Z serta mencoba lebih dekat kepada rakyat. Era ini bisa menjadi era baru dalam berkampanye karena masing-masing paslon dituntut untuk beradaptasi dengan kultur Gen Z dan tidak menegangkan seperti era demokrasi pada tahun-tahun sebelumnya, untuk memperebutkan suara pemilih muda khususnya Gen Z yang tidak menyukai kampanye yang terlalu serius dan tegang. Selain itu, mengutip dari Open Data Jabar bahwa keterlibatan generasi muda dalam Pemilu bukan sekadar angka-angka partisipasi, melainkan sebuah sinyal perubahan yang berpotensi membawa angin segar dalam kancah politik nasional.

Melihat dan menimbang visi serta misi dari calon-calon yang bertarung pada kontestasi Pemilu 2024 untuk memastikan bahwa mereka bukan hanya sekedar wajah di baliho, tapi juga membawa perubahan yang didambakan untuk masyarakat Indonesia. Selain itu pula untuk memastikan bahwa Pemilu berjalan dengan lancar, jujur, dan adil serta menjamin bahwa setiap suara, terutama suara Gen Z dihitung dan memiliki dampak. Selain itu, Kembali mengutip dari Open Data Jabar bahwa pentingnya suara anak muda ini mencerminkan beberapa hal seperti anak muda memiliki kapasitas untuk mengubah peta kekuasaan politik baik di tingkat daerah maupun nasional, lalu keberadaan anak muda sebagai pemilih aktif menandakan kesegaran ide dan perspektif baru dalam politik, dan yang terakhir partisipasi aktif anak muda dalam politik juga merupakan langkah penting dalam proses pendidikan demokrasi.

Oleh karena itu, suara generasi muda khususnya Gen Z bukan hanya sekedar angka dalam statistik pemilihan. Mereka adalah kekuatan dinamis yang mendorong perubahan, membawa harapan baru, serta menjamin bahwa masa depan Indonesia adalah masa depan yang dibentuk oleh semua generasi. Meskipun penuh dengan dinamika dalam sejarah perjalanannya, antusiasme masyarakat untuk mengikuti ajang Pemilu diperkirakan akan tetap tinggi. Dalam perjalanan menuju Pemilu dan momen politik penting lainnya, penting bagi semua pihak untuk mendengarkan dan menyerap aspirasi Gen Z, karena di tangan merekalah masa depan bangsa ini dibentuk. Lalu, upaya-upaya tersebut diharapkan tidak hanya akan meningkatkan jumlah pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara, tetapi juga memastikan anak muda khususnya Gen Z membuat pilihan yang informasi dan bertanggung jawab.

Pada akhirnya, kembali pada esensi Pemilu sesungguhnya yang menjadi ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan haknya. Selain itu, Pemilu memberikan kesempatan untuk mengekspresikan ketidakpuasan ataupun antusiasme serta rasa kepemilikan terhadap pemerintahan di negerinya. Oleh karena itu, Pemilu kembali menjadi momen yang dapat mewadahi masyarakat Indonesia untuk turut serta terlibat dalam menentukan arah pembangunan bangsa di masa depan. Selain itu, Pemilu menjadi hajatan besar masyarakat Indonesia untuk menentukan arah perjalanan bangsa dan besar harapan Pemilu tahun ini berjalan sesuai marwah demokrasi demi mewujudkan keadilan dan kedaulatan rakyat Indonesia, karena demokrasi tidak bisa menjadi sebuah konsep yang semata diucapkan namun demokrasi harus dipraktikkan menjadi sesuatu yang bekerja dan menghasilkan hasil positif bagi kelanjutan perjalanan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun