Mohon tunggu...
Fardal Rasudin
Fardal Rasudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seni kehidupan, membaca, menulis, jalan-jalan dan petualangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Restorasi Sholawat; Tranformasi nilai-nilai Progresif

15 November 2024   20:28 Diperbarui: 15 November 2024   20:50 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Setiap doa adalah terhalang, sehingga bersholawat atas nabi Muhammad saw. (Diriwayatkan oleh Ad-dailami dalam Musnad Al-Firdaus dari Anas ra)  dan masih banyak keutamaan sholawat yang belum sempat saya tulis disini.

Rahasia Sholawat

Menjadi pertanyaan kenapa sholawat begitu istemewah dan memiliki nilai yang tinggi,? kalangan ulama Tassawuf memberikan jawaban mereka bahwa rahasia dari Alam semesta ini terletak pada Nur Muhammad saw, dimana awal mula segala sesuatu di ciptakan, sebagaimana dalam Hadits Qudsi "kalu bukan karena Engkau ya muhammad, Aku tidak akan menciptakan semesta", pandangan ini mengintreprestasikan bahwa itulah yang disebut Muhammad Awwalun atau Nur Muhammad saw. Sebagaimana dalam sholawat "Allahumma salli alasayyidina Muhammad fil awwalin" Keterangan yang lain menegaskan "Segala sesuatu berasal dari Aku, dan Aku jua berasal daripada Allah"

Dalam perspektif ini ketika saya bersholawat maka sebenarnya saya menghubungkan diri saya dengan asal muasal segala sesuatu yaitu Allah swt melalui pintu Nabi Muhammad Saw.  dimana Muhammad saw adalah kekasih Allah swt yang namanya bergandengan dengan nama Allah di atas arsyi, dalam kalimat tauhid "Lailaha ilallah Muhammadarrasullulah" 

Hubungan antara Allah dan Muha, dikatakan "Allah Hu Zatullah, Muhammadun Sifatullah" Artinya Allah adalah zat dan Muhammad adalah sifat daripada Zat, disini Muhammad saw adalah manifestasi dari sifat-sifat Allah itu sendiri oleh karena itu sifat dan zat tidak dapat dilepas pisahkan. satu tapi berbeda, berbeda tapi satu.  laksana matahari dan cahaya matahari, keduanya adalah satu kesatuan yang tidak bisa dilepas pisahkan tetapi keduanya adalah  dua entitas yang berbeda, untuk mengkaji lebih dalam soal ini maka datanglah ke Guru Tasswauf atau Guru Mursyid. 

Amaliyah Sholawat 

Karena keistemewahan, keutaman dan rahasia dari sholawat maka para ulama menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak bersholawat kepada Nabi Muhammad saw dan menjadikan Sholawat sebagai amaliyah sehari-hari kita.  Nabi saw bersabda "Dimana saja kamu berada maka bersholawatlah kepadaku, sebab sholawatmu itu akan sampai kepadaku" (Diriwayatkan oleh At-Thabrani dari Al-Husain bin Ali ea) 

Syaikh Zaini bin Abdul Gani atau yang akrab disapa Abah Guru sekumpul menganjurkan kepada kita untuk berholawat kepada Nabi saw setiap hari minimal seribu kali, dan sholawat yang paling pendek menurutnya adalah "Shallallah 'Ala Muhammad".  sebagaimana disampaikan oleh Nabi Muhammad saw "Siapa yang bersholawat kepadaku dalam sehari seribu kali, maka ia tak akan mati sehingga ia di gembirakan dengan syurga" (H.R Abusy-Syaikh dari Anas ra) lebih jauh lagi Abah Guru menegaskan bahwa tidak ada amalan yang paling baik di akhir jaman ini melainkan bersholawat kepada Nabi Muhammad saw. bukan berarti kita hanya bersholawat dan meninggalkan  amaliayah lain, seperti sholat dan puasa, semua yang wajib tetaplah dikerjakan sebagai pengabdian kita kepada Allah swt. 

Dalam bersolawat kita mesti memiliki adab kepada Nabi Saw dan Allah Swt. diantaranya adalah kita harus berniat mengikuti perintah Allah swt. yang kedua, memenuhi hak rasulullah, yang ketiga niat supaya mendapat syafaat Nabi saw (termasuk ampunan dosa kita dan kedua orang tua  kita), dan yang terahkhir niatkan hajatkan kita supaya dikabulkan oleh Allah swt, insya Allah dengan perantara sholwat hidup kita menjadi lebih baik lagi dan semakin lebih baik dan kita mendapat syafaat Nabi Muhammad saw, 

Reformasi Sholawat (dari sholawat lisan ke sholawat Daim)

Berholawat kepada Nabi Muhammad saw selain amaliyah juga salah bentuk kerinduan dan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw,  bersholawat juga bertujuan supaya kita selalu dekat dengan Rasulullah saw dan mengikuti semua yang dilakukan oleh Nabi saw. Syaikh Zaini bin Abdul Gani kemudian mengatakan sholawat yang paling tinggi adalah sholawat tanpa ucapan dan tampa kata-kata, atau di sebut sholawat daim, sholawat  di dalam hati  perbuatan kita dimana kita telah masuk pada eskalase meniru perbuatan nabi Muhammad saw. bahwa apa yang kita lakukan hakikatnya adalah perbuatan Muhammad saw. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun