Mohon tunggu...
faranida yuniar
faranida yuniar Mohon Tunggu... Arsitek - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Observasi Hutan Buatan (Bukit Seribu Besek)

23 November 2022   09:33 Diperbarui: 23 November 2022   09:50 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hutan buatan adalah hutan yang keberadaanya bukan di sebabkan oleh proses alam,melainkan di buat dan di budi dayakan manusia .Begitu pula dengan yang ada di bukit seribu besek yang berada di desa kalipacer ,Kec. Bener ,Kabupatenm Purwprejo Jawa Tengah.Disana terdapat pohon pinus yang sangat banyak. Tempatnya yang bagus dan udaranya sejuk, banyak pohon-pohon sangat cocok untuk sekedar refreshing dari kehidupan perkotaan. Terdapatnya pohon pinus itu karena warga desa yang di perintahkan oleh bapak kepala desa yang bernama Pak Darwis memerintahkan kepada warganya untuk menanam pohon pinus tersebut dan diambil getahnya untuk di jual dan sebagai penghasilan desa tersebut.

Setelah itu bapak kepala desa meminta izin kepada pemerintah untuk menanam pohon pinus di desanya. Dan akhirnya permintaan bapak kepala desa di setujui pemerintah bahkan di dukung dengan cara diberikanya bibit pohon pinus serta di beri pelatihan-pelatihan kusus kepada masyarakat yang ingin atau ikut serta merawat pohon pinus tersebut. Setelah itu salah satu anggota dari karang taruna yang bernama Pak Diono mengusulkan kepada bapak kepala desa untuk membuat wisata di hutan pinus tersebut dan akhirnya usulan tersebut di terima dan di dukung warga serta organisasi karangtaruna tersebut .

Akhirny pada tahun 2018 dibuatlah wisata tersebut dan berdiri diatas lahan perhutani yang dikelola oleh kelompok sadar wisata seribu besek. Pembangunan wisata ini didasari niat kuat pak Darwis yang berusahamengangkat wisata dengan konsep edukasi bernuansa kearifan local seperti uniknya pembuatan besek dan pengelolaan sampah barang bekas sekaligus meningkatkan tarif ekonomi dimasyarakat. Karena masyarakat di sana mencari nafkah dengan cara membuat kerajinan besek akhirnya dibuatlah wisata bukit 1000 besek karena terdapat gantungan besek besek

Setelah itu pada tahun 2019 wisata itu di tutup karena adanya wabah virus covid-19 yang menyerang berbagai Negara yang menyebabkan beberapa jutan jiwa kehilangan nyawa sehingga wisata tersebut terpaksa di tutup sementara.

Pada tahun 2022 akhirnya dibuka kembali wisata tersebut karena terbukanya kembali wisata tersebut banyak masyarakat yang memanfaatkan wisata tersebut untuk membuat warung warung di sekitar wisat tersebut.

Adanya wisata tersebut membuat adanya lapangan kerja baru dan juga meningkatkan pendapatan desa sehingga masyarakat di desa tersebut dapat mndapat penghasilan dengan cara berjualan serta kas desa mendapat masukan dari adanya pengunjung yang dating.

Penulis : Aqid Imanudin (222180058)

Faranida yuniar (222180140)

Setiyawati (222180008)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun