Mohon tunggu...
Farandia Aranza
Farandia Aranza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasisiwi

kehidupan adalah sebuah perjalanan, nikmati setiap langkahnya

Selanjutnya

Tutup

Financial

Strategic Leadership, Digitalisasi Sistem Pembayaran menuju Indonesia Emas 2045

19 November 2024   21:06 Diperbarui: 20 November 2024   09:02 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Editing canva

Filaningsih Hendarta merupakan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Senin pada tanggal 4 November 2024 beliau diundang untuk menjadi pemateri dalam webinar yang diadakan oleh Pascasarjana Universitas Airlangga, dalam pemaparan materinya beliau membahas mengenai "Kepemimpinan Bank Indonesia Dalam Mendorong Digitalisasi Sistem Pembayaran Menuju Indonesia Emas".

Bank Indonesia (BI) memainkan peran penting dalam mendorong digitalisasi sistem pembayaran yang guna untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Digitalisasi ini tidak hanya bertujuan untuk memudahkan Masyarakat dalam melakukan berbagai transaksi secara aman dan efisien tetapi juga memperkuat struktur pertumbuhan ekonomi, terutama setelah dampak pandemi COVID-19. Dengan digitalisasi, sistem pembayaran kini lebih cepat, efisien, dan mendukung stabilitas perekonomian nasional.

Kemajuan Inovasi dan Infrastruktur
Melalui inovasi seperti Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan BI-Fast, Masyarakat dapat melakukan pembayaran non-tunai dengan cepat dan aman. BI juga mengembangkan interlink antara bank dan fintech untuk menjamin struktur industri yang saling terhubung dan mempercepat adopsi digital. Dengan konektivitas ini, transaksi antar negara seperti Malaysia dan Thailand dapat dilakukan menggunakan QRIS yang mendukung local currency transaction tanpa memerlukan konversi ke mata uang internasional seperti dolar.

Peran dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Inklusif  Keuangan
Inklusif keuangan meningkat dengan adopsi sistem pembayaran digital yang luas, terutama dalam kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Digitalisasi juga terbukti meningkatkan daya beli masyarakat dengan kemudahan transaksi dan akses ke berbagai produk layanan. Ini menjadikan transaksi keuangan lebih inklusif dan transparan, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tantangan dan Risiko Keamanan
Meski digitalisasi membawa kemudahan, risiko keamanan data tetap menjadi perhatian utama. Kebocoran data pribadi memerlukan mitigasi melalui kebijakan dan infrastruktur yang kuat. BI berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan melalui bauran kebijakan yang adaptif, terutama untuk menghadapi risiko globa, ketidakpastian geopolitik, dan dinamika ekonomi internasional.

Dalam ekonomi nasional Filaningsih Hendarta menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diproyeksikan berada di kisaran 4,7% hingga 5,5%, dengan inflasi yang terkendali pada 1,84% year-on-year pada bulan September 2024. Investasi dan ekspor non-migas tetap kuat, meskipun konsumsi rumah tangga dari kelompok menengah kebawah memerlukan perhatian khusus.

Bank Indonesia mengambil langkah strategis dengan mempertahankan suku bunga BI di level 6% pada bulan Oktober 2024 , meskipun ada ruang untuk penurunan lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengantisipasi risiko global. Selain itu Bank Indonesia menggelontorkan likuiditas sebesar Rp. 256 triliun kepada perbankan untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor strategis guna memacu pertumbuhan ekonomi

Jadi Kesimpulanya, Bank Indonesia (BI) telah menunjukan kepemimpinan yang strategis dalam mendorong digitalisasi sistem pembayaran melalui inovasi seperti QRIS dan BI-Fast. Langkah ini tidak hanya mempermudah transaksi Masyarakat, tetapi juga memperkuat inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun begitu, tantangan seperti keamanan data dan akses digital yang merata tetap menjadi perhatian.

Menurut anda, bagaimana digitalisasi ini bisa lebih optimal mendukung Masyarakat dan UMKM? Apa tantangan yang perlu segera diatasi? Bagikan pendapat anda di kolom komentar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun