Mengabdi atau berbakti. Seringkali itu yang terlintas dalam pikiran seorang istri. Antara mengabdi kepada suami ataukah berbakti kepada orangtua. Sebuah pemikiran yang sangat sangat tidak relevan dan seringkali menimbulkan kebingungan psikologi seorang istri. Istri yang tugas utamanya adalah mengurus rumah tangga, tapi bergeser dengan tanggung jawab yang masih dibebankan kepadanya dari orang tua.
Kadang orang tua itu lupa akan fungsi anak perempuan dan laki-laki. Pemikiran dan pemahaman pun jadi terbalik. Seorang istri yg seharusnya bertanggung jawab penuh untuk keluarganya dalam hal ini adalah suami serta anak-anaknya. Sementara laki-laki bertanggung jawab penuh kepada keluarganya yaitu istri serta anak-anaknya dan ibunya (orang tua)
Tapi karena pemahaman yg keliru. Yang selalu dikait-kaitkan dengan emansipasi. Tak jarang seorang istri (perempuan) merasa bertanggung jawab penuh atas keluarga nya dan orang tua. Wanita merasa seakan mempunyai beban untuk melindungi, menjaga, serta merawat semua.Â
Apakah yang seperti ini benar adanya ?Â
Karena embel-embel emansipasi lantas jadi seperti ini adanya?.
Tidak, saya rasa tidak semestinya wanita beranggapan menjadi lebih kuat dibanding laki-laki. Karena sejatinya kita kaum perempuan diciptakan untuk dilindungi, dikasihi, dan di sayangi, bukan sebaliknya. Tapi bukan jadi serta merta lemah dan gampang terpedaya. Karena lemah dengan lembut itu berbeda dan kasar dengan tegas itu tidak sama.Â
Mari kita berjalan dan berperilaku sebagaimana kodrat yang ada. Perempuan berlemah lembut dan penuh kasih sayang. Dan laki-laki tegas dan berwib
awa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H